Berita Utama Otomotif
Home Charging Lebih Diandalkan daripada SPKLU, Ini Penjelasan PLN
Home charging menjadi salah satu cara untuk mengisi daya kendaraan listrik. Apakah banyak orang yang menggunakannya?
Home charging atau pengisian daya kendaraan listrik di rumah memang bisa menjadi alternatif. Terutama buat pemilik kendaraan listrik yang mobilitasnya tidak terlalu banyak dan rutin pulang ke rumah setiap harinya.
Apalagi memang saat ini, pemerintah terus menggenjot peralihan kendaraan bahan bakar konvensional ke kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
Melalu langkah tersebut, pemerintah melalui PLN mendorong kemudahan bagi pengguna melalui layanan pengisian daya kendaraan listrik di rumah atau home charging.
Namun, jika ditelisik lebih jauh ada perbedaan perilaku antara pengguna mobil listrik dan sepeda motor listrik. Pengguna mobil listrik ternyata lebih mengandalkan fasilitas home charging atau isi baterai dari rumah.
Banyak pengguna mobil listrik memilih home charging
Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo pengguna mobil listrik lebih mengandalkan home charging. Bisa dibilang, pengguna mobil listrik lebih suka melakukan pengisian daya di rumah daripada harus ke SPKLU.
Baca juga: Lecet dan Baret Ganggu Penampilan, Ini Rekomendasi Bengkel Body Repair Jakarta
“Pada mobil listrik home charging saja sebetulnya sudah cukup, bahkan pengguna mobil listrik dalam kota umumnya tidak pakai fasilitas SPKLU, hanya di rumah sudah cukup,” tutur Darmawan.
Salah satu alasannya adalah karena penggunaan mobil listrik untuk mobilitas sehari-hari yang tidak lebih 100 kilometer. Sementara, kapasitas baterai mobil listrik mampu digunakan lebih dari 200 kilometer.
Berbeda dengan motor listrik
Namun hal ini berbeda dengan motor listrik karena memiliki jarak tempuh yang rendah. Motor listrik tidak bisa mengandalkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), sehingga bergantung pada Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Baca juga: Modifikasi Mobil Drifting Pemula, Habis Berapa?
“Mobil listrik bisa menempuh jarak 350 kilomter sekali isi baterai, sedangkan motor cuma sekitar 50 kilometer,” ujar Darmawan dikutip Kompas.com. Darmawan mengatakan jika kebutuhan SPKLU untuk mobil listrik itu sangat kecil dibandingkan home charging.
“Tapi untuk motor listrik sekali cas hanya 50 kilometer. Artinya pada ojek online bisa dua sampai tiga kali ngecas jika menempuh jarak 120 kilometer per hari,” tutur Darmawan.
PLN melihat fenomena ini menjadi tantangan sehingga diperlukan kesamaan visi dari produsen motor listrik. Hingga kini belum ada standardisasi mengenai baterai, serta aplikasi yang berbeda-beda antar merek.
Keunggulan home charging mobil listrik
Mobil listrik ini layaknya handphone dimana pengisian daya dilakukan pada malam hari di rumah masing-masing. Sedangkan SPKLU dibutuhkan ketika perjalanan jarak jauh.
Baca juga: Harga Toyota Yaris Cross Resmi Diumumkan, Yuk Cek Langsung Selengkapnya
PLN mengungkapkan setiap pembelian kendaraan listrik akan langsung mendapatkan layanan pemasangan home charging secara gratis dari PLN. PLN turut memberikan promo bagi pemilik mobil listrik, untuk penyambungan baru pengisian daya di rumah.
Promo bertajuk Super Everyday ini, dapat diikuti semua golongan tarif pelanggan PLN. Dengan rincian pelanggan tegangan rendah (TR) 1 Fasa sampai dengan daya 7.700 VA dan Pelanggan TR 3 Fasa sampai dengan daya 13.200 VA.
Melalui promo tersebut, pelanggan mendapatkan harga spesial penyambungan listrik. Nantinya pelanggan 1 Fasa dengan pilihan daya akhir 7.700 VA hanya membayar Rp850 ribu dari harga normal sekitar Rp7,49 juta.
Baca juga: Daihatsu Terios Facelift Meluncur, Apa Saja Bagian yang Diperbarui?
Jadi, bagaimana menurut kalian lebih memilih home charging atau melalui SPKLU?