Berita Terbaru
Luhut Imbau Penggunaan Mobil Listrik Demi Kurangi Polusi Udara Jakarta
Polusi udara di Jakarta semakin merisaukan, Luhut Binsar sarankan untuk mengganti kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
Seperti diketahui, polusi udara di Kota Jakarta yang disebabkan asap kendaraan semakin tinggi. Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di Jakarta, untuk menggunakan mobil listrik.
Luhut mengatakan hal ini dalam pembukaan acara LPS Monas Half Marathon di Pintu Barat Daya Monas, Jakarta, Minggu (2/7). Katanya, mengganti mobil konvensional dengan mobil listrik bisa menekan volume polusi udara.
Mobil listrik untuk atasi polusi udara
“Tadi kita diskusi sama Pak Gubernur (Pj Heru Budi Hartono) bagaimana mempercepat populasi motor listrik, mobil listrik, supaya kualitas udara di DKI ini jauh lebih baik,” kata Luhut yang juga turut hadir bersama Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Terus Menurun, Apa Langkah Antisipasi dari Pemerintah?
Luhut juga mengatakan, salah satu tujuan percepatan populasi kendaraan listrik selain menekan polutan adalah juga untuk memperbaiki kualitas udara dan lingkungan Jakarta yang kemudian berdampak pada mendukung kegiatan pelari.
“Lari itu menyangkut soal lingkungan, karena orang tidak mau lari kalau kualitasnya nggak baik,” katanya.
Sejauh ini, kata Luhut, pemerintah terus bersinergi dengan organisasi olahraga internasional untuk menumbuhkan minat kompetisi sekaligus memperkenalkan iklim olahraga lari. Salah satunya dengan menggelar kegiatan-kegiatan maraton tingkat nasional. Bahkan ada sejumlah asosiasi atletik mancanegara yang sudah diminta untuk berpartisipasi aktif dengan mengirimkan atletnya ke Indonesia.
Baca juga: Kereta Cepat Siap Operasi, Ini Lokasi Wisata Bandung Wajib Dikunjungi
“Tadi ada pelari-pelari dari Afrika. Saya juga sudah kontak Presiden Atletik Kenya untuk, nanti tahap berikutnya ,mereka kirim salah satu atlet. Mungkin nanti (maraton) di Bali kita tawarkan,” terang Luhut, yang juga berprofesi sebagai Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI).
Solusi lain atasi polusi udara
Masih menyoal polusi udara di Kota Jakarta, di tempat terpisah Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menegaskan, pemerintah telah melakukan berbagai cara salah satunya dengan terus melakukan pemantauan dan patroli.
“Koordinasi, kemudian di lapangan dilakukan pemantau cuaca, pemadaman, patroli dan sebagainya termasuk polisi sudah gerak,” kata Alue.
Baca juga: Catat Tiga Jenis Sanksi Bagi Pemilik Kendaraan yang Tidak Uji Emisi
Alue juga sangat mendukung program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tidak mengizinkan kendaraan yang tidak lulus emisi untuk parkir di beberapa lahan parkir dan atau memberikan denda parkir lebih mahal (disinsentif). Juga menyarankan masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan berbasis BBM dan membatasi usia kendaraan.
Kendaraan berbasis BBM dengan polutan adalah kendaraan yang menghasilkan gas buang berbahan kimia atau material yang dapat merusak lingkungan –selain udara, juga tanah, air, dan lainnya. Ini berasal dari BBM kendaraan konvensional yang banyak digunakan saat ini.
Seperti diketahui bersama, bagi lingkungan, dampak dari polutan adalah merusak pernapasan, gangguan saraf, gangguan produksi dan masih banyak lagi.
Baca juga: Menebak Harga Bioetanol yang Disebut Lebih Baik Ketimbang Pertamax
“Kita batasi usia kendaraannya, itu penting. Dan beri insentif bagi yang lolos emisi, masih prioritas parkir murah, dan sebagainya. Dan bagi yang tidak, boleh parkir dan bayar mahal,” katanya lagi.
Sementara Heru mengatakan, akan mengikuti langkah-langkah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK) dalam mengatasi permasalahan polusi udara di Ibu Kota.
Dalam jangka pendek, rutin menanam pohon, penggunaan mesin listrik pada moda transportasi TransJakarta, hingga mengalihkan kendaraan dinas ke kendaraan listrik. Sementara untuk jangka panjang, mengusahakan menambah ruang terbuka hijau (RTH).
Baca juga: Pemutihan Pajak Kendaraan di Jawa Barat Akan Diberlakukan, Catat Tanggalnya
“Tiap minggu nanam pohon. Diusahakan RTH-nya bertambah, itu jangka menengah. Jangka pendeknya Pemda dengan Transjakarta gunakan bus listrik dan kendaraan dinas secara bertahap menggunakan kendaraan listrik,” terang Heru.
Emisi karbon mobil listrik juga tinggi?
Banyak yang mengkritik percepatan kendaraan listrik ini bukan solusi mengatasi polusi udara karena jumlah emisi karbon yang dihasilkan mobil listrik juga cukup tinggi. Luhut menampik hal tersebut.
Menurutnya, operasional mobil listrik masih bersumber dari energi kotor atau batu bara. Dan dengan adanya Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia, mobil listrik nasional bakal menggunakan energi bersih sepenuhnya di waktu mendatang.
Baca juga: Inilah 3 Fakta BBM Bioetanol yang Akan Segera Diluncurkan Pertamina
“Kalau ada yang mengkritik pengeluaran mobil listrik misalnya, memang ada penggunaan coal atau batu bara. Tapi kalau di titik sekarang sudah masuk JETP, semua kita lakukan (untuk transisi penuh) dan itu oleh anak-anak muda Indonesia yang melakukan. Kita belajar dengan negara-negara yang lebih maju dari kita,” tegas Luhut sebelumnya (29/5).
Setiap orang harus sadar bahwa polusi udara membahayakan lingkungan, dan diperlukan komitmen bersama untuk mengatasi hal ini. Yuk dukung percepatan kendaraan listrik jadi solusi mujarab dalam mengatasi polusi udara, khususnya di kota-kota besar.