Otomotif
3 Faktor yang Menjadi Penyebab Kecelakaan di Tol Cipularang
Tol Cipularang disebut sebagai tol yang rawan kecelakaan. Namun, apa yang menyebabkan kecelakaan di tol tersebut?
Sebagai jalanan bebas hambatan, tol sering dimanfaatkan untuk menghindari kemacetan. Banyak orang yang lebih memilih menggunakan jalur tol ini agar bisa cepat sampai tujuan.
Namun, jalan yang dibangun khusus roda empat dan bertujuan untuk mempercepat mobilisasi pengemudi ini terkadang menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Salah satunya seperti di tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-dan Padalarang).
Tol yang dibangun sejak tahun 2003 ini menjadi akses tercepat untuk menjangkau kawasan Bandung atau Purwakarta. Disinyalir, tol ini sering memakan korban lantaran kecelakaan, terlebih ketika arus mudik berlangsung.
Baca juga: 5 Hal Wajib yang Diketahui Saat Melewati Tol Layang Cikampek
Pemerintah dan masyarakat pun penasaran soal penyebab terjadinya kecelakaan di jalur tersebut. Berbagai spekulasi bermunculan, seperti faktor manusia hingga pengaruh “hal lain” yang menjadi penyebab kecelakaan itu.
Meski begitu, di balik spekulasi yang ada, sebenarnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan di jalan tol Cipularang yang harus menjadi perhatian bersama.
Kontur jalan
Seperti yang diketahui, tol Cipularang adalah salah satu tol yang pembangunannya membelah Gunung Hejo. Kontur Gunung yang berkelok dan terjal menjadi cikal bakal jalanan tol Cipularang yang saat ini kamu ketahui.
Banyak jalur menukik serta menikung yang berpotensi membahayakan pengemudi. Bila mobil dikendarai dengan kecepatan tinggi atau bermuatan lebih, akan memperbesar resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan mobil tergelincir atau menabrak kendaraan lain.
Contohnya di kilometer 90 hingga 100 yang disebut sebagai blackspot Cipularang karena menjadi lokasi yang rawan kecelakaan. Hal itu terjadi karena kombinasi kontur yang terbilang berbahaya, yakni kontur tanjakan, turunan terjal, dan tikungan tajam.
Sehingga, apabila pengemudi tidak berhati-hati di lokasi tersebut, mobil bisa saja tergelincir atau menabrak marka jalan.
Lokasi pembangunan
Karena pembangunan tol Cipularang berada di antara dua badan Gunung Hejo yang dibelah dua, maka bahu jalan bisa menjadi penyumbang terjadinya kecelakaan lantaran bencana longsor.
Penyelidik Bumi PVMBG Badan Geologi, Anjar Heriwaseso, menjelaskan hasil kajiannya tentang gerakan tanah di bahu tol Cipularang. Menurutnya, tanah tol Cipularang dapat bergerak, baik bergerak cepat maupun lambat, yang bisa menyebabkan longsor, retakan, atau amblas.
Baca juga: Mungkin Ini Bisa Jadi Pencegah Kecelakaan di Tol Cipularang
Guna mengatasi hal itu, pemerintah mengalihkan jalan untuk kendaraan golongan II, III, IV, dan V. Pengalihan jalan tersebut diketahui akan berlangsung selama tujuh hari sampai permasalahan tersebut dapat diatasi.
Fasilitas jalan
Selain masalah kontur jalan, penerangan di jalan tol Cipularang juga dinilai kurang optimal. Jalan tol yang berada di tengah gunung sering berkabut sehingga bisa mengganggu stabilitas pandangan pengemudi.
Fasilitas jalan yang kurang optimal dalam mendukung keselamatan pengemudi dapat kamu lihat juga di sepanjang kilometer 90 sampai 100. Pasalnya, di area ini, selain konturnya berbahaya dan kabut yang sering turun, penerangannya juga kurang memadai.
Baca juga: Pemandangan Gerbang Tol Salatiga Jadi Fenomena Baru Bagi Masyarakat
Pengendara harus memaksimalkan pandangan guna melihat jalanan yang ada di depannya. Belum lagi cahaya yang sering tertutup kabut sehingga menyulitkan aktivitas mengemudi.
Maka dari itu, sebagai upaya mengatasi kecelakaan yang sering terjadi di tol Cipularang, kamu perlu berhati-hati dengan memperhatikan kecepatan laju kendaraan serta memahami situasi jalanan.
Kamu juga perlu periksa kembali barang yang kamu bawa. Jangan sampai kelebihan muat karena bisa membahayakan dirimu, penumpang, dan kendaraan lain.