Keuangan
Alasan Mengapa Harga Mobil Listrik Lebih Mahal
Jangan bingung jika harga mobil listrik saat ini lebih mahal ketimbang mobil konvensional. Sejumlah alasan ini jadi faktornya.
Saat ini harga mobil listrik memang lebih mahal dari mobil konvensional. Padahal, pemerintah sudah memudahkan dan memberi insentif untuk industrinya.
Ternyata ada sejumlah faktor penting yang menyebabkan harga mobil listrik tetap tinggi. Apa saja faktornya?
Baterai penentu harga
Menurut Kementerian Perindustrian, faktor utama yang membuat harga mobil listrik menjadi tinggi adalah komponen baterai di dalamnya.
Baca juga: Bagaimana Sih Aturan Mobil Listrik di Indonesia?
Merilis data dari Bloomberg New Energy Finance (NEF), lebih dari 50 persen harga baterai kendaraan listrik tersebut didominasi oleh katoda. Komponen ini terdiri dari lithium, kobalt, nikel, dan mangan. Keempatnya menjadi penentu kapasitas dan daya dari baterai tersebut.
Komponen lain adalah anoda yang terbuat dari grafit, menyumbang harga baterai sampai 12 persen. Lalu separator, komponen pemisah katoda dan anoda menyumbang sekitar 7 persen.
Tempat baterai yang biasanya terbuat dari baja atau aluminium ikut menyumbang sekitar 3 persen. Terakhir adalah elektrolit, sebagai pembawa ion lithium dari katoda ke anoda, menyumbang tingginya harga baterai sekitar 4 persen.
Lalu berapa mahal sih sebenarnya harga sebuah baterai mobil listrik?
Harga baterai
Saat ini harga baterai mobil listrik disebut USD 209 per kilowatt-hour (kWh). Jumlah ini sebenarnya telah turun karena pada tahun 2010 lalu masih senilai USD 1.000 per kWh.
Baca juga: Mobil Listrik Toyota di Bali, Ada Apa Saja Sih?
Dengan harga tersebut, maka dapat diperkirakan harga baterai mobil listrik jenis Tesla misalnya. Dengan kapasitas baterai 90 kilowatt hour, dikalikan USD 209 hasilnya USD 18.810. Jika dirupiahkan (kurs Dollar AS Rp 14.981), maka harga baterainya saja menyentuh Rp 281,7 juta!
Selain baterai, ada juga faktor lain yang membuat harga mobil listrik tinggi. Apa itu?
Faktor lain
Hal yang tidak bisa dilupakan adalah mahalnya ongkos manufaktur dan depresiasi. Seperti diketahui, saat ini industri pembuatan baterai terbesar didominasi oleh China. Lalu, kebanyakan mobil listrik masih didatangkan dengan sistem complete build up (CBU) dari luar negeri.
Baca juga: Sering Diabaikan, Yuk Cek Ban Serep Mobil Sekarang!
Karena hampir semua komponen masih sepenuhnya bergantung pada impor, hal ini jelas mengakibatkan harga mobil listrik di Tanah Air tetap tinggi.
Untuk itulah pemerintah terus menggenjot sejumlah kebijakan demi mendukung tumbuhnya ekosistem bagi perkembangan teknologi mobil listrik. Lalu, apa saja yang menjadi fokus pemerintah saat ini?
Industri nasional
Dari sisi kebijakan, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Baca juga: Perlukah Mengganti Kaca Film Mobil Bonus dari Dealer?
Menurut presiden, kebijakan ini akan mendukung perkembangan industri mobil listrik nasional utamanya dari sisi produsen. Kebijakan ini dinilai tepat, apalagi Indonesia diketahui memiliki cadangan sumber daya alam untuk kobalt, mangan dan nikel sebagai bahan utama pembuatan baterai mobil listrik.
Sebagai informasi, saat ini tengah berlangsung pembangunan pabrik baterai PT HKML Battery Indonesia di Karawang, Jawa Barat. Pabrik diperkirakan siap berproduksi pada tahun 2023, dengan kapasitas produksi sel baterai EV mencapai 10 Giga-Watt Hour (GWh) per tahun.
Lalu, peraturan pendukung kedua yang diharapkan juga akan menjadi pendorong bangkitnya ekosistem tersebut adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2013 yang terkait dengan sistem fiskal perpajakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).
Aturan ini nantinya akan memberikan insentif PPnBM menjadi 0 bagi kendaraan full electric vehicle dan fuel cell, sehingga diharapkan dapat membantu tumbuhnya gairah masyarakat untuk membeli mobil berbasis listrik.
Baca juga: Rekomendasi Kredit Mobil Toyota Teringan 2022, Dijamin Hemat!
Jika nantinya penjualan mobil dan motor listrik semakin massal, apakah infrastruktur pendukungnya telah siap?
Infrastruktur pendukung
Menyikapi hal itu, pemerintah pusat juga gencar mengadakan pembangunan infrastruktur seperti memperbanyak stasiun pengisian daya, pembangunan pembangkit listrik skala besar dan lain sebagainya.
Baca juga: Berapa Sih Harga Aki Mobil Toyota Berdasarkan Jenisnya?
Sementara untuk bersinergi dengan pusat, pemerintah provinsi DKI Jakarta juga memberikan stimulus yaitu memberikan bebas pajak BBN-KB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor).
Hal ini dituangkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 3 Tahun 2020, tentang insentif pajak bea balik nama kendaraan bermotor berbasis baterai.
Kendaraan listrik juga dibebaskan untuk melintasi jalur ganjil genap, mendapatkan diskon tarif parkir di gedung perkantoran serta mall di kawasan Jakarta.
Jadi, meski saat ini masih mahal, diharapkan dalam tahun-tahun ke depan harga mobil listrik bisa semakin terjangkau. Dengan semakin murahnya harga, masyarakat diharapkan mau mengganti moda transportasinya ke mobil dan motor listrik.
Melihat banyaknya insentif yang diberikan pemerintah, jelas menggunakan kendaraan listrik tentu akan sangat menguntungkan! Gimana? Setuju kan menggunakan mobil listrik untuk kebaikan bersama?