Keuangan
Alasan Pajak Moge Lebih Mahal dari Mobil di Indonesia
Pajak moge sangat mahal, bahkan angkanya ditaksir bisa melebihi dari pajak mobil yang beredar di Indonesia. Alasannya apa yah?
Bicara soal pajak moge alias motor gede di Indonesia, tentu langsung terbesit dalam pikiran kita kalau pasti pajaknya itu mahal.
Pajak moge di Indonesia rata-rata memang mahal, jauh di atas harga motor-motor di negara lainnya. Mulai dari ratusan juta, bahkan sampai miliaran rupiah.
Lantas kenapa pajak moge di Indonesia bisa jauh lebih mahal dari negara lain? Salah satu penyebab mahalnya harga moge di Indonesia adalah karena banyaknya komponen pajak lainnya yang diperlakukan di Tanah Air.
Seperti kita tahu rata-rata, moge yang dijual di Indonesia didatangkan secara impor dari luar negeri. Pada 2014 lalu, pemerintah menetapkan pemberlakuan PPNBM, atau pajak penjualan barang mewah.
Besaran pajak moge di Indonesia
Khusus moge, pemerintah Indonesia kasih beberapa pajak tambahan. Tujuan utamanya agar jumlah impor motor mewah bisa dikendalikan.
Berikut landasan hukum dan isi dari peraturan yang mengatur pajak moge di Tanah Air:
- Salah satu instrumennya adalah Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh 22). Peraturan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 92/PMK.03/2019.
- Khusus untuk roda dua, dikatakan kurang lebih barang yang tergolong sangat mewah adalah kendaraan bermotor roda dua dan tiga, dengan harga jual lebih dari Rp300 juta. atau dengan kapasitas silinder lebih dari 250 cc.
- Sementara, untuk tarif PPh 22 dijelaskan dalam pasal 2 ayat (2) huruf b. Disebutkan dalam aturan tersebut kendaraan roda dua yang harga jualnya lebih dari Rp300 juta adalah 5% dari harga jual, tidak mencakup Pajak Pertambahan Nilai dan PPnBM.
- Nilai dari PPnBM sendiri mencapai sekitar 95% dari nilai impor awal. Kemudian, untuk moge ditambah dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dari nilai impor Barang Kena Pajak (BKP).
Baca juga: Berapa Pajak Tahunan Moge? Begini Cara Menghitungnya
Jadi selain soal besaran kapasitas mesin, kalau harga jual sebuah motor dari supplier ke luar negeri sana sudah di atas 300 juta, maka juga akan kena besaran pajak yang sama.
Pajak moge buat harga motor lebih mahal
Itulah sebabnya kenapa harga moge di Indonesia, jauh lebih mahal dari negara lain. Sebagai contoh Honda CBR600RR yang dipasarkan di Tanah Air oleh PT Astra Honda Motor (AHM) dengan harga Rp 575 juta on the road Jakarta.
Itu artinya dengan membayar uang segitu, kalian sudah siap menunggangi motor nih di jalanan Indonesia. Tanpa repot mengurus surat-surat dan lainnya lagi.
Sedangkan di Amerika sana CBR650R ditawarkan dengan harga Rp11.999 Dollar. Berdasarkan harga eceran yang disarankan, kalau kita rupiahkan menjadi sekitar Rp179,3 juta.
Ini artinya hampir tiga kali lipatnya, setelah masuk ke Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa pajak dan pengurusan.
Seperti yang telah dijabarkan tadi. Nah sekarang sudah mengerti kan, kenapa harga moge di Indonesia jauh lebih mahal dari harga di luar negeri sana.
Lalu apa yang menyebabkan pemerintah menerapkan pajak sebesar itu untuk moge di Indonesia? Tentu saja ada tujuan, salah satunya untuk menambah penerimaan pajak negara.
Meskipun begitu, hal itu bukan menjadi pertimbangan utama dalam menerapkan pajak besar pada barang mewah ini.
PPNBM dikenal sebagai faktor penyeimbang, yaitu fungsi keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen berpenghasilan rendah, dan konsumen berpenghasilan tinggi.
PPNBM juga dapat mengendalikan pola konsumsi atas barang kena pajak yang tergolong mewah. Pajak ini juga bertujuan untuk melindungi motor yang diproduksi di dalam negeri.
Pajak moge tinggi agar produk lokal punya daya saing
Secara langsung memberikan dampak ekonomi, karena tentu orang-orang Indonesia jika harga motor impor sama dengan motor produksi lokal, ya tentu saja akan banyak beli motor impor.
Alhasil produksi lokal akan kurang laku, dan karyawan pabrik motor akan menganggur. Pajak barang mewah yang tinggi juga berdampak pada bisnis penjualan motor bekas, supaya tetap lancer.
Kemudian terakhir, kalau harga moge murah maka akan banyak yang memiliki dan sedikit banyak berpengaruh pada jumlah pemakaian BBM di Indonesia.
Seperti diketahui moge itu terkenal rakus akan bensin ya. Kalau belinya Pertamax Plus semua, kalau pakai Pertalite kan artinya tidak tepat sasaran.
Karena pengendara moge umumnya adalah orang mampu, dan pemakaian motornya bukankah hal yang bersifat produktif.
Baca juga: Cara Menghitung Pajak Motor di STNK, Begini Rumusnya
Lalu pertanyaannya lagi kenapa pabrikan seperti Honda atau Yamaha kok tidak produksi moge di Indonesia saja? Supaya harganya bisa ditekan dan bisa menyerap tenaga kerja.
Kalau mereka mau sebetulnya bisa saja, seperti Honda misalnya yang sudah memproduksi CBR250R di dalam negeri.
Namun masalahnya, sampai saat ini permintaan soal moge di Indonesia ini cenderung masih sangat sedikit.
Untuk membuat produk baru harus menyiapkan banyak hal, dan memerlukan biaya yang sangat besar. Jadi saat ini belum layak kalau produksi moge di dalam negeri.
Nah itu dia, jadi pembahasan SEVA soal kenapa moge ke Indonesia jadi lebih mahal dari negara-negara lain. Kalau ada yang kurang dan yang salah tolong dikoreksi.