Baru
ASN Jakarta WFH 3 Bulan, Kepadatan Lalin Turun Kurang Signifikan
Kebijakan WFH ASN DKI Jakarta perlu dievaluasi karena dampaknya tidak berpengaruh dalam mengurangi macet dan polusi udara.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerapkan work from home (WFH) selama tiga bulan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN). Tujuan dari WFH ASN adalah tak lain sebagai upaya mengurangi kemacetan dan polusi udara yang beberapa waktu lalu padat menggelayut di langit Jakarta.
Apakah upaya ini membuahkan hasil signifikan?
Laporan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, data penurunan volume lalu lintas (lalin) selama 3 bulan penerapan kebijakan WFH hanya berkurang rata-rata 0,6 persen.
Baca juga: Penyebab Polusi Udara Bukan Kendaraan Bermotor, Ini Penjelasan Kemenperin
Dijelaskan Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo, volume lalin selama WFH adalah 6.800.992. Sementara itu sebelum WFH adalah 6.843.838. Itu artinya, pengurangan yang terjadi hanya 42.864 atau sekitar 0,6 persen saja.
Imbas ASN WFH
“Rata-rata volume lalu lintas selama penerapan WFH ASN adalah sebesar 6.800.992 kendaraan per hari atau turun 0,63% (turun 42.846 kendaraan per hari) dibandingkan dengan masa sebelum penerapan WFH dengan rata-rata volume lalu lintas 6.843.838 kendaraan per hari,” kata Syafrin dalam keterangan dikutip dari Detik.com, (24/10).
WFH 50 persen bagi ASN Pemprov DKI Jakarta ini sudah diterapkan sejak 21 Agustus dan berakhir pada 20 Oktober 2023 kemarin. Kebijakan ini tertuang dalam SE MenpanRB Nomor 17 Tahun 2023.
Baca juga: Harga Kredit Isuzu D-MAX, Bagaimana Simulasi Kreditnya?
Tanggal 4-7 September 2023, saat kegiatan KTT ke-43 ASEAN dilaksanakan, kebijakan untuk para ASN adalah WFH berkapasitas 75 persen.
Pembatasan operasional angkutan barang pada ruas jalan tol DKI Jakarta juga diberlakukan 5-7 September 2023 (SK Kaban BPTJ Nomor KP-BPTJ 221 tahun 2023).
Rekayasa operasional
Pembatasan operasional angkutan barang pada ruas jalan tol di wilayah Provinsi DKI Jakarta ini juga dilakukan untuk menekan kemacetan dan polusi udara.
Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Pegas Pada Mobil
Dishub DKI juga membuat perbandingan volume lalu lintas harian tanpa diterapkan WFH dengan kinerja lalin selama WFH periode 21-31 Agustus, 1-30 September, dan 1-20 Oktober. Perbandingan tersebut dilakukan dengan bantuan pantauan dari 49 titik Sensor Traffic Counting Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Berikut ini hasilnya di periode 21 Agustus-20 Oktober 2023:
- Volume lalin puncak (peak) kepadatan pagi pukul 06.00-10.00 selama WFH ASN sebesar 1.829.492 kendaraan per hari atau turun 1,48 persen. Turun 27.483 kendaraan per hari dibandingkan dengan masa sebelum penerapan WFH dengan rata-rata volume lalin 1.856.975 kendaraan per hari.
- Volume lalin pada peak sore pukul 16.00-20.00 sebesar 1.739.979 kendaraan per hari atau turun 0,46 persen. Turun 8.041 kendaraan per hari dibandingkan dengan masa sebelum penerapan WFH dengan rata-rata volume lalin 1.748.020 kendaraan per hari.
WFH bagi ASN perlu dikaji ulang
Pantauan lain yang dilakukan Dishub juga terjadi pada lalin kendaraan yang masuk ke dalam wilayah Jakarta. Seperti yang dilakukan pada periode 21 Agustus-20 Oktober 2023 melalui 15 titik Sensor Traffic Counting Dishub.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Terus Menurun, Apa Langkah Antisipasi dari Pemerintah?
Hasilnya, volume lalin terjadi sebesar 950.313 kendaraan per hari. Artinya terjadi penurunan 0,46 persen atau 4.392 kendaraan per hari dibandingkan masa sebelum WFH dengan rata-rata volume 954.705 kendaraan per hari.
Volume lalin peak pagi pukul 06.00-10.00 rata-rata 307.532 kendaraan per hari, naik 0,09 persen (naik sebanyak 277 kendaraan) dibandingkan sebelum WFH hanya 307.255 kendaraan.
Apakah ini artinya WFH yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta pada ASN di lingkungannya sia-sia? Artinya, tidak berdampak besar dalam mengurangi polusi udara dan juga macet di Kota Jakarta.
Sepertinya Pemprov DKI Jakarta perlu mengevaluasi kebijakan ini agar lebih menghasilkan dampak yang lebih besar. Bagaimana menurut kamu, perlukah kebijakan WFH bagi ASN ini dilanjutkan?