Tips & Rekomendasi
Ban Mobil Pakai Cairan Anti Bocor, Ternyata Banyak Minusnya
Penggunaan cairan anti bocor dianggap bisa mengurangi ban bocor ketika tertusuk benda tajam. Namun, apakah memang benar?
Biasanya cairan anti bocor sering dianggap sebagai solusi mudah untuk menambal lubang di ban mobil. Tidak hanya itu saja, penggunaan cairan ini juga secara umum akan lebih mudah jika dibandingkan dengan harus mengganti ban serep.
Untuk menggunakannya, cukup suntikkan cairan tersebut ke dalam ban melalui pentil mobil. Bahannya terbuat dari fiber, karet, dan lem dan nantinya akan menutup secara otomatis di celah atau lubang yang ada pada ban mobil.
Kegunaan cairan anti bocor
Penggunaan cairan anti bocor ini bisa melindungi ban dari tusukan benda tajam. Biasanya digunakan pada ban tubeless yang bisa membantu mengatasi kebocoran jika lubang yang terbentuk cukup besar.
Baca juga: Tips Memilih Ban Mobil Terbaik untuk Perjalanan Jauh dan Mudik
Dengan penggunaan ban tubeless ini biasanya masih ada sisa tekanan angin ban sehingga tidak langsung bocor. Biasanya cairan ini juga digunakan ketika mobil akan dikendarai dalam jarak jauh atau memacu mobil dalam kecepatan tinggi.
Harga cairan anti bocor sendiri cukup terjangkau dan memang beragam. Jika membeli di e-commerce harganya berkisar dari Rp50 ribu sampai dengan Rp75 ribu, tetapi ada juga yang menjualnya seharga Rp20 ribu saja.
Dampak yang ditimbulkan pada velg mobil
Meskipun bisa memudahkan ban mobil yang mengalami bocor, ternyata penggunaan cairan anti bocor ini bisa berdampak pada velg. Ini karena cairan tersebut memiliki kandungan pH yang dapat menyebabkan velg berkarat.
Baca juga: Kunci Mobil Hilang? Ini Syarat dan Cara Duplikat Kunci agar Aman
Kandungan pH adalah tingkatan asam basa yang digandeng dalam mineral. Jika kandungan tersebut terlalu tinggi maka akan menimbulkan karat, terutama pada bagian besi yang biasa terdapat di velg mobil.
Menyebabkan gumpalanÂ
Selain menyebabkan karat pada velg mobil, penggunaan cairan yang terlalu banyak juga bisa menyisakan gumpalan. Gumpalan ini bisa menyebabkan sumbatan karena cairan yang menyusup ke sela-sela pentil.
Gumpalan ini bisa menyebabkan kenyamanan saat berkendara akan menjadi lebih berkurang dan ban mobil tidak seimbang. Itulah mengapa penggunaannya disarankan harus mengganti cairan setiap 6 bulan berikut pentilnya.
Baca juga: Berapa Jarak Ideal Pengereman Mobil Agar Terhindar dari Kecelakaan
Untuk itu, dalam penggunaan cairan anti bocor ini bisa perlu lebih selektif dan sesuai dengan spesifikasinya. Penggunaannya digunakan pada ban jenis soft atau medium karena ban dengan karakter keras hanya akan menjadi lebih keras.
Gunakan cairan anti bocor hanya saat terdesak
Penggunaan cairan anti bocor ini pada dasarnya tidak begitu mendesak. Apalagi jika ban serep yang digunakan ukurannya full size sehingga tidak akan mengurangi rasa kenyamanan dan performa ban mobil itu sendiri.
Apalagi jika menggunakan ban tubeless, metode tambal manual lebih direkomendasikan. Saat ini sudah banyak bengkel ban mobil yang menyediakan jasa menambal ban tip top dari dalam.
Baca juga: Jenis Minyak Rem Mobil dan Perbedaannya, Jangan Salah Isi!
Metode ini merupakan metode menempelkan sejenis rubber patch di lubang dari bagian dalam. Metode ini juga dianggap lebih aman jika dibandingkan tambal ban biasa dan tentunya lebih efektif
Jadi, buat kamu yang ingin mengatasi ban mobil yang bocor sebaiknya tidak perlu terlalu mengandalkan cairan ini ya. Pertimbangkan lebih matang terlebih dulu jika ingin menggunakannya dan pastikan ban mobil sudah sesuai ya.