Berita Utama Otomotif
Benarkah Kuota Bensin Solar dan Pertalite Bakal Habis Tahun Ini?
Kabar kuota Solar dan Pertalite habis sudah diklarifikasi oleh pemerintah. Lantas apa yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi?
Kabar mengenai Solar dan Pertalite habis di sejumlah SPBU yang viral belakangan ini pasti membuat masyarakat bertanya-tanya. Benarkah stok bensin bersubsidi tersebut kosong?
Sempat viral berita masyarakat kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi jenis Pertalite pada medio Agustus 2022. Kabar ini bahkan menjadi trending topic di Twitter pada tanggal 17 Agustus 2022.
Baca juga: Ngecas Mobil Listrik vs Biaya Isi Bensin, Mana Lebih Hemat?
Lalu, benarkah Solar dan Pertalite habis stoknya sehingga masyarakat mulai merasakan dampak kelangkaan kedua BBM tersebut?
Kuota Solar dan Pertalite habis
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, kuota BBM jenis Solar dan Pertalite habis ini bakal terjadi pada bulan September dan Oktober 2022!
Baca juga: Mobil di Atas 500 Juta dan Motor di Atas 50 Juta Dilarang Isi Pertalite, Benar?
Dilansir dari Kompas, pemerintah sebenarnya telah menetapkan kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter untuk tahun 2022. Namun, hingga bulan Juli 2022, realisasi konsumsi BBM ini di masyarakat sudah mencapai 16,84 juta kiloliter.
Setiap bulan, rata-rata konsumsi Pertalite di lapangan mencapai angka 2,4 juta kiloliter. Dengan acuan inilah maka diperkirakan kuota Pertalite akan habis bulan depan.
Sementara untuk BBM jenis Solar, pemerintah telah menetapkan kuotanya sebanyak 14,91 juta kiloliter untuk 2022. Sedangkan realisasi konsumsinya hingga Juli 2022 sudah mencapai 9,88 juta kiloliter.
Subsidi tidak tepat
Mantan Direktur Bank Dunia di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun ini sebesar Rp 502,4 triliun.
Dalam anggaran tersebut di dalamnya ada alokasi untuk Pertalite sebesar Rp 93 triliun dan alokasi untuk Solar sebesar Rp 143 triliun. Namun dalam praktiknya, subsidi tersebut tidak tepat guna karena hanya sebagian kecil masyarakat yang menikmatinya.
Baca juga: Aturan Isi BBM di SPBU, Biar Semua Nyaman
Dari alokasi subsidi Pertalite Rp 93 triliun, ternyata sebanyak Rp 83 triliun dinikmati oleh orang kaya. Sedangkan subsidi Solar sebesar Rp 143 triliun itu sebanyak 89 persen atau Rp 127 triliunnya yang menikmati juga dunia usaha dan orang kaya.
Oleh sebab itu, jika barang yang disubsidi pada akhirnya dikonsumsi oleh orang kaya, maka sama saja artinya negara malah memberikan subsidi kepada mereka yang tidak berhak, alias tidak tepat sasaran.
Lantas bagaimana solusi menghadapi kelangkaan BBM jenis Pertalite dan Solar ini? Salah satunya dengan mengatur pembelian BBM tersebut dengan menggunakan aplikasi.
Konsumsi diatur
Saat ini pemerintah tengah menggodok revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca juga: Beli Pertalite Pakai Aplikasi MyPertamina, Bagaimana Caranya?
Jika rampung, aturan beli Pertalite dan BBM bersubsidi akan mengatur mobil dengan kapasitas mesin tertentu yang tidak boleh menikmati BBM bersubsidi. Selain itu, mobil LCGC juga tidak disarankan untuk membeli BBM Pertalite.
Tentu bukan tanpa alasan mengapa beberapa mobil tersebut dilarang beli Pertalite. Satu hal karena mobil-mobil yang berjenis LCGC ini memiliki nilai kompresi bahan bakar yang tinggi.Â
Mobil LCGC memiliki nilai kompresi di atas 10:1, yang berarti semua mesin tersebut dirancang untuk bekerja lebih optimal dengan menggunakan bahan bakar minyak RON 92 alias setara Pertamax.
Dengan memakai BBM yang tepat, maka tentu kamu dapat meningkatkan performa dari mesin kendaraan. Selain itu, kamu tidak ikut menyumbang andil dalam stok Pertalite habis di pasaran.
Baca juga: Tidak Punya Aplikasi MyPertamina, Bagaimana Cara Beli BBM Subsidi?
Nah, jika kamu memiliki salah satu dari mobil LCGC seperti Toyota New Calya, Toyota New Agya, Daihatsu Sigra dan Daihatsu New Ayla, sebaiknya mulai beralih dari BBM jenis Pertalite, supaya performa mesinnya terjaga.