Berita Utama Otomotif
Berapa Lama Transmisi Otomatis Bisa Bertahan? Ini Faktornya!
Transmisi otomatis merupakan salah satu komponen penting dalam kendaraan modern. Namun, seberapa lama transmisi ini bisa bertahan? Jawabannya tidak sederhana. Banyak faktor, baik internal maupun eksternal, yang memengaruhi keawetannya. Artikel ini akan mengupas tuntas faktor-faktor tersebut agar kamu bisa memahami cara merawat transmisi mobilmu dengan lebih baik.
Faktor Eksternal: Kebiasaan Mengemudi dan Perawatan
1. Cara Mengemudi dengan Bijak
Kebiasaan mengemudi adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi usia transmisi otomatis. Mengemudi dengan cara kasar, seperti sering menginjak pedal gas mendadak atau tidak berhenti sepenuhnya saat berpindah gigi, dapat mempercepat kerusakan. Untuk menjaga transmisi tetap awet, pastikan kamu mengemudi dengan halus.
2. Kondisi Jalan
Kondisi jalan juga memengaruhi usia transmisi. Jalanan menanjak atau berlubang meningkatkan beban pada transmisi, terutama jika mobil sering dipakai di area seperti ini. Menggunakan mode gigi yang tepat sesuai kondisi jalan dapat mengurangi stres pada sistem transmisi.
3. Penggantian Oli dan Filter Secara Reguler
Oli transmisi berfungsi melumasi dan mendinginkan komponen internal. Jika oli tidak diganti sesuai jadwal, kotoran yang menumpuk dapat menyebabkan gearbox selip. Tips praktis: ganti oli transmisi sesuai rekomendasi pabrikan, biasanya setiap 40.000–60.000 km, dan perhatikan filter oli untuk mencegah kebocoran pada oil pan.
Baca Juga : Syarat Perpanjang STNK yang Wajib Kamu Tahu
Faktor Internal: Teknologi dan Konstruksi Transmisi
1. Jenis Transmisi
Jenis transmisi otomatis juga menentukan keawetannya. Berikut urutannya berdasarkan rata-rata keawetan:
- Konvensional AT: Paling awet karena mekanismenya sederhana.
- CVT (Continuously Variable Transmission): Efisien, tetapi lebih rentan terhadap aus akibat gesekan.
- Dual-Clutch Transmission (DCT): Memiliki performa tinggi, tetapi lebih kompleks dan memerlukan perawatan ekstra.
2. Sistem Pendinginan
Sistem pendingin oli pada transmisi otomatis biasanya menggunakan udara atau air radiator. Transmisi berpendingin udara, seperti pada Toyota Innova atau BMW seri lama, lebih cocok untuk iklim tropis. Namun, jika pendinginan menggunakan air radiator, seperti pada BMW seri terbaru, kebocoran air ke transmisi dapat menyebabkan kerusakan serius.
3. Kemampuan Menahan Torsi
Setiap transmisi memiliki batas torsi yang dapat ditahan. Sebagai contoh, transmisi otomatis pada Mercedes-Benz W202 facelift (722.6) dirancang untuk menahan torsi hingga 330 Nm. Jika dipasangkan dengan mesin yang memiliki torsi lebih kecil, seperti C230, transmisi ini bisa bertahan lebih lama dibanding transmisi dengan kapasitas torsi lebih rendah.
Tips Merawat Transmisi Otomatis Agar Awet
Untuk memastikan transmisi otomatis kendaraanmu bertahan lama, perhatikan tips berikut:
- Jangan Menunda Penggantian Oli: Pastikan kamu mengganti oli transmisi tepat waktu.
- Hindari Overheat: Pastikan sistem pendingin bekerja optimal untuk menjaga suhu transmisi.
- Gunakan Mode Berkendara yang Sesuai: Hindari menggunakan mode sport secara terus-menerus pada jalan biasa.
- Kenali Gejala Awal Kerusakan: Jika kamu merasakan perpindahan gigi yang kasar, segera periksa ke bengkel.
- Hindari Beban Berlebih: Jangan memaksa mobil membawa beban yang melebihi kapasitas.
Baca Juga : Toyota Agya, Mobil Murah yang Bisa Dimodifikasi Jadi Sporty dan Gagah!
Kesimpulan
Keawetan transmisi otomatis tergantung pada berbagai faktor, mulai dari cara kamu mengemudi hingga jenis dan teknologi transmisi kendaraanmu. Dengan perawatan yang tepat, transmisi otomatis dapat bertahan hingga ratusan ribu kilometer. Jangan lupa, kamu bisa mendapatkan informasi tentang mobil dan perawatannya di SEVA, platform yang menyediakan layanan pembiayaan mobil baru dan bekas untuk merek seperti Toyota, Daihatsu, BMW, dan lainnya.