Berita Terbaru
Bioetanol Dipasarkan, Apakah Perlu Memakai Mesin Khusus?
Gaikindo menjelaskan penggunaan bahan bakar Bioetanol tak membutuhkan kendaraan flexy engine. Ini penjelasan selengkapnya.
Setelah mengumumkan bioetanol sebagai produk terbarunya, PT Pertamina (Persero) akan memasarkan campuran Pertamax dengan Etanol 5 persen ini mulai bulan depan di beberapa SPBU.
Rencana Pertamina menjual Bioetanol di SPBU ini disambut baik oleh perusahaan-perusahaan kendaraan dan otomotif di Tanah Air.
Tidak perlu flexy engine
Aplikasi bahan bakar Bioetanol ternyata butuh beberapa penyesuaian pada sektor mesin mobil atau yang disebut dengan istilah flexy engine. Itu karena, biodiesel memiliki kandungan detergen yang mampu mengangkat kotoran pada sistem bahan bakar sehingga terkumpul di filter. Itulah mengapa masa pakai filter jadi lebih pendek.
Baca juga: Bioetanol Siap Dipasarkan Pertamina, Apa Keunggulannya?
Istilah flexy engine adalah mobil yang menggunakan dua campuran bahan bakar, dalam hal ini bensin dan etanol.
Melihat hal ini, apakah penggunaan Bioetanol di dalam negeri sudah siap? Bagaimana respons dari produsen kendaraan?
Jika melihat fakta, pabrik Toyota di Indonesia sebenarnya sudah memproduksi mesin untuk bahan bakar terbarukan. Director of Administration and External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, pernah mengungkapkan hal tersebut.]
Baca juga: Salah Satu Kendala Konversi Mobil Listrik, Karena Biaya Mahal?
“Sebenarnya di Toyota sudah memproduksi engine bioetanol cuma etanolnya di Indonesia nggak ada, jadi kita ekspor ke Amerika,” terang Bob.
Dalam catatan Detikcom, sejak tahun 2010 lalu TMMIN telah dipercaya oleh prinsipal untuk mengisi pasar mesin berbahan bakar ethanol untuk pasar Amerika Latin, yakni Argentina dan Brazil. Salah satu mesinnya yakni tipe 2TR-FFV berkapasitas 2.694 cc dan digunakan oleh Toyota Hilux.
Untuk mobil di Indonesia, Bob Azam, menyebutkan varian Toyota Avanza, Veloz, dan Agya sudah bisa menenggak bahan bakar bioetanol dengan syarat kadar campuran etanol maksimal 5 persen.
Baca juga: Tidak Punya Aplikasi MyPertamina, Bagaimana Cara Beli BBM Subsidi?
Menurut Bob, pihaknya tidak perlu melakukan penyesuaian pada mesin ketiga model tersebut untuk menyikapi strategi pemerintah.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan bahwa kendaraan berbahan bakar bensin yang ada saat ini bisa mengonsumsi Bioetanol atau bensin E5. Dengan kata lain, tidak perlu melakukan modifikasi pada mesin mobil.
Bioetanol lebih ramah lingkungan
Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum Gaikindo juga menekankan, mayoritas teknologi mesin mobil yang diproduksi saat ini sudah mampu menyerap bahan bakar nabati E5.
Baca juga: Daftar Mobil SUV Harga Rp200 Jutaan yang Bisa Melalui Berbagai Medan Jalanan
Ia juga menambahkan, rencana pemerintah mengenai Bioetanol bisa menjadi alternatif penghematan konsumsi BBM sekaligus menekan sebaran gas buang emisi karbon dari sektor transportasi dan mengurangi polusi udara.
Mengenai Bioetanol ini pemerintah sudah melakukan ujicoba sejak tahun 2018. Melalui laman resminya, Pertamina menjelaskan, Bioetanol digunakan sebagai alternatif yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Bioetanol terbukti menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibanding bahan bakar fosil, serta bisa membantu meminimalisir ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang terbatas.
Baca juga: Harga BBM Non Subsidi Serempak Turun Bulan Juni, Siapa Paling Murah?
Bioetanol merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang diproduksi dari tumbuhan (tebu) melalui proses fermentasi dan kemudian dilanjutkan dengan destilasi. Dengan mencampur hasil fermentasi ini ke bahan bakar fosil, disinyalir bisa menurunkan kadar emisi kendaraan sekaligus polusi udara.
Lantas, apa bedanya Bioetanol dengan Bio Solar? Bahan bakar Bio Solar adalah BBM alternatif yang terbuat dari campuran bahan bakar solar (diesel) berjenis organik, seperti minyak kelapa sawit, limbah tumbuhan, atau sampah organik. Bahan bakar Bio Solar ini juga dikenal sebagai Biodiesel.
Umumnya, bahan bakar ini digunakan untuk transportasi darat, khususnya kendaraan pribadi, kendaraan umum pelat kuning, kendaraan angkutan barang (bukan kendaraan angkut hasil pertambangan dan perkebunan dengan roda lebih dari 6) juga ambulans.
Baca juga: Catat Uji Emisi Gratis dari Pemprov DKI, Kapan dan Dimana?
Ayo, dukung program pemerintah dalam penggunaan Bioetanol ini. Selain bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang semakin terbatas ketersediaannya, juga mengurangi emisi gas buang dan polusi udara.
Kalau kamu bagaimana, apakah berniat mencoba Bioetanol di SPBU dekat rumahmu jika sudah diedarkan nanti?