Otomotif
Cara Kerja Sabuk Pengaman Saat Mobil Mengalami Kecelakaan
Bagaimana cara kerja sabuk pengaman saat mobil mengalami kecelakaan? Selengkapnya simak ulasan berikut ini.
Sabuk pengaman atau seat belt merupakan salah satu fitur keselamatan pada mobil yang wajib digunakan, baik oleh pengemudi maupun penumpang.
Secara umum, sabuk pengaman akan menjaga tubuh ketika terjadi hal-hal yang berbahaya saat berkendara seperti rem mendadak atau kecelakaan.
Saat ini, ada dua jenis sabuk pengaman yang sering digunakan pada mobil, yakni sabuk pengaman dua titik dan sabuk pengaman tiga titik.
Sabuk pengaman dua titik masih digunakan, biasanya untuk penumpang jok baris kedua dan ketiga. Cara kerja sabuk pengaman ini menggunakan sistem penahan yang bertumpu pada dua titik seperti halnya sabuk pangkuan ataupun sabuk diagonal.
Baca juga: SevaMagz Vol. 4: Nostalgia Mobil Tua
Sementara sabuk pengaman tiga titik lebih umum lagi digunakan pada mobil masa kini dan sudah menjadi fitur keselamatan standar.
Sabuk pengaman tiga titik ini pertama kali ditemukan pada tahun 1959 oleh Nils Bohlin saat bekerja di Volvo. Ia menyadari bahwa sabuk pengaman dua titik belum mampu untuk mencegah cedera serius pengemudi ketika membentur lingkar kemudi.
Cara kerja sabuk pengaman
Meski terlihat sederhana, sabuk pengaman terus mengalami perkembangan. Jadi sabuk pengaman bukan hanya sekedar alat yang mengikat tubuh di jok saat mobil mengalami kecelakaan.
Sabuk pengaman sistem pretensioner bekerja berdasarkan sensor yang dapat membaca gerak mobil, terutama jika ada pelambatan laju secara tiba-tiba sebagai tanda kecelakaan.
Sensor pretensioner secara otomatis akan mengencangkan sabuk pengaman jika akan terjadi benturan. Badan pengemudi akan ditarik menempel ke sandaran kursinya.
Selain itu, sistem ini juga berfungsi untuk melindungi wajah pengemudi dan penumpang dari cedera akibat dari air bag yang mengembang secara tiba-tiba.
Baca juga: Mengenal NCAP, Standar Keselamatan Mobil Masa Kini
Pretensioner ini dibantu sistem force limiter. Beda dengan pretensioner, fitur force limiter berfungsi mengendurkan secara perlahan sabuk keselamatan. Dengan begitu, dada pengemudi dan penumpang tidak akan terlalu sesak.
Force limiter akan membantu meminimalkan dampak cedera pada dada saat mobil mengalami tabrakan dari depan atau frontal.
Kombinasi dua cara kerja sabuk pengaman itu juga yang memungkinkan perlindungan dari air bag kepada pengemudi dan penumpang depan lebih efektif sehingga mengurangi cedera.
Kepatuhan lalu lintas
Tak hanya melindungi keselamatan berkendara saja, sabuk pengaman juga menunjukkan sikap taat terhadap peraturan lalu lintas.
Terlebih, masih ada kasus tilang yang dilakukan oleh pihak berwajib kepada pengemudi dan penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman.
Sebagaimana peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah mengenai aturan berkendara, penggunaan sabuk pengaman telah diatur dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LJAL).
Peraturan tersebut menerangkan tentang fungsi sabuk pengaman yang dapat membantu pengguna kendaraan untuk memperkecil risiko terjadinya luka akibat kecelakaan.
Baca juga: Penumpang Belakang Juga Wajib Pakai Sabuk Pengaman, Ini Alasannya!
Beberapa pengemudi mungkin ada yang belum sadar akan pentingnya sabuk pengaman. Jadi, bila tak ingin berurusan dengan pihak berwajib, sebaiknya gunakan sabuk pengaman saat berkendara.
Secanggih apapun mobilmu, peluang untuk mengalami kecelakaan juga sama besarnya. Jadi, mari kita utamakan keamanan dan kenyamanan saat berkendara, ya.