Travel & Lifestyle
Cobain Tempat Berlibur Anti-mainstream di Jakarta Ini
Menghabiskan akhir pekan di Jakarta tidak mesti melulu ke mall. Banyak juga kegiatan yang bisa dilakukan. Berikut ide akhir pekan di Jakarta.
Akhir pekan banyak dimanfaatkan orang untuk sedikit melepas penat setelah Senin sampai Jumat berkutat dengan aktivitas rutin. Berlibur adalah salah satu cara yang dapat dilakukan. Sayangnya tidak banyak orang punya kesempatan tersebut.
Walau identik dengan gedung pencakar langit dan kemacetan, Jakarta masih menyimpan berbagai atraksi yang dapat Anda kunjungi.
Nah memanfaatkan waktu libur yang singkat, berikut ide akhir pekan di Jakarta yang dapat membuat badan dan pikiran lebih fresh.
Wisata Alam Mangrove Angke
Kawasan konservasi hutan mangrove seluas 99,82 hektar ini merupakan tempat tinggal bagi beragam satwa, mulai dari monyet, burung, hingga biawak air. Â Selain berjalan kaki di jalan setapak, bisa juga berkeliling kawasan ini dengan naik perahu dayung, kayak, atau kapal motor menyusuri sungai. Harga sewanya pun beragam mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 400.000.
Pastikan untuk mampir di gardu pandang setinggi lebih dari lima meter yang tak hanya menawarkan panorama Wisata Alam Mangrove Angke, namun juga bisa melihat kawasan Pantai Indah Kapuk dan sekitarnya.
Tak hanya dijadikan sebagai tempat wisata, Wisata Alam Mangrove Angke ini sebenarnya juga dijadikan sebagai sarana edukasi mengenai mangrove. Untuk masuk ke Wisata Alam Mangrove Angke ini pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 25.000. Selain dijadikan tempat wisata, kawasan ini kerap dijadikan sebagai tempat foto prewedding dengan biaya Rp 1.000.000.
https://www.instagram.com/p/BavPhJXlPAa/
Romantis di Pulau Macan
Dengan konsep ramah lingkungan, Pulau Macan Village & Eco Resort yang berlokasi di Pulau Macan, Kepulauan Seribu menjadi lokasi sempurna untuk mengendurkan saraf di akhir pekan bagi warga Jakarta setelah berkutat dengan rutinitas harian.
Listrik yang mengaliri pulau berasal dari solar cell atau tenaga matahari, angin, turbin, serta sistem distribusi dan penyimpanan energi. Sedangkan limbahnya dikelola untuk menjadi pupuk yang menyuburkan kebun, hasilnya digunakan untuk kebutuhan konsumsi di resor.
Seluruh bangunan yang berada di pulau ini juga dibuat dengan sistem nature-friendly, tanpa pendingin udara, termasuk terbatasnya air tawar.
Resor ini juga membatasi jumlah pengunjung demi kenyamanan, hanya 40 orang per harinya, namun tamu bisa merasakan liburan di pulau yang serasa milik pribadi. Keindahannya meliputi pantai berpasir putih dengan air laut sebening kristal, serta pemandangan alam bawah laut yang masih terjaga dapat dinikmati hanya dengan ber-snorkeling.
Tak hanya itu tamu juga dapat trekking mengelilingi pulau yang luasnya hanya 0,8 hektar atau berkano ke gusung yang tak jauh dari pulau. Berkaitan dengan pelestarian alam tamu juga diajak untuk planting atau pengembangbiakan terumbu karang untuk menggantikan terumbu-terumbu karang yang telah hancur baik karena proses alami atau ulah manusia.
Akses dan Akomodasi
Pulau Macan dapat ditempuh sekitar 90 menit dengan speedboat dari Dermaga Marina Ancol. Perjalanan, paket tur, dan menginap di Pulau Macan disediakan oleh Pulau Macan Village & Eco Resort (pulaumacan.com). Biayanya mulai Rp 1.800.000 per orang per malam sudah termasuk dengan transportasi, makan empat kali, peralatan snorkeling atau kano, barbeque, dan berbagai fasilitas lainnya yang dapat dinikmati seperti lapangan tenis, lapangan badminton, hingga meja bilyar.
https://www.instagram.com/p/BYhY_TIBZMg/
Museum di Tengah Kebun
Ide akhir pekan di Jakarta yang terakhir adalah ke museum. Museum di Kemang Timur ini pernah terpilih sebagai Museum Swasta Terbaik di Museum Awards 2013. Tempat yang dibuka tahun 2009 ini memang istimewa karena bertempat di rumah yang masih ditinggali oleh pemilik yang merupakan kolektor pecinta seni dan sejarah, Sjahrial Djalil.
Sesuai namanya, dari total lahan seluas 4.200 meter persegi, Museum di Tengah Kebun mendedikasikan lahan untuk kebun seluas 3.500 meter persegi sendiri, sehingga berada di sini langsung lupa kalau masih berada di Jakarta. Peserta yang maksimal per sesinya hanya boleh 10 orang ini akan disambut oleh Mirza Djalil, keponakan pemilik sekaligus pemandu tur museum yang menyimpan lebih dari 4.000 koleksi dari 63 negara dan 26 provinsi di Indonesia.
Tur dimulai dari halaman yang memamerkan guci, arca, relief, dan Coco de Mer (kelapa kembar langka dari Kepulauan Seychelles). Tembok rumah ternyata dibangun dengan 65.000 batu bata dari bekas gedung VOC dan 15.000 batu bata tua tambahan dari gedung metereologi yang dibangun tahun 1896. Engsel pintunya pun berasal dari Penjara Wanita Bukit Duri yang merupakan bekas Gedung Meester Cornelis di abad 18.
Museum di Tengah Kebun terbagi dalam 17 ruangan yang dinamakan sesuai dengan koleksi yang paling mendominasi atau paling disukai di ruangan tersebut, seperti Ruang Buddha yang memajang patung Buddha dari berbagai negara, Ruang Dewi Sri yang memuat patung Dewi Sri dari abad ke-10, Ruang Loro Blonyo yang berisi patung Loro Blonyo, dan Ruang Wilhelm yang berisi lukisan Kaisar Wilhelm dari Jerman.
Berbelanja di Pasar Tertua
Pusat perbelanjaan dengan pertokoan berarsitektur Tiongkok dan Eropa ini dibangun pada 1820, sewaktu Jakarta masih bernama Batavia, dan merupakan pusat perbelanjaan tertua di Jakarta dengan nama Passer Baroe.
Passer Baroe kini dikenal dengan Pasar Baru, sepanjang lorong terdapat kios penjahit serta pertokoan yang menjual pakaian, tekstil, alat olahraga, sepatu, kacamata, perhiasan emas, makanan ringan, hingga pedagang uang kuno.
Selain itu, bila ingin membeli sampo atau perlengkapan salon lainnya serta kosmetik yang tak dijual di pasaran, di sinilah tempat terbaik untuk mencarinya. Di antara toko-toko lama yang masih ada hingga kini adalah Apotek Kimia Farma, toko Lee Ie Seng, toko perabot rumah tangga Melati, toko jam Tjung-Tjung, dan toko kacamata Seis (Tjun Lie).
Penjahit jas yang sudah ada sejak dulu adalah Isardas, Hariom, dan Gehimal, dan wanita berbelanja di toko kain Bombay dan Lilaram. Sedangkan untuk wisata kuliner, Pasar Baru adalah tempat kelahiran rumah makan Bakmi Gang Kelinci.
Untuk mengakali kemacetan yang kerap terjadi, bahkan saat akhir pekan ada baiknya sewa kendaraan demi merealisasi ide akhir pekan di Jakarta. Anda bebas pilih menggunakan driver atau lepas kunci dengan pilihan durasi yang tersedia dari 6, 12, hingga 24 jam (1 hari).
Supaya lebih mudah dan tidak ribet, sewa mobilnya pakai Movic saja. Movic merupakan aplikasi yang menghubungkan pemilik dan penyewa mobil. Tentunya jika berlibur dan menyewa mobil sekaligus dengan sopirnya, Anda akan lebih hemat tenaga.
Layanan Movic sendiri sudah tersedia di 36 kota di Indonesia, dan masih akan terus bertambah. Tidak hanya itu, perjalanan Anda dengan Movic pun semakin aman dan nyaman dengan adanya perlindungan asuransi jiwa dari Astra Life.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera download Movic di smartphone dan realisasikan ide akhir pekan di Jakarta!