Tips & Rekomendasi
Efek Buruk Terlalu Sering Menggunakan Semir Ban, Bikin Licin
Banyak diaplikasikan agar terlihat hitam mengkilap, tapi ini efek buruk bila terlalu sering menggunakan semir ban.
Merawat kendaraan bukan hanya tentang mesin dan komponen-komponen yang mendukung performanya. Penampilan luar atau bodi kendaraan juga butuh perhatian agar tetap terlihat bersih dan mengilap setiap saat.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh pemilik kendaraan, mulai dari cuci bersih, poles, hingga menyemir ban. Yap, menggunakan semir ban menjadi pilihan untuk mengilapkan komponen kendaraan yang langsung bersentuhan dengan jalanan ini.
Tapi ternyata, menggunakan semir ban tidak saja mengilapkan, ada efek buruk yang bisa ditimbulkan bila terlalu sering menggunakannya. Apa saja itu?
Ban lebih licin
Bahan semir ban yang beredar di pasaran rata-rata menggunakan silikon. Silikon ini, selain mengilapkan juga melapisi tipis permukaan ban.
Baca juga: Tekanan Angin Ban Mobil yang Ideal untuk Dipakai Harian
Walau penggunaan semir ban direkomendasikan hanya di bagian wall atau dinding, tidak menutup kemungkinan semir dapat mengalir hingga ke bagian tapak.
Jika sudah begitu, ban akan kehilangan traksi sehingga lebih licin, apalagi bila melewati jalan yang basah.
Maka dari itu, kendaraan balap tidak ada yang menggunakan semir ban karena ban tidak akan mendapatkan traksi sempurna di atas lintasan.
Ban lebih kusam
Menggunakan semir ban terlalu sering justru malah akan membuat ban makin kusam karena ada lapisannya yang terkikis oleh bahan kimia.
Baca juga: Tutorial Ganti Ban Mobil Sendiri dengan Aman dan Mudah
Bila tidak penggunaan semir ban tidak merata, ban juga bisa jadi belang warnanya. Otomatis pemilik kendaraan akan menyemir kembali ban agar selalu mengilap.
Terlalu sering menggunakannya pun berbahaya ketika kendaraan dikendarai, ban jadi lebih licin. Jika ingin menyemir ban, sebaiknya lakukan saja sesekali dan tidak berlebihan hingga meluber ke bagian tapak.
Ban mudah retak
Seperti yang disebutkan di atas, penggunaan semir ban dengan itensitas sering justru akan mengikis lapisan kompon pada ban.
Jika kehilangan lapisan tersebut, karet ban jadi mudah rusak dan getas, sehingga timbul retakan. Retakan yang semakin parah akan membuat tekanan angin pada ban sering berkurang.
Ujungnya, ban mengalami bocor halus, atau bahkan pecah ketika dipacu dalam kecepatan tinggi.
Tekanan ban sesuai
Jurus pertama merawat ban adalah memastikan tekanan anginnya sesuai dengan rekomendasi yang dianjurkan oleh pabrikan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Isi Nitrogen Bikin Ban Jadi Lebih Stabil?
Tiap kendaraan memiliki anjuran tekanan anginnya masing-masing, untuk mengetahuinya kamu dapat melihat pada buku manual kendaraan. Di mobil misalnya, anjuran ini bisa dilihat di pilar B dekat pintu pengemudi.
Ada baiknya juga tiap seminggu sekali kamu perlu lakukan pengecekan agar tekanan angin ban kendaraan. Sebab, kurangnya tekanan angin pada ban bisa meningkatkan konsumsi BBM, serta risiko pecah ban makin tinggi.
Perhatikan alur ban
Fungsi dari alur ban adalah untuk membuang kotoran atau air ketika hujan sehingga ban tidak menjadi licin serta menghindari terjadinya selip.
Jadi, saat melintasi jalur berpasir atau basah ban tetap mendapat traksi. Nah, jika alur sudah mulai aus atau sudah banyak retakannya, sebaiknya ban kendaraan langsung diganti untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika di perjalanan.
Mengukur usia ban
Sebelum mengukur usia ban, ada baiknya untuk mengenal Tyre Identification Number (TIN) terlebih dulu. TIN terletak di bagian sisi atau dinding ban, yang mencantumkan kode produksi untuk mengidentifikasi kapan ban tersebut dibuat.
Baca juga:Â Bahaya, Jangan Langsung Injak Rem Saat Ban Mobil Tiba-Tiba Pecah
Kode produksi biasanya menggunakan empat angka yang menandakan minggu dan tahun pembuatan. Misalnya, kode produksi yang tertera adalah 1518. Maka, ban tersebut di produksi pada minggu ke 15 di tahun 2018.
Namun, kode ini bukanlah patokan untuk memprediksi kapan ban akan habis atau kadaluwarsa, karena kode produksi adalah kebutuhan internal pabrikan.
Sejatinya, tidak terdapat tanggal kadaluwarsa pada ban, tetapi ban tetap memiliki usia pakai maksimal. Usia pakai itu tergantung dari pemakaiannya.
Ban memang tidak harus selalu mengilap. Jangan lupa juga untuk selalu merawat ban agar lebih awet dan aman di perjalanan.