Review Otomotif

Evolusi Premium SUV, 70 Tahun Sejarah Toyota Land Cruiser

Ditulis oleh Arris Riehady

9 Maret 2021

Awal diciptakannya menjadi kendaraan heavy duty, dan kini menjelma jadi SUV premium. Berikut perjalanan 70 tahun sejarah Toyota Land Cruiser.

Tidak dapat dipungkiri jika Sport Utility Vehicle (SUV) telah menjasi salah satu jenis mobil favorit keluarga Indonesia.

Bukan tanpa alasan, SUV dianggap mampu melahap berbagai jenis medan jalan, baik on-road maupun off-road.

Karakter mobil ini ialah bodi yang nampak kekar, kokoh, dengan ground clearance tinggi untuk melalui medan tanah, bebatuan, bukit, atau pegunungan.

SUV tetap nyaman digunakan untuk mengangkut penumpang dengan kapasitas hingga lima orang. Bahkan belakangan ada SUV dengan kapasitas hingga 7 penumpang.

Untuk itu, PT Toyota Astra Motor menghadirkan pilihan lengkap di jajaran SUV, mulai dari Toyota Rush di segmen medium SUV, Toyota Fortuner di segmen high SUV, hingga premium SUV perkotaan yang tangguh Toyota Land Cruiser.

Dalam sejarah Toyota Land Cruiser, generasi pertama dikenal sebagai Toyota BJ yang resmi mengaspal pada tahun 1951 yang awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan pemerintah Jepang.

Toyota Land Cruiser sanggup melampaui 10 juta unit penjualan hingga tahun 2019 dengan 3 negara yang menjadi production base, yakni Jepang, Portugal, dan Kenya.

Tahun 2021, Toyota Land Cruiser genap berusia 70 tahun. Sebagai pengingat rekam jejaknya, berikut sejarah Toyota Land Cruiser dari generasi ke generasi.

Toyota BJ

Seperti disebutkan sebelumnya, sejarah Toyota Land Cruiser dimulai dari Toyota BJ pada tahun 1951. Jepang yang baru pulih dari Perang Dunia II butuh kendaraan heavy duty guna masuk ke pelosok wilayah untuk membangun kembali negaranya.

Toyota mendemonstrasikan sebuah mobil kecil berkemampuan tinggi yang dikenal sebagai Toyota BJ yang diambil dari kode mesin Seri-B dan Jeep.

Sasis memakai punya truk ringan SB dan mengandalkan mesin bensin 3.400 cc 6-silinder yang menghasilkan tenaga 85 PS pada 3.200 rpm.

Meski akhirnya tidak dipakai oleh pemerintah Jepang, Toyota tetap mengembangkan seri BJ dan membuat versi sipil di tahun 1953.

Pada tahun 1954, Toyota mengubah nama BJ menjadi Land Cruiser. Nama ini berasal dari Direktur Teknologi Toyota saat itu, Hanji Umehara.

Land Cruiser 20

Kode 20 langsung disematkan karena Toyota BJ tahun produksi 1953 dinobatkan sebagai Land Cruiser Seri-10. Kesan mobil militer pada Land Curiser 20 ini telah diperhalus seiring dengan kebutuhannya untuk kendaraan 4×4 sipil.

Dalam sejarah Toyota Land Cruiser, Seri 20 resmi hadir di bulan November 1955 dan mulai diperkenalkan ke pasar Amerika Serikat.

Generasi kedua Toyota Land Cruiser masih menggunakan mesin 3.400 cc 6-silinder, namun disandingkan bersama mesin seri FJ 3.900 cc 6-silinder bertenaga 105 PS pada 3.200 rpm.

Mesin seri BJ tidak dilanjutkan di tahun 1956 dan Toyota Land Cruiser fokus di mesin FJ.

Untuk sasis, tersedia opsi wheelbase 2.285 milimeter dan 2.430 milimeter. Sasis lebih panjang yakni 2.650 milimeter diperkenalkan kemudian di tahun 1959.

Generasi kedua ini juga mulai diperkenalkan model 4×4 dan penggerak roda belakang, di mana tersedia pilihan model atap kanvas, pikap, 4 atau 2 pintu, dan beragam model lainnya.

Land Cruiser 40

Bulan Agustus 1960, generasi ketiga sejarah Toyota Land Cruiser hadir dengan julukan Land Cruiser 40.

Generasi ini menjadi model FJ paling melegenda sepanjang masa dengan masa produksi sangat panjang hingga tahun 1984.

Nama Toyota Land Cruiser semakin dikenal secara global sebagai produk 4×4 paling tangguh keluaran Toyota.

Tampilannya sudah lebih kasual dengan kap mesin membulat di sisi samping, lampu depan bulat, dan grille sederhana dengan gaya senada sebagai ciri khas yang tidak tergantikan.

Tersedia dalam 3 pilihan sasis, yakni short (2.285 milimeter), medium (2.430 milimeter), dan long (2.650 milimeter) wheelbase.

Pilihan wheelbase 2.950 milimeter ditambahkan di tahun 1963 yang didedikasikan sebagai model pikap serta cab & chassis untuk pasar ekspor.

Awalnya, FJ 40 masih memanfaatkan mesin yang sama dengan Seri 30 yaitu 3.900 cc 6-silinder.

Kemudian, Toyota menambah unit 3.600 cc 6-silinder diesel di tahun 1973 dan unit lebih kecil 3.000 cc 6-silinder diesel di tahun 1974.

Hadir dengan transmisi manual 3-percepatan dan penggerak 4×2 dengan transfer case 2-percepatan yang diletakkan di kolom setir sehingga bangku depan bisa diisi oleh 3 orang.

Uniknya, walaupun Seri 70 hadir di tahun 1984 dan produksi FJ 40 di Jepang berakhir pada tahun 1986, Toyota Brazil tetap memproduksi saudara kembar yang diberi nama Toyota Bandeirante (Seri 50) hingga tahun 2001.

Land Cruiser 50

Sampai dengan sejarah Toyota Land Cruise Seri 40, Toyota memasukkan keluarga Land Cruiser ke dalam segmen heavy duty.

Sementara itu, Toyota juga melihat peluang bahwa kendaraan jenis ini dapat dipakai di kalangan lebih luas.

Akhirnya, Toyota melahirkan model baru dalam keluarga Toyota Land Cruiser yaitu Seri 50 dan memasukkannya dalam segmen station wagon.

Toyota Land Cruiser Seri 50 diproduksi pada tahun 1967 untuk menggantikan versi 4 pintu dari Seri 40. Model ini diberi kode FJ55 melanjutkan kode FJ45 pada model 4 pintu dari Seri 40 sebelumnya.

Land Cruiser 60

Akhirnya, secara resmi model station wagon memiliki varian mandiri dengan diciptakannya Seri 60 di tahun 1980.

Secara menyeluruh tampilannya sudah berubah drastis dan bisa diterima oleh kalangan yang lebih luas, seperti warga perkotaan yang ingin bersantai di pantai atau pegunungan.

Seri 60 dipasangkan mesin bensin 4.230 cc 6-silinder bertenaga 145 PS dan unit diesel 3.400 cc 4-silinder bertenaga 98 PS.

Tahun 1982, mesin diesel lebih besar berkubikasi 3.980 cc 6-silinder diperkenalkan, termasuk aplikasi turbo dan sistem injeksi bahan bakar serta fitur lain seperti transmisi otomatis dan differential lock.

Land Cruiser 70

Tidak melupakan DNA sebagai heavy duty vehicle, Seri 70 hadir di tahun 1984 untuk menggantikan Seri 40 yang telah dijual selama 24 tahun.

Sama dengan Seri 60, Toyota melihat ada perluasan segmen pembeli Land Cruiser ke kalangan yang tidak terlalu membutuhkan ketangguhan di medan berat, tapi tetap ingin memancarkan aura maskulin ketika berada di balik kemudi.

Atmosfer tangguh ala Seri 40 masih tampak di model ini disertai sentuhan modern sehingga tampangnya lebih kasual dan memikat. Kabinnya kian lega dan fitur semakin lengkap.

Diposisikan untuk melayani banyak segmen pembeli, tersedia 5 pilihan basis model dengan wheelbase antara 2.310 milimeter hingga 3.180 milimeter.

Tahun 1999, improvement di sektor kenyamanan ditawarkan dengan aplikasi per keong yang menggantikan per daun di sistem suspensinya.

Land Cruiser 70 mengikuti jejak sejarah Toyota Land Cruiser Seri 60 dengan memperkenalkan model wagon sasis pendek di tahun 1985 yang merupakan cikal bakal dari model Prado generasi pertama.

Dalam perjalanannya, pamor Seri 70 tidak secerah turunan model station wagon yang diwakili oleh Seri 80, sehingga produksi di Jepang ditutup di tahun 2004.

Meski begitu, penjualan Seri 70 di pasar luar tetap diteruskan, bahkan sempat mengubah penampilan di tahun 2007 dan 2014.

Bagaimana? Tertarik untuk menyimak sejarah Toyota Land Cruiser selanjutnya? Langsung saja beranjak ke part 2 ya.