Berita Utama Otomotif
Fakta Menarik Tentang Mesin Diesel, Lebih dari Sekadar Bahan Bakar
Kamu mungkin mengira bahwa mesin diesel diciptakan untuk bahan bakar solar yang kita kenal saat ini. Namun, faktanya, diesel sebenarnya pertama kali digunakan dengan minyak kacang. Menarik, bukan? Dalam artikel ini, kamu akan menemukan sejarah unik di balik mesin diesel, perbedaan antara solar dan biodiesel, serta beberapa kesalahpahaman umum yang sering terjadi di dunia otomotif.
Sejarah Mesin Diesel, Diciptakan untuk Minyak Kacang
Mesin diesel pertama kali diciptakan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1897. Nama “diesel” diambil dari penciptanya, dan pada awalnya, mesin ini tidak menggunakan bahan bakar fosil seperti yang kita kenal saat ini. Faktanya, diesel awalnya dirancang untuk bekerja dengan biofuel, yakni bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati seperti minyak kacang.
Menariknya, minyak kacang memiliki sifat yang mirip dengan biodiesel modern yang kini banyak digunakan sebagai alternatif bahan bakar fosil. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal, mesin diesel memang dirancang untuk menjadi ramah lingkungan dengan menggunakan bahan bakar nabati.
Apa Itu Solar dan Biodiesel?
Di Indonesia, kita sering mendengar istilah “solar” untuk bahan bakar diesel. Namun, tahukah kamu bahwa istilah ini sebenarnya agak unik? Di negara lain, bahan bakar diesel sering disebut dengan nama biodiesel atau biofuel jika berbasis tumbuhan. Lantas, apa bedanya antara solar dan biodiesel?
- Solar, Bahan bakar yang dihasilkan dari minyak mentah. Dalam satu drum minyak mentah (42 galon), sekitar 11-12 galon di antaranya adalah diesel, sementara sisanya menjadi bensin, tar, dan kerosin.
- Biodiesel, Bahan bakar yang dihasilkan dari minyak nabati, seperti minyak kacang atau minyak kelapa sawit. Ini lebih ramah lingkungan tetapi biasanya lebih mahal daripada solar.
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada viskositas (kekentalan) dan komposisi kimianya. Jika viskositas bahan bakar terlalu tinggi, mesin diesel bisa mengalami masalah seperti overpressure atau tekanan yang terlalu tinggi, mirip dengan tekanan darah tinggi pada manusia. Oleh karena itu, meskipun biodiesel ramah lingkungan, penggunaannya dalam kondisi darurat saja, karena harganya lebih mahal dan dapat memengaruhi kinerja mesin diesel jika tidak disesuaikan.
Baca juga : Cara Efektif Membersihkan Ruang Bakar Mobil Diesel dengan Metode Purging
Mesin Wankel dan Diesel, Apakah Cocok?
Salah satu topik menarik lainnya di dunia otomotif adalah penggunaan mesin wankel alias mesin rotary. Mesin wankel adalah mesin pembakaran dalam yang unik karena tidak menggunakan piston seperti mesin pada umumnya. Tapi, bisakah mesin wankel menggunakan solar?
Secara teknis, mesin wankel dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar, termasuk solar. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika kamu ingin menggunakan solar pada mesin wankel:
- Titik Nyala Lebih Tinggi, Solar memiliki titik nyala yang lebih tinggi dibandingkan bensin, sehingga mesin wankel yang menggunakan solar membutuhkan sistem pengapian yang lebih kuat.
- Kompresi Lebih Tinggi, Solar juga memiliki kompresi yang lebih tinggi daripada bensin. Oleh karena itu, mesin wankel yang menggunakan solar memerlukan piston dan silinder yang lebih kuat untuk menahan tekanan tersebut.
Beberapa merek mesin wankel yang dapat menggunakan solar antara lain:
- Mazda RX-7 FC
- Mazda RX-8
- NSU Wankel Spider
- Citroën GS Birotor
- NSU Ro 80
Namun, meskipun secara teknis memungkinkan, performa mesin wankel biasanya lebih baik jika menggunakan bensin, bukan solar. Mesin-mesin ini didesain untuk bahan bakar dengan pembakaran yang cepat, dan penggunaan solar dapat mengurangi performa serta meningkatkan emisi gas buang.
Kesalahpahaman Umum, Jangan Isi Solar di Mesin Bensin!
Ada cerita menarik yang sering terjadi di kalangan pengguna kendaraan, yaitu salah isi bahan bakar. Mesin bensin dan mesin diesel memang memiliki perbedaan mendasar dalam cara kerjanya. Mungkin kamu pernah mendengar atau bahkan mengalami kejadian di mana seseorang mengisi solar ke dalam mesin bensin. Hasilnya? Tentu saja mesin mogok!
Salah satu contoh yang sering diceritakan adalah pengalaman seseorang yang mengisi solar ke mobil Daihatsu Charade atau Suzuki Inazuma karena merasa mesinnya memiliki torsi besar. Akibatnya, mesin menjadi mogok dan tidak bisa digunakan. Oleh karena itu, penting untuk selalu memastikan jenis bahan bakar yang sesuai dengan mesin kendaraan kamu.
Baca juga : Mesin Bensin vs Mesin Diesel, Mana yang Lebih Unggul untuk Mobil Kamu?
Mesin Diesel Modern, Lebih Efisien dan Ramah Lingkungan
Mesin diesel saat ini sudah jauh berkembang dibandingkan dengan mesin diesel pertama yang diciptakan oleh Rudolph Diesel. Selain menggunakan solar, mesin diesel modern juga dirancang untuk dapat menggunakan biodiesel, yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan biodiesel kini semakin populer, terutama di negara-negara yang berfokus pada pengurangan emisi karbon.
Di masa depan, teknologi mesin diesel kemungkinan akan semakin ramah lingkungan dengan adopsi bahan bakar nabati yang lebih luas. Namun, untuk saat ini, penggunaan biodiesel masih terbatas karena harganya yang lebih tinggi dan ketersediaannya yang belum merata.
Kesimpulan, Mesin Diesel dan Bahan Bakarnya
Mesin diesel memang memiliki sejarah panjang dan penuh inovasi. Dari awal yang menggunakan minyak kacang hingga sekarang yang menggunakan solar dan biodiesel, mesin ini telah membuktikan keandalannya di berbagai industri. Meski ada banyak jenis bahan bakar yang bisa digunakan, solar tetap menjadi pilihan utama untuk mesin diesel konvensional karena harganya yang lebih terjangkau dan mudah didapatkan.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kesadaran lingkungan, biodiesel semakin banyak digunakan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan. Jika kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang kendaraan diesel dan pilihan bahan bakarnya, kunjungi SEVA dan temukan kendaraan yang paling cocok untuk kebutuhan kamu!
