Tips & Rekomendasi
Fitur Fast Charging pada Mobil Listrik, Benarkah Tidak Boleh Sering Dipakai?
Keseringan fast charging bisa bikin performa baterai mobil listrik mengalami degradasi atau menurun kinerjanya. Ini penjelasannya.
Fast charging merupakan salah satu fitur idaman pemilik mobil listrik. Penggunaan fitur yangs ering disebut pengisian cepat ini memungkinkan aktivitas pengisian baterai mobil menjadi lebih cepat, layaknya ngecas baterai pada ponsel.Â
Tapi ada yang bilang, terlalu sering ngecas menggunakan pengisian cepat tidak baik, karena bisa mengurangi performa baterai mobil dalam jangka panjang, alias bikin baterai cepat rusak.Â
Sebelum membahas hal tersebut, berikut ini beberapa tingkatan kapasitas pengisian daya pada mobil listrik yang perlu kamu ketahui:
Jenis charger mobil listrik
- Home charging. Kekuatan daya antara 3 kW hingga 7 kW, mampu mengisi daya baterai mobil listrik dari 0-100% antara 6-12 jam.
- Pengisian cepat (level 2). Kekuatan daya hingga 22 kW, mampu mengisi penuh baterai mobil dalam hitungan 3-4 jam saja.
- Ultra fast charging (level 3). Tipe konektor CHAdeMO atau CCS (Combo Charging System), seperti ultra fast charging yang ada di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) PLN. Jenis charging ini berkekuatan daya 200 kW dan mampu mengisi daya baterai mobil listrik hanya dalam waktu 30 menit.
Baca juga: Pemutihan Pajak Kendaraan Bulan Oktober Masih Ada, Cek Lokasinya Nih
Misalnya saja Toyota Bz4X yang hanya butuh waktu 30 menit untuk bisa mencapai daya 80 persen melalui sistem pengisian cepat 150kW (DC output CCS2). Sementara jika Toyota Bz4X menggunakan AC output suplai 230V/32A, butuh waktu 9-10 jam saja.Â
Contoh lain BMW iX. Dengan pengisian cepat (DC fast charger berdaya 150 kW), baterai BMW iX hanya butuh 31 menit saja untuk mendapatkan daya dari 10 sampai 80%. Sedangkan pengecasan normal butuh waktu 7 jam 25 menit (0-100%) menggunakan charger arus listrik AC (home charging).
Dampak terlalu sering fast charging
Nah, ini dia penjelasan mengapa baterai mobil akan cepat rusak jika terlalu sering ngecas menggunakan fitur pengisian cepat.Â
Baca juga: Mesin Mobil Brebet Saat Berjalan, Benarkah Hanya Masalah Busi Saja?
General Manager Lexus Indonesia Bansar Maduma membenarkan hal tersebut. Bansar mengatakan, fitur pengisian cepat tidak boleh terlalu sering digunakan, terutama untuk pemakaian harian.Â
Pengisian daya mobil listrik yang terlalu cepat akan membuat baterai mengalami degradasi, performa baterai jadi cepat turun, baterai juga jadi rentan panas, dan masa pakai baterai jadi lebih pendek.
Ini sama halnya seperti yang dijelaskan dalam laman My EV. Pada laman tersebut dijelaskan, dampak yang muncul jika pemilik mobil listrik terlalu sering menggunakan fitur fast charging adalah kesehatan atau performa baterai yang akan lebih cepat menurun dibandingkan jika kamu menggunakan slow charging.
Baca juga: Aturan Konversi Mobil Listrik, Apa Saja yang Harus Diketahui?
Dijelaskan pula bahwa kemampuan mobil listrik dalam menerima muatan arus yang lebih tinggi dipengaruhi oleh kimia baterai. Sehingga, pengisian baterai yang terlalu cepat akan meningkatkan laju penurunan kapasitas baterai EV.
Uji coba baterai
Idaho National Laboratory (INL) yang berbasis di Amerika Serikat juga pernah melakukan pengujian perbandingan pengisian daya fast charging level dua dengan fast charging level 3 pada dua unit mobil listrik Nissan Leaf.
Hasilnya, setelah menempuh jarak kurang lebih 80 ribu kilometer, Nissan Leaf dengan pengisian cepat level dua baterainya hanya berkurang 23%, sedangkan Nissan Leaf yang menggunakan pengisian cepat level tiga kapasitas baterainya berkurang hingga 27%.
Baca juga: Kelebihan dan Fitur Toyota bZ4X yang Memudahkan Penggunanya
“Jadi sama seperti mobile phone sebetulnya, jangan sering-sering menggunakan fast charging (di kendaraan listrik), karena fast charging itu pastinya banyak sekali titik yang dimasukkan ke dalam baterai dengan waktu yang sangat singkat. Jadi yang lebih bagus adalah pakai AC charging seperti di rumah-rumah,” ucap Bansar.
Bansar menyarankan, untuk pengisian harian, pemilik kendaraan listrik sebaiknya ngecas dengan tipe slow menggunakan home charging.
“Baterai mobil listrik bisa diisi saat mereka pulang ke rumah, sore hari atau malam hari, terus di-overnight charging, itu nggak ada masalah. Kemudian pagi hari bisa dicabut colokannya, dan mobil listrik bisa dipakai kembali, itu lebih aman,” saran Bansar.
Gunakan fast charging saat darurat
Agus Purwadi, pengamat otomotif dan pakar di bidang kelistrikan Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, fitur fast charging hanya boleh digunakan satu-dua kali saja saat tengah terburu-buru. Dan sebaliknya, jika sedang senggang, disarankan mengisi daya secara normal saja.
Baca juga: BMW Hadirkan Pengalaman Mobil Listrik Premium di Hotel Mewah Indonesia
“Baterai pada prinsipnya kan punya AH, ya, ampere hours. Biasanya paling cepat itu (hitungan) normalnya kan hour atau jam. Nah, kalau fast charging itu di bawah hour kan, menitan,” terang Agus melansir Grid Oto.
“Jadi berarti, charging-nya 2 kali kapasitas. Istilahnya dipaksa. Otomatis termal naik. Nah, kalau termal naik, keawetannya turun,” jelas Agus lagi.Â
Fast charging di SPKLU Astra Otopower
Berikut ini lokasi SPKLU milik Astra Otoparts yang diberi nama Astra Otopower (anak perusahaan dari PT Astra International Tbk):
- Astra Otoservice Kelapa Gading, Jakarta Utara.
- Astra Otoservice Galaxy, Bekasi.
- Astra Otoservice Cibubur, Depok.
- Astra Otoservice Fatmawati, Jakarta Selatan.
- Astra Otoservice Serpong, Tangerang Selatan.
- Astra Otoservice Meruya, Jakarta Barat
- SPKLU Astra Otopower Menara Astra, Jakarta Pusat.
Baca juga: Toyota New Corolla Altis Meluncur, Ini Perubahan pada Interior dan Eksterior
Dari informasi di atas kamu jadi tahu bahwa kebiasaan fast charging bisa mengurangi performa baterai mobil listrikmu. Kamu juga tahu kan kalau harga baterai EV tidak murah, apalagi jika kendaraanmu sejenis BMW iX atau Toyota Bz4X. Jadi, bijaklah melakukan pengecasan.