Berita Utama Otomotif
Harga Pertalite Berpotensi Naik Menjadi Rp 10 Ribu
Harga Pertalite berpotensi naik dari yang semula Rp 7.650 per liter jadi Rp 10.000 per liter. Bagaimana tanggapan Pertamina?
Harga Pertalite berpotensi naik sebesar Rp 2.350 menjadi Rp 10.000 per liter. Sebagai informasi, saat ini harga Pertalite per liternya adalah Rp 7.650 dan saat ini pembeliannya sudah dibatasi.
Dikutip dari Tribunnews, Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, “Untuk harga BBM subsidi merupakan kewenangan dari pemerintah. Kami sebagai operator akan melaksanakan apa yang menjadi penugasan dari regulator,” ujarnya.
Akan tetapi ia berharap revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) beserta petunjuk teknis pembelian BBM jenis Pertalite bisa segera selesai.
Baca juga: Harga BBM Pertamina Kembali Naik, Apa Saja yang Berubah?
Dengan begitu, implementasi terhadap pembatasan pembelian BBM bersubsidi seperti Pertalite bisa segera dilakukan. Namun, berapa harga BBM bersubsidi yang sebenarnya?
Harga asli BBM bersubsidi
Saat ini harga-harga BBM bersubsidi yang dijual kepada masyarakat lebih rendah jika dibandingkan harga aslinya. Untuk rincian harga dan perbandingannya adalah:
Solar CN-48 atau Biosolar
- Harga non subsidi: Rp 18.150 per liter
- Subsidi dari pemerintah: Rp 13.000 per liter
- Harga jual: Rp 5.150 per liter
Pertalite
- Harga non subsidi: Rp 17.200 per liter
- Subsidi dari pemerintah: Rp 9.550 per liter
- Harga jual: Rp 7.650 per liter
LPG PSO (Public Service Obligation)
- Harga non subsidi Rp 15.698 per kilogram
- Subsidi dari pemerintah: Rp 11.448 per kilogram
- Harga jual: Rp 4.250 per kilogram
Harga jenis-jenis BBM bersubsidi, seperti Pertalite yang ada saat ini memang bukanlah harga yang sebenarnya karena memang sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Baca juga: Mahal! Segini Aslinya Harga BBM Bersubsidi di Indonesia
Hal itu dilakukan agar harga jual di pasaran menjadi lebih murah dan terjangkau untuk masyarakat. Berbanding terbalik dengan harga murah yang dirasakan masyarakat, pemerintah justru mengalami kesulitan karena besarnya harga yang harus disubsidi.
Bisa berdampak pada inflasi
Harga Pertalite berpotensi naik ini juga bisa berdampak pada berbagai sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi. Jika hal ini terjadi, diperkirakan inflasi bisa mengalami peningkatan hingga 6,5% year on year (yoy).
Dikutip dari Media Indonesia, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyebutkan, “Jika pertalite naik menjadi Rp10 ribu per liter, inflasi bisa tembus 6-6,5% year on year (yoy). Dikhawtirkan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015,” ungkapnya.Â
Baca juga: 1 Agustus, Harus Daftar MyPertamina untuk Isi Pertalite
Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahun kalender dari Januari–Juli 2022 sebesar 3,85% yoy. Kemudian tingkat inflasi tahun ke tahun dari Juli 2022 terhadap Juli 2021 sebesar 4,94% yoy.
Menurut Bhima, harga BBM subsidi yang naik tentu akan berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat yang dikhawatirkan akan menurun atau bisa meningkatkan angka kemiskinan. Pasalnya, konsumsi Pertalite masyarakat Indonesia cukup tinggi, mencapai 79 persen.
Namun, perlu ditekankan bahwa ini barulah sebatas wacana. Sebagai masyarakat, sebaiknya tunggu keputusan resmi dari pemerintah saja ya!