Baru
Hindari Bahaya Berada di Samping Truk Besar Akibat Ban Meletus
Viral video saat fender mobil lepas akibat meletusnya ban truk. Pelajaran penting, jangan berada di samping kendaraan besar.
Selama berkendara, disarankan agar kendaraanmu tidak melaju berdekatan dengan truk. Bukan kenapa-kenapa, ini guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan, seperti kecelakaan yang terekam pada video yang diunggah akun Instagram @memomedsos.
Jadi, baru-baru ini ada viral video mengenai detik-detik ban truk tronton meledak. Entah karena kondisi truk yang oleng pasca ban meledak atau hal lain, yang pasti peristiwa itu sebabkan fender dari mobil yang kebetulan berada tepat di samping truk terlepas.
“Ngeri! Detik-detik Ban Truk Meledak,” tulis keterangan pada video tersebut. Dari rekaman video yang diunggah 11 Mei 2023 itu jelas tergambar detik-detik awal ban sebelah kanan belakang truk tronton itu meledak.
Baca juga: Tips Menyalip Truk dan Kendaraan Besar yang Aman
Saat meledak, ban juga mengeluarkan angin asap yang sangat kencang disertai dengan suara menggelegar.
Bahaya pecah ban truk
Angin kencang dari ban kendaraan besar yang meletus itu menghantam sisi kiri belakang dari mobil yang ada di samping kanannya, sampai fendernya terlepas. Sayangnya tidak dijelaskan kapan dan di mana peristiwa tersebut terjadi.
Manager PT Armindo Perkasa atau diler Hino Ciawi Mohamad Apandi Service mengatakan, beruntung saat kejadian tidak ada pengendara motor di sampingnya. Loh, memangnya kenapa?
Baca juga: Pelajaran dari Kecelakaan Maut Mobil Tabrak Truk di Bahu Jalan
Tekanan angin pada ban kendaraan besar seperti bus besar, truk tronton atau truk engkel. Ukuran truk engkel memang lebih kecil, tapi kamu juga harus tetap waspada. Jika sampai ban truk engkel meledak, dampak ledakannya kemungkinan masih bisa membahayakan kendaraanmu.
“Ban kendaraan besar ada yang double atau single. Kalau pecahnya dua, itu akan lebih besar pengaruhnya di mana akan jadi dua kali lipat dari embusan satu ban yang pecah. Sehingga sangat bahaya bila ada kendaraan lain di sampingnya, terutama pengendara motor,” kata pria yang biasa disapa Pepen tersebut melansir Kompas.com.
Bisa dibayangkan bukan jika yang ada di samping kendaraan besar tersebut itu sepeda motor. Bisa saja si pengendara motor tidak terdorong embusan angin dari ban kendaraan besar yang meledak juga kemungkinan ia kaget atau terganggu konsentrasinya sehingga mengakibatkannya kecelakaan.
Baca juga: Kenali Ciri Rem Truk Blong untuk Cegah Kecelakaan
Masih kata Pepen, kamu nggak akan pernah bisa menebak kapan kejadian ban truk meledak akan terjadi. Semuanya tidak bisa diprediksi dan terjadi tiba-tiba.
“Jadi sebaiknya jangan berkendara dekat kendaraan besar. Memang secara aturan pemerintah tidak boleh berkendara dekat truk karena blind spot besar, jadi kendaraan lain rawan tidak kelihatan,” terang Pepen.
Selain itu, berada di samping truk atau kendaraan besar juga berpotensi celaka akibat adanya blindspot. Sangat disarankan bagi kendaraan yang lebih kecil menjaga jarak atau menyalip dan tidak berada di samping kendaraan berdimensi besar.
Penggunaan ban vulkanisir
Bahaya lain yang muncul saat berada dekat kendaraan besar adalah risiko celaka akibat penggunaan ban vulkanisir. Ini adalah ban bekas yang sudah gundul atau tipis yang kemudian dilapisi kompon karet baru agar terlihat seperti ban baru.
Baca juga: Ban Mobil RFT Sobek di Jalan Tol, Mengapa Masih Bisa Berjalan?
Kendaraan niaga seperti truk dan bis kerap menggunakan ban vulkanisir guna menghemat biaya operasional, karena harganya yang relatif murah. Ban ini rentan pecah atau meledak karena memang kondisinya tidak prima terutama jika digunakan pada kendaraan besar bermuatan (over dimension overloading/ODOL).
Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI) Sony Susmana mengatakan, ban vulkanisir sah-sah saja digunakan selama yang berjenis bias, bukan radial. Bedanya dengan ban radial, ban bias bentuk dasar kembang pada telapaknya zig-zag dan terdiri dari banyak lembar cord.
Jenis konstruksinya juga pneumatik di mana susunan benang polyester-nya membentuk sudut 90 derajat, diikat oleh sabuk besi yang membuat kerangka ban lebih stabil.
Baca juga: Mudah, Ini Cara Tebus Mobil yang Diderek Dishub DKI Jakarta
Selain itu, saat menggunakan ban vulkanisir, kecepatan kendaraan tidak boleh lebih dari 60 kilometer per jam, dan hanya digunakan di belakang yang kendaraannya memiliki 4 dan 8 ban.
Selain risiko ban meletus, kendaraan besar atau ODOL meningkatkan risiko jalan rusak (berlubang) juga gas buang sehingga meningkatkan polusi udara.
Jadi, sebaiknya mulai sekarang pahami bahaya saat melaju di samping kendaraan besar apalagi yang ODOL. Perhatikan dan terapkan selalu jarak aman agar kamu terbebas dari risiko bahaya seperti peristiwa ban meletus pada truk.