Baru
Indonesia Disebut Bisa Jadi Pemasok Baterai Mobil Listrik AS
Presiden AS Joe Biden memberi komitmennya untuk memasok baterai mobil listrik dari Indonesia. Apa saja komitmen lainnya.
Usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, (11/11), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Washington DC, Amerika Serikat (AS).
Selain untuk menyampaikan pesan dari negara-negara OKI perihal serangan Israel pada Palestina, kedatangan Jokowi ke Amerika Serikat juga untuk membahas potensi kemitraan. Kemitraan yang dimaksud adalah kemitraan perdagangan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu penghasil bijih nikel terbesar di dunia, dan hal inilah yang ditawarkan Jokowi ke Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Yakni, merangsang perdagangan nikel logam dengan menjadi pemasok baterai mobil listrik untuk AS.
Bakal jadi pemasok baterai mobil listrik AS
Niatan tersebut disampaikan Jokowi dalam pertemuan bilateral bersama Joe Biden, Senin (13/11/2023) di Gedung Putih, Washington DC, AS.
Baca juga: Punya Mobil Listrik, Catat Lokasi SPKLU dari Astra Otoparts
Joe Biden memang tidak serta merta memberikan sepakat atau mengiyakan. Menurut seorang sumber, seperti melansir Detik.com, Presiden AS itu masih mengkhawatirkan standar lingkungan, sosial dan tata kelola di Indonesia. Ia juga perlu mengkaji bagaimana kesepakatan tersebut nantinya bisa berjalan.
Jokowi juga ‘mendesak’ agar AS segera memulai diskusi mengenai kesepakatan perdagangan mineral penting tersebut sehingga ekspor dari negara Asia Tenggara tersebut dapat tercakup dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) AS.
Baca juga: Mobil Konsep dan Mobil Listrik Terbaru yang Ada di GIIAS 2023
Disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Indonesia bisa menjadi pemasok kendaraan listrik Amerika Serikat untuk jangka panjang.
“Untuk itu, akan dibentuk rencana kerja atau work plan menuju pembentukan Critical Minerals Agreement atau CMA. Jika CMA sudah dimiliki, maka Indonesia akan dapat menjadi pemasok kebutuhan baterai EV di Amerika Serikat secara berkesinambungan untuk jangka panjang,” terang Retno dalam keterangan resminya, Rabu (15/11/2023).
Komitmen AS untuk Indonesia
Selain itu, kedua pemimpin tersebut juga sepakat pentingnya untuk segera diimplementasikan Just Energy Transition Partnership atau JETP.
Baca juga: Yuk Perhatikan 5 Hal ini Sebelum Membeli Mobil Listrik!
Jokowi menyampaikan, agar AS mendukung upaya mempercepat transisi energi Indonesia, termasuk termasuk Early Retirement (pensiun dini) PLTU dan pengembangan jaringan transmisi, distribusi kelistrikan Indonesia.
“Indonesia telah terpilih sebagai salah satu mitra International Technology Security and Innovation Fund dari Amerika Serikat. Hal ini akan membuka jalan bagi penguatan rantai pasok semikonduktor,” tambah Retno.
Bukan sekadar wacana ternyata, kedua kepala negara ini dalam pertemuan bilateral tersebut telah menyepakati kerjasama bisnis senilai USD 25,85 miliar. Dana ini diperuntukkan Investasi Pembangunan Carbon Capture Storage dan Kilang Petrokimia, Pengolahan Nikel Baterai EV dan Pembangunan Modul dan Panel Surya.
Baca juga: Ketahui Cara Merawat Ban Mobil Listrik, Berbeda Dengan Ban Biasa
Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Masih banyak hal lain ternyata yang dibahas Jokowi bersama Joe Biden.
Di antaranya, kedua negara sepakat meningkatkan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi Comprehensive Strategic Partnership [CSP].
Selain itu, guna meningkatkan perdagangan, Jokowi mengingatkan AS akan pentingnya perpanjangan Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia.
Baca juga: Pro dan Kontra Masa Berlaku SIM Seumur Hidup
Sejauh ini AS menyampaikan komitmennya dalam memberikan dukungan terhadap aplikasi Indonesia untuk menjadi anggota The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Hubungan bilateral
Sejak 2002, Biden mengatakan bahwa AS memberikan lebih dari US$6,2 miliar untuk bantuan pembangunan, ekonomi, kesehatan, dan keamanan di Indonesia.
Dana tersebut mencakup lebih dari US$2 miliar untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan, serta lebih dari US$1,2 miliar untuk pertumbuhan ekonomi.
Biden memberikan dana tambahan sebesar US$172 juta dalam bentuk program baru di berbagai sektor, termasuk iklim dan transisi energi bersih, pertumbuhan ekonomi, dan kesehatan.
Baca juga: Update Harga Mobil Listrik per Oktober 2023, Hyundai IONIQ 5 Naik
“Ini akan menandai sebuah era baru dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia secara keseluruhan, yang akan mempengaruhi segala hal. Hal ini termasuk meningkatkan kerja sama keamanan, khususnya keamanan maritim,” tulis rilis dari Gedung Putih, Selasa (14/11).
Harapannya, kerjasama ini terus berlangsung dalam segala sektor untuk pertumbuhan Indonesia yang semakin baik.