Berita Terbaru
Kemenhub Sebutkan Tiga Alasan Populasi Mobil Listrik Indonesia Masih Rendah
Penjualan mobil listrik di Indonesia bergerak perlahan. Ini alasan masyarakat Indonesia masih belum antusias menyambutnya.
Pemerintah Indonesia disebut bakal melakukan evaluasi terhadap program subsidi kendaraan elektrik. Hal ini disebut karena antusias publik menyambutnya dianggap kurang positif.
Mengenai rendahnya populasi mobil listrik di Indonesia yang masih rendah, berikut ini hasil survei mengenai hal tersebut yang dilakukan Survei Katadata Insight Center (KIC) pada April 2022.
- Harganya mahal. Sekitar 73,8% responden masih menganggap harga kendaraan listrik terlalu tinggi. Iya, harga mobil listrik memang lebih mahal dari mobil konvensional;.
- Daya cepat habis. Ada 59,4% responden yang menjadikan daya baterai cepat habis sebagai alasan.
- Fasilitas SPKLU masih kurang dijadikan alasan oleh 59,3% responden.
- Produk tidak tahan lama dipilih 31,9% responden.
- Mobil listrik menurut 28,3% responden tidak praktis.
- Tidak aman 21,4%
Alasan mobil listrik kurang diminati di Indonesia
Menurut Danto Restyawan, Direktur Sarana Transportasi Darat Kemenhub mengakui proses transisi konsumen ke kendaraan listrik butuh waktu. Pertumbuhan populasi mobil listrik di Indonesia yang rendah juga disebutnya dipengaruhi oleh tiga faktor.
- Harga mobil listrik mahal
Sudah jamak diketahui harga kendaraan ramah lingkungan ini jauh lebih mahal dari kendaraan konvensional. “Kalau kita lihat di pasaran merek yang jualan mobil listrik masih sedikit, pun harganya mahal, sekitar Rp 700 juta bahkan ada Rp1 miliar lebih,” kata Danto.
Baca juga: Yuk Perhatikan 5 Hal ini Sebelum Membeli Mobil Listrik!
Harga yang tinggi juga disebut oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) mempengaruhi populasi mobil listrik.
Menurut catatan IESR, penjualan mobil listrik di tahun 2022 sekitar 10 ribuan unit, padahal di periode yang sama mobil konvensional terjual hingga 1 juta unit.
- Nilai jual kembali turun
Danto juga menyebutkan konsumen Indonesia banyak yang ‘cari aman’ saat membeli kendaraan. Maksudnya, mereka takut ketika ingin menjual kembali mobil listriknya, harga jualnya akan jatuh.
Baca juga: PEVS 2023 Resmi Berakhir, Total Transaksi Tembus Rp289 Miliar
“Jadi begini, masyarakat tuh berpikirnya masih, mobil-mobil biasa itu, kan, ketika dibeli ada nilai jual kembalinya. Kalau kendaraan listrik, mereka masih gamang, masih ada nilai jualnya atau tidak. Masyarakat kita masih seperti itu (cara berpikirnya),” kata Danto dikutip Bisnis.com.
- Mobil konvensional di Indonesia makin canggih
Alasan selanjutnya menurut Danto adalah maraknya mobil-mobil konvensional keluaran baru yang menawarkan fitur canggih.
“Mobil-mobil terbaru masih sering masuk, fitur-fiturnya pun sewmakin bagus dari tahun ke tahun, jelas masyarakat tergoda. Selain itu, purna jual mobil ICE pasti lebih unggul dibandingkan mobil listrik,” ucapnya.
SPKLU Indonesia masih terbatas
Hal lainnya yang membuat masyarakat belum juga mengalihkan pandangannya ke mobil listrik adalah infrastruktur pengisian ulang baterai atau SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) yang masih minim di Indonesia.
Baca juga: Kecelakaan Mobil Akibat Pengemudi Dibawah Umur, Bisakah Klaim Asuransi?
Tapi seharusnya ini tidak lagi dijadikan alasan, mengingat setiap bulannya PLN membangun SPKLU di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini di wilayah Jawa hingga Bali terdapat 505 unit SPKLU.
Pulau Sumatera dan Sulawesi masing-masing 37 SPKLU, serta Pulau Kalimantan dan Nusa Tenggara masing-masing 13 unit dan 10 unit SPKLU. Sementara di Maluku dan Papua masing-masing punya 2 unit SPKLU.
“Kalau SPKLU segala macam nggak jadi masalah, itu akan terus bertambah. Nanti akan ada kebijakan setiap kantor pemerintah ada charging station, dan di setiap kantor swasta juga diminta untuk ada itu,” ujar Danto.
Baca juga: Kredit Mobil Mewah Rp 1M, Berapa Sih DP dan Cicilannya?
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, di tahun 2030 nanti jumlah SPKLU di Indonesia menjadi 1.030 unit.
Subsidi pemerintah belum membantu
Untuk membantu mendongkrak penjualan motor dan mobil listrik Indonesia, pemerintah melalui Kemendag memberikan subsidi. Bantuan pemerintah untuk motor listrik sudah diterapkan sejak 20 Maret 2023 berupa subsidi Rp7.000.000 per unit.
Sedangkan untuk mobil listrik subsidi pemerintah sudah berjalan sejak 1 April 2023 dengan pemberian insentif potongan pajak mobil (Pajak Pertambahan Nilai/PPN) dari 11 persen jadi 1 persen saja.
Baca juga: Pasang Charger Mobil Listrik di Rumah, Berapa Biayanya?
Pemerintah Indonesia sangat mendukung penggunaan mobil listrik di Tanah Air karena banyak hal. Salah satunya sebagai solusi mengatasi pencemaran lingkungan dikarenakan emisi karbon kendaraan yang menyebabkan polusi udara.
Seperti diketahui, polusi udara memberi dampak negatif pada kesehatan. Di antaranya gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, hipertensi, kanker, dan juga gangguan reproduksi.
Polusi udara juga berdampak pada lingkungan, yaitu meningkatkan suhu bumi dan kenaikan pasang air laut. Nah, ayo segera berkontribusi untuk lingkungan yang lebih baik dengan beralih ke moda kendaraan ramah lingkungan.
Baca juga: Harga Emas Turun Lagi, Masihkah Cocok Dipakai Berinvestasi?
Selain mobil listrik, kendaraan jenis ini juga dapat kamu temui pada varian hybrid seperti Toyota All New Corolla Cross Hybrid, Toyota All New Corolla Altis Hybrid, Toyota All New C-HR Hybrid dan Toyota All New Camry Hybrid.
Deretan mobil tersebut bisa kamu cek dan beli di SEVA. Ada fitur Loan Calculator dan Instant Approval untuk memudahkan kamu memiliki mobil-mobil idaman itu secara #JelasDariAwal. Tunggu apalagi? Kunjungi SEVA sekarang juga!