Tips & Rekomendasi
Kenali Jenis dan Cara Kerja Cairan Pendingin Radiator
Jenis cairan pendingin radiator atau radiator coolant di pasaran ada macam-macam. Jangan sampai salah memilih yang cocok untuk mobil Anda, karena dampak negatifnya dapat fatal.
Selain sistem pendingin oli, perangkat lain yang berperan penting untuk menjaga suhu mesin tetap pada kondisi yang normal adalah radiator. Fungsi utama radiator adalah meredam udara panas yang ada pada silinder mesin ketika terjadi proses pembakaran.
Untuk menjalankan tugasnya itu, radiator membutuhkan elemen lain, yaitu cairan pendingin. Lalu, radiator akan memerintahkan cairan pendingin tersebut untuk meredakan panas yang terjadi di dinding silinder. Jadi, cairan pendingin yang digunakan harus tahan terhadap suhu panas.
Oleh karena itu, memilih cairan pendingin radiator tidak boleh sembarangan dan harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Jangan hanya terpengaruh oleh warna air radiator karena itu tidak berpengaruh pada kualitasnya.
Pada dasarnya, ada 3 jenis radiator coolant yang sering digunakan oleh pabrikan, yaitu Inorganic Additive Technology (IAT), Organic Acid Technology (OAT), dan Hybrid Organic Acid Technology (HOAT).
Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda. IAT, adalah jenis radiator coolant yang biasanya cocok digunakan untuk kendaraan tua dan diganti setiap 2 tahun sekali atau setiap 24 ribu mil.
Jenis yang kedua, yaitu OAT, adalah radiator coolant yang biasanya digunakan oleh salah satu raksasa otomotif global, General Motors. Waktu penggantiannya adalah setelah 5 tahun sekali atau setiap 50 ribu mil.
Sedangkan HOAT, adalah pengembangan dari OAT. Jadi kegunaan dan waktu penggantiannya juga tidak berbeda.
Cara kerja cairan pendingin radiator
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendingin mesin, radiator memiliki beberapa bagian, seperti radiator core, inlet tank dan outlet tank. Radiator core merupakan rangkaian yang terdiri atas rongga-rongga saluran air dan lempengan pelat tipis.
Sedangkan inlet dan outlet tank adalah penampung air dan sekaligus menjadi titik sirkuliasi dari mesin dan ke arah mesin.
Alur kerja radiator bermula dari cairan pendingin yang dipompa masuk menuju bagian dinding silinder. Cairan itu akan menyerap dan memindahkan panas keluar dari dinding silinder untuk didinginkan dalam tabung utama radiator atau radiator core.
Pemindahan panas dari silinder ke radiator core akan melewati celah katup thermostat, yaitu sekat antara mesin dan radiator. Katup ini akan terbuka jika panas sudah mencapai 195 fahrenheit atau 90 derajat celcius.
Jika Anda pernah mengalami overheat, kemungkinan besar masalahnya ada di katup thermostat radiator mobil Anda.
Selanjutnya, cairan pendingin tadi akan membawa udara panas bertekanan tinggi. Untuk itu, tutup radiator harus terkunci dengan baik agar dapat menahan tekanan udara ketika cairan masuk ke inlet tank.
Dari inlet tank, cairan radiator akan berjalan menuju radiator core yang memiliki rongga-rongga dengan lempengan pelat tipis. Di tempat itulah proses pendinginan terjadi. Kipas radiator akan menyebarkan udara sejuk ke dalam radiator core.
Rongga-rongga saluran air tadi menjadi akses masuk udara dingin yang disebarkan oleh kipas dan mengeluarkan udara panas. Setelah temperatur turun, cairan pendingin akan menuju outlet tank untuk mengulang siklus pendinginan.
Untuk itu, air radiator harus diganti sesuai dengan jadwal. Namun, setiap mobil memiliki masa penggantian air radiator yang berbeda, tetapi umumnya penggantian air radiator dilakukan setiap 20.000 sampai dengan 50.000 kilometer dengan memakai radiator coolant.
Tetapi, lebih baik lakukan pengecekan sebelum jatuh tempo karena bisa saja air radiator Anda sudah mulai berkurang sebelum waktunya. Jangan lupa, selalu gunakan radiator coolant yang disarankan oleh pabrikan untuk menghindari reaksi kimia akibat perbedaan jenis atau merek.
Selain itu, lakukan juga pengecekan selang radiator, pengurasan air, dan sebagainya agar performa radiator mobil Anda tetap dalam kondisi prima. Dengan begitu, mesin mobil juga akan terawat dengan baik.