Baru
Kendaraan Listrik Diprediksi Laris Manis Tahun 2024, Begini Kata Pemerintah
Selain insentif dari pemerintah, ini beberapa hal yang mendukung penjualan kendaraan listrik di Tanah Air terus meningkat.
Berdasarkan informasi dari pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), disebutkan bahwa penjualan mobil listrik meningkat. Salah satu penyebab peningkatan tersebut dikatakan berkat insentif yang diberikan pemerintah berupa pemotongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen.
Disebutkan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier, penjualan mobil listrik sejak April 2023 sebanyak 5.471 unit.
“(Penjualan mobil listrik) Juli 5.471, (naik) 226 persen,” terang Taufik melansir Kompas.com, (11/10).
Baca juga: Wacana Penunggak Pajak Kendaraan Bakal Diumumkan di SPBU, Apa Tujuannya?
Taufik juga menyebutkan bahwa kebanyakan pembeli mobil listrik bukanlah first buyer (pembeli pertama) di mana sebelumnya mereka sudah lebih dulu memiliki mobil berbahan bakar fosil.
“Nah, itu kira-kira gambarannya untuk EV (electric vehicle), karena orang (penasaran) mau nyoba,” kata Taufik.
Harga mobil listrik
Selain insentif dari pemerintah, hal lain yang membuat orang tertarik memiliki kendaraan listrik adalah kesadaran untuk mengurangi polusi udara. Seperti diketahui, emisi karbon yang dihasilkan kendaraan listrik sangat minim, sehingga lebih ramah lingkungan dan mengurangi polusi udara.
Dulu, masyarakat mengenal kendaraan listrik sebagai kendaraan mewah. akibat biaya produksi mesin dan baterainya yang lebih mahal. Ditambah teknologi yang ada pada kendaraan listrik dinilai lebih mumpuni dari kendaraan konvensional.
Baca juga: Fitur Unggulan dalam Mobil Listrik Murah di Indonesia
Tapi sekarang tidak lagi. Saat ini perusahaan otomotif justru berlomba-lomba memproduksi kendaraan listrik dengan harga yang lebih terjangkau. Coba saja cek, saat ini saja sudah ada mobil listrik dengan harga di bawah Rp200 jutaan. Pun begitu dengan motor listrik yang harga tidak jauh berbeda dengan harga motor bensin.
Pemerintah Indonesia jadi pemasok baterai mobil listrik
Alasan lainnya adalah pemerintah Indonesia akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik yang memproduksi 45 Giga Watt hour (GWh) pada 2034 mendatang.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso, sebut akan dikerjakan oleh salah satu anak Badan Usaha Milik Negara, Indonesia Battery Corporation (IBC).
Ini akan jadi proyek baterai kendaraan listrik pertama pemerintah dan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Dan dengan ini Indonesia diperkirakan bakal jadi pemasok 50% kebutuhan baterai kendaraan listrik dunia hingga dua dekade mendatang.
Baca juga: Catat, 15 Golongan Penumpang Ini Bisa Naik Transjakarta Gratis Lho
“Anak perusahaan MIND ID, PT Indonesia Battery Corporation, diperkirakan akan memproduksi 45 GWh (baterai EV) pada tahun 2034,” kata Hendi melansir CNBC Indonesia, (25/8).
Hal yang sama juga disampaikan McKinsey. “McKinsey dalam peta jalan transisi net-zero memperkirakan akan ada peningkatan permintaan baterai EV global menjadi 5.000 GWh pada tahun 2030 dan akan mencapai 12.700 GWH pada tahun 2040. Dan, Indonesia diproyeksikan akan memasok 50% kebutuhan baterai EV global,” katanya.
Tidak hanya itu, masih kata Hendi, MIND ID menargetkan untuk menjadi lima perusahaan pertambangan global teratas di dunia pada tahun 2033.
Baca juga: Pengendara Sering Kena Tilang Akan Sulit Perpanjang SIM, Gimana Faktanya?
Nantinya proyek pabrik baterai kendaraan listrik ini dibangun di Karawang, Jawa Barat, di mana pembangunannya akan dimulai pada tahun 2024.
“Project Omega di Karawang konstruksi hampir 70-80%, nilai investasi US$ 1,1 miliar dan ini awal dari Indonesia menjadi EV Production Hub, dia terintegrasi dengan pabrik mobil Hyundai. Dia produksi juga tidak hanya buat Indonesia saja tapi juga diekspor,” kata Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, (12/4).
Pemerintah gencar perbanyak SPKLUÂ
Pertumbuhan kendaraan listrik didukung oleh PT PLN (Persero) dengan dibangunnya ribuan SPKLU di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca juga: Kendaraan Listrik Makin Marak, Berapa Jumlah SPKLU di Indonesia?
Sementara ini SPKLU yang dibangun PLN sudah ada 620 unit. Sedangkan untuk ada Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) 1.401 unit dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) 9.566 unit. Dikatakan bahwa jumlahnya akan terus bertambah.
Total jumlah SPKLU yang ada di Indonesia adalah 846 unit. Sekitar 620 unit SPKLU merupakan milik PLN, sisanya dimiliki ATPM seperti Astra, Hyundai (157 unit), Mitsubishi (17 unit), Astra Otopower di 13 titik wilayah, dll.
Untuk semakin memperluas jaringan SPKLU, PLN tidak mengelolanya sendiri tapi juga menjalankan program kemitraan (franchise) yang terbuka untuk siapa saja.
Baca juga: Yuk Perhatikan 5 Hal ini Sebelum Membeli Mobil Listrik!
Kerjasama PT PLN (Persero) dan Astra International dalam penyediaan dan pengembangan SPKLU, panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Astra sudah memberikan komitmennya dalam penyediaan SPKLU. Tahun lalu perusahaan sudah mengenalkan Astra Otopower, yaitu fasilitas charging machine KBLBB atau SPKLU untuk kendaraan listrik roda empat. SPKLU ini tersebar di 13 titik dengan menggunakan mesin cas yang dikembangkan dan diproduksi sendiri dengan merek ALTRO.
Sejumlah hal di atas dipastikan mendongkrak penjualan kendaraan listrik di Tanah Air akan semakin meningkat di tahun 2024 nanti.