Hobi & Komunitas
Kopdar Astra Angkat Tema “Merawat Data, Merawat Indonesia”
Data perlu dirawat dengan baik untuk menepis hoax yang banyak bertebaran di sosial media. Namun, bagaimana caranya? Yuk, simak di bawah ini.
Data menjadi aset penting di era digital seperti sekarang ini. Untuk itu, dibutuhkan wadah yang bisa menampung dan menyalurkan data kepada masyarakat. Sadar dengan kebutuhan tersebut, Astra Digital kembali mengadakan Kopdar Astra, yaitu sharing session mengenai data yang diselenggarakan di kantor Astra Digital, pada Jumat (30/8/2019).
Kopdar kali ini bernama Kopdar Merdeka dan mengangkat tema “Merawat Data, Merawat Indonesia”, yang membahas tentang urgensi data di Indonesia saat ini. Hal itu dikaitkan dengan kebutuhan data di ranah pemerintahan dan masyarakat.
Setidaknya, ada sekitar 50 orang yang tergabung dalam acara kopdar tersebut. Para peserta datang dari berbagai lini bisnis Astra yang tergabung dalam Astra Data Community (ADC). Acara ini juga menghadirkan Robertus Theodore, Executive Staff Deputy 1 Kantor Staff Presiden Indonesia dan Metta Dharmasaputra, CEO Katadata.co.id sebagai pembicara.
Digitalisasi dan perjalanan data
Kopdar Merdeka diawali dengan speech dari Theodore mengenai riwayat data dalam ranah pemerintah. Ia mengatakan, bahwa data masuk perlahan dan kemudian menjadi sesuatu yang begitu vital di tanah air.
Baca juga: Kopdar Astra Data Community: Pentingnya Data dalam Industri Digital
Pasalnya, sebelum kehadiran data, birokrasi di Indonesia terbilang sangat kritis. Para peminat data, dalam hal ini jurnalis dan masyarakat akademisi, terdampak imbas birokasi yang seret tersebut.
“Dulu, jauh sebelum data hadir, masyarakat merasa kesulitan dalam mendapatkan informasi. Mereka harus menunggu data dari pemerintah hingga beberapa hari, dan sekalinya data sudah di tangan, (data) terbilang tidak user friendly,” tutur Theodore.
Ia menambahkan, akibat keterbatasan data itu, informasi yang diterima oleh masyarakat sangat terbatas. Pemerintah pun kesulitan dalam menyebarkan data yang dibutuhkan.
“Tak hanya itu, di ranah pemerintah juga terjadi ketidaksesuaian data, antara kementerian X dan Y sehingga data yang diberikan tak valid dan sulit digunakan,” lanjut Theodore.
Baca juga: Melihat Lebih Dekat Kompleks Astra Biz Center
Hal serupa ternyata juga disadari oleh Metta Dharmasaputra ketika akan mendirikan Katadata. Ia melihat bahwa data dapat menjadi peluang dan unique selling point (USP) dalam mendirikan sebuah media.
Karena, pada saat Katadata terbentuk, belum banyak media yang menitikberatkan akurasi data dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
“Pada saat itu saya berpikir, kalau mau mengejar pasar dan traffic saja, untuk apa saya membuat media ini. Karena itu, saya ingin sesuatu yang lebih segar, beda, dan akurat. Jadi, terbentuklah media Katadata yang mengedepankan data,” ujar Metta.
Implementasi data
Memasuki era digitalisasi, data semakin berkembang dan menjadi kebutuhan utama. Data diumpakan sebagai senjata yang dapat melawan berita bohong atau hoax yang kerap ditemui di berbagai media online.
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah ikut turun tangan dengan membentuk tim digital dan membuat Perpres tentang Sistem Pemerintahan Berbebasi Elektronik (SPBE). Perpres ini menjadi ujung tombak dalam sistem satu data sekaligus menjadi tolok ukur bagi pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang lebih transparan.
Melalui sistem satu data, pemerintah dapat mempromosikan perkembangan data pemerintahan yang lebih terbuka.
Selain pemerintahan, Aliensi Jurnalis Independen (AJI) ikut membuat sistem satu data, yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi awak media dalam mencari data.
Metta melanjutkan, bahwa implementasi data dari sisi media tidak jauh berbeda dengan yang lainnya. Katadata misalnya, yang dapat menerjemahkan dan memeriksa kevalidasian data melalui unit Quality Content yang mereka bentuk.
Baca juga: Kronologi Demo di Hong Kong dan Travel Warning Pemerintah
Oleh karenanya, tak heran bila data menjadi aset yang berharga dalam keberlangsungan informasi di Indonesia. Untuk itu, bagi Anda yang ingin meng-upgrade informasi seputar data atau tertarik pada isu tentang big data, yuk bergabung di ADC dan ikuti Kopdarnya di bulan September ini.