Tips & Rekomendasi
Masuk Musim Kemarau, Perlukah Mengganti Oli yang Lebih Kental?
Mengganti oli secara berkala membuat kinerja mesin tetap optimal, namun perlukah ganti oli saat musim juga berganti?
Mengganti oli merupakan salah satu perawatan berkala yang perlu dilakukan secara rutin guna menjaga kinerja mesin agar tetap optimal.
Oli memegang peranan penting bagi kendaraan. Cairan bertekstur kental ini bertugas melumasi mesin serta mencegahnya aus dan tergores. Panas mesin juga akan terjaga jika asupan oli cukup.
Untuk itu, pemilik mobil tak boleh asal dalam memilih pelumas mesin dan disarankan untuk mencari produk yang tepat agar fungsi pelumas dalam melindungi berbagai komponen pada mesin bisa maksimal.
Saat memilih oli, perhatikan tingkat kekentalannya. Penggunaan oli harus disesuaikan dengan spesifikasi dan usia mobil.
Baca juga: Velg Mobil Penyok, Mending Reparasi atau Beli Velg Baru?
Namun, banyak juga yang beranggapan kalau mengganti oli harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan seperti pergantian musim. Benarkah demikian?
“Kekentalan oli itu kan ada rumusnya masing-masing, bagaimana mereka bisa menyesuaikan dengan suhu tertentu”, ucap Rocky Yonathan, Kepala Bengkel Auto 2000, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, saat dihubungi Seva, Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Lebih lanjut, menurutnya, meski ada pergantian musim, pemilik mobil tak perlu khawatir hingga mengganti oli ke jenis yang lebih kental.
Sebab, perubahan suhu dari musim hujan ke kemarau tidaklah ekstrim, sehingga cukup dengan menggunakan oli dengan spesifikasi standar pabrikan, oli tersebut tetap bisa melakukan penyesuaian dengan suhu yang ada.
Kecuali jika tujuannya untuk balapan, penggunaan oli encer lebih direkomendasikan. Sebab, semakin encer oli maka kinerja mesin akan lebih ringan.
Namun, jika untuk penggunaan harian, sebaiknya gunakan oli yang sesuai dengan spesifikasi mobil. Salah satu cara mudah agar tak salah pilih oli adalah dengan membaca kode oli yang ada pada kemasan.
Selain itu, sering menggonta-ganti oli dapat menyebabkan kerusakan mesin, dimana hal ini terjadi karena oli tidak tercampur sempurna. Sehingga mengakibatkan adanya gumpalan pada pelumas.
Baca juga: Jalan Basah di Awal Hujan Lebih Berbahaya, Mitos atau Fakta?
Kode Oli Yang Harus Diperhatikan
Sebelum membeli oli, ada kalanya Anda memperhatikan kode yang tertera. Ada beberapa kode yang harus diperiksa untuk memastikan bahwa oli yang digunakan memang sesuai kebutuhan. Kode tersebut umumnya adalah SAE dan API.
Kode SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineer yang biasanya digunakan untuk menyampaikan tingkat kekentalan oli.
Jika diperhatikan, pada kemasan oli biasanya tertulis kode-kode SAE seperti 10W-30, 10W-40 atau 20W-40 atau 20W-50.
Huruf W yang tersebut merupakan singkatan dari Winter yang berarti oli tersebut memiliki formula yang lebih cocok untuk digunakan di musim dingin.
Sementara, untuk angka di depan menunjukkan tingkat kekentalan oli pada suhu dingin.
Selanjutnya, angka paling belakang menunjukkan tingkat kekentalan oli saat mesin dalam kondisi panas atau saat mesin bekerja.
Semakin besar angkanya maka oli akan semakin kental. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil angkanya maka akan semakin encer olinya.
Baca juga: Bikin Kabin Mobil Jadi Lebih Senyap agar Nyaman di Bulan Ramadan
Selanjutnya adalah kode API yang merupakan singkatan dari American Petrolium Institute. Kode API ini menentukan kualitas pada oli.
Biasanya, di kemasan tertulis kode API dengan dua tambahan alfabet huruf di belakangnya, seperti API SN atau API CH.
Untuk huruf pertama memiliki makna jenis mesin yang dapat menggunakan oli tersebut. Huruf S diperuntukkan untuk kendaraan bermesin bensin.
Sementara untuk huruf C bertujuan untuk memberikan informasi bawah oli tersebut hanya digunakan untuk kendaraan bermesin diesel.
Sedangkan untuk huruf kedua adalah untuk menunjukkan teknologi dari oli. Semakin baru teknologi oli maka hurufnya akan semakin mendekati huruf Z.
Misalkan, API SN memiliki kualitas dan teknologi yang lebih modern ketimbang API SG.
Untuk kendaraan keluaran baru, disarankan untuk menggunakan oli yang memiliki huruf mendekati huruf Z. Sementara untuk mobil tua justru tidak dianjurkan menggunakan oli berteknologi tinggi.
Hal ini karena mesinnya yang memang tidak dirancang untuk menggunakan oli tersebut.
Nah, agar tak keliru saat mengganti oli dan mobil terhindar dari resiko kerusakan, yuk mulai sekarang pahami kode dan jenis-jenis oli.