Tips & Rekomendasi
Melirik Teknologi Halogen, HID, dan LED pada Lampu Utama Mobil
Teknologi lampu utama mobil semakin hari semakin pesat perkembangannya. Hal ini sejalan dengan penggunaannya yang tidak hanya sebagai sarana penerang jalan, tapi juga sebagai sarana keselamatan kala berkendara di malam hari.
Untuk saat ini, mayoritas lampu utama mobil yang digunakan oleh pabrikan otomotif masih berkutat pada jenis lampu halogen, HID, dan LED. Untuk mengenal lebih detil masing-masing jenis lampu mobil ini, kami sajikan ulasannya berikut ini.
1. Halogen
Lampu jenis halogen adalah salah satu jenis lampu yang umum dan paling sederhana digunakan pada mobil saat ini. Selain karena alasan terjangkau, lampu halogen juga mudah diaplikasikan pada mobil keluaran saat ini.
Lampu halogen sendiri merupakan pengembangan dari bohlam pijar, dimana sebuah filamen wolfram disegel di dalam sampul transparan kompak berisikan gas lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromine. Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur.
Idealnya, warna cahaya yang dihasilkan lampu halogen berkisar antara 3.000 Kelvin (kuning, warna cahaya rendah) hingga 5.000 Kelvin (putih, warna cahaya tinggi). Semakin tinggi kelvin-nya, maka sorotan cahaya yang dihasilkan lebih elegan. Sedangkan semakin rendah kelvin-nya, maka semakin berguna dalam hal visibilitas di kondisi hujan maupun berkabut.
2. HID
Secara teknologi, lampu jenis HID (High Intensity Discharge) berada setingkat di atas lampu halogen. HID sendiri menggunakan bohlam xenon tanpa filamen yang memiliki daya terang sangat baik.
Cahaya yang dihasilkan berasal dari pengaktifan gas xenon dengan umur pakai mencapai 3.000 jam, di atas umur bohlam halogen yang bertahan di kisaran waktu 500 jam saja. Selain itu lampu HID dengan daya 35w mampu menghasilkan terang 3.5 kali lebih baik dibanding halogen berdaya 55w.
Meski begitu, untuk menggunakan lampu HID dibutuhkan ballast, komponen ini berfungsi mengubah arus DC 13,2 V menjadi arus AC dengan kekuatan mencapai 23.000 volt.
Umumnya HID tersedia dalam berbagai pilihan warna cahaya, mulai dari 3.000 Kelvin, 4.300 K, 6.000 K, 8.000 K, 10.000 K, 12.000 K, 16.000 K dan 25.000 K. Temperatur warna 3.000 K berwarna kuning pekat, cocok digunakan kondisi cuaca berkabut ataupun hujan deras. Cahaya 4.300 K berwarna putih kekuningan, sementara cahaya 6.000 K menghasilkan warna putih dan 8.000 K berwarna putih kebiruan. Penggunaan temperatur warna di atas 8.000 K kurang dianjurkan, karena daya penetrasi cahaya saat hujan deras maupun kabut semakin berkurang.
3. LED
Sejarah mencatat jenis lampu LED (Light Emitting Diode) sudah mulai dikembangkan pada tahun 2004, dimana teknologi LED kini mulai digunakan di hampir mayoritas mobil-mobil terkini. Jenis lampu ini diklaim lebih efisien dari segi kebutuhan listrik, serta memiliki usia pakai lebih panjang hingga dengan respon lebih cepat dan warna sinar lebih baik.
Cahaya dari LED warnanya setara warna sinar matahari siang hari. LED menghasilkan cahaya 5.500 Kelvin atau mendekati cahaya siang hari. Selain itu untuk sorotan dari lampu LED dalam kondisi dipped beam bisa mencapai 150 meter mendeteksi, dan kondisi high beam bisa menjangkau 250 meter. Selain itu, beberapa brand lampu semisal Osram atau Phillips yang memproduksi lampu utama mobil jenis LED juga mengklaim bahwa produk mereka bisa memiliki umur pakai mencapai 10.000 jam.
Karena penggunaan LED tergolong canggih, beberapa pabrikan otomotif bisa leluasa menciptakan teknologi lampu adaptif, di mana kekuatan sinar cahaya bisa dikontrol secara otomatis agar mampu mendukung visibilitas pengemudi dalam kondisi sulit tanpa mengganggu pengendara lain dari arah berlawanan.
Di sisi lain, hal itu ada risikonya, yakni jika terjadi kerusakan maka satu modul lampu LED wajib diganti, bukan hanya satu unit lampu saja.
Nah, dari tiga teknologi lampu utama mobil ini, jenis lampu manakah yang digunakan pada mobil Anda??