Otomotif
Mengenal Teknologi Face Recognition di Big Data Astra Digital
Face recognition menjadi teknologi canggih yang mampu mengetahui preferensi dan kepuasaan individu terhadap sesuatu. Teknologi ini juga diterapkan oleh Astra Group melalui Astra Digital. Bagaimanakah perkembangannya?
Kehidupan manusia tak bisa lepas dari yang teknologi. Bahkan intensitas terhadap teknologi pun terbilang sangat tinggi dan erat, entah dalam keseharian pribadi maupun sebuah organisasi (perusahaan).
Perkembangan teknologi mulai terasa dan dapat diidentifikasi dalam beberapa tahun belakang ini. Salah satu yang begitu familiar ialah Artificial Intelligence berupa face recognition (pemindai wajah).
Bila melihat perkembangan teknologi face recognition tersebut, pertama kali teknologi ini hadir dalam smartphone Anda. Kumparan.com mencatat bahwa Samsung Galaxy S8 merupakan pelopor yang pertama kali mengenalkan teknologi face recognition sebagai alat pembuka kunci smartphone melalui wajah. Setelah itu diikuti Apple, yang mengklaim adanya pembaruan dan validasi keamanan yang lebih baik daripada Samsung, dengan menambah face recognition untuk menjawab panggilan masuk.
Namun pada dasarnya, kehadiran face recognition di tengah-tengah kita tidaklah main-main. I Wayan Wisnu, Dept Head Data Scientist Astra Digital, mengungkapkan bahwa untuk menghadirkan sebuah teknologi yang sedemikian rupa dilandaskan pada permasalahan yang ada di lapangan terlebih dulu.
“Kita perlu tahu sebenarnya permasalahan di lapangan itu seperti apa. Setelah itu, barulah kita membuat teknologi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai yang mereka butuhkan,” tutur Wisnu.
Lantaran itulah, produsen smartphone di atas menghadirkan teknologi AI dalam bentuk face recognition sebagai jawaban atas permasalahan dan ketidakpraktisan saat membuka ponsel dengan menginput sandi atau membuat pola-pola.
Penerapan digitalisasi di Astra Group
Tak hanya di kedua perusahaan telekomunikasi tersebut saja. Bila ditarik ke dalam, Astra Internasional melalui Astra Digital pun turut berkecimpung di dunia digital-teknologi. Hal itu dilakukan dengan menghadirkan Big Data sebagai Data Scientist dan Bussiness Analyst.
Dari Big Data, Astra Group dapat mengimplementasikan beberapa teknologi yang ada. Face recognition menjadi jawaban yang begitu argumentatif terhadap apa yang dibutuhkan.
Melalui teknologi itu pula, Astra tidak hanya dapat mengukur kepuasan pelanggan secara digital saja, tetapi bisa memetakan prefensi konsumen terhadap apa yang dibutuhkan dan menginput data konsumen dengan cepat.
“Sebagai konsumen, tentu kita ingin dimengerti. Untuk memenuhinya, teknologi menawarkan solusi berdasarkan apa yang mereka butuhkan. Nah, itu bisa dilihat dari data AI, face recognition, dan sistem identifikasi KTP, yang berguna buat sales operational Astra,” kata Wisnu.
Wisnu juga menambahkan, contoh yang paling signifikan dari penerapan teknologi itu ialah hadirnya face recognition di Menara Astra (MA). Petugas repsesionis di MA dapat mengetahui intensitas pengunjung, tempat yang sering dikunjungi, dan mengidentifikasi status pengunjung. Selain itu, face recognition juga membantu pekerjaan security building MA dalam mengamankan gedung.
Di Astra Digital sendiri, penerapan teknologi itu dikembangkan dalam empat produk digital, yaitu Seva.id, Sejalan, CariParkir, dan Movic. Tim Big Data berhasil menjalankan face recognition untuk mempermudah konsumen dalam bertransaksi.
Di Movic dan Sejalan misalnya. Aplikasi tersebut sudah disematkan teknologi face recognition yang dapat mempermudah car owner dan Kapten Sejalan dalam menunggu konfirmasi data diri mereka. Bila dengan cara konvensional bisa memakan satu hari, dengan face regocnation registrasi bisa selesai dalam waktu hitungan menit. Cukup scan wajah dan dokumen yang diminat saja.
“Selain itu, di Astra Digital juga mengembangkan teknologi fraud detection, pembayaran digital, dan AB Testing buat mengetahui prefensi konsumen,” tambah Wisnu.
Akankah teknologi ini bertahan?
Mengingat dampak yang diberikan teknologi ini cukup signifikan, eksistensi dan perkembangan face regocnition diyakini sebuah keniscayaan. Hal itu diyakini atas keberhasilan digital-teknologi dalam menjawab permasalahan zaman.
Selain itu, besarnya peluang yang diberikan kepada teknologi dalam mengembangkan dirinya terhadap permasalahan yang ada juga menjadi tolok ukur keberhasilan digital saat ini.
“Hal yang perlu digarisbawahi dari perkembangan digital bukan terletak pada teknologi, melainkan pada bisa atau tidaknya teknologi digital yang dibuat itu memberikan dampak positif bagi kehidupan orang. Jadi, dengan teknologi ini, saya berharap bisa membantu Astra untuk terus berkembang,” tutup Wisnu.