Review Otomotif
Mengoplos BBM RON 92 dan RON 95, Bahayakah untuk Mobil?
Sebagian pemilik mobil percaya kalau mengoplos BBM dengan RON berbeda bisa meningkatkan performa mobil. Yuk cek faktanya berikut ini.
Tidak sedikit pemilik kendaraan yang kerap mencampurkan atau mengoplos bahan bakar minyak (BBM) kendaraan bermotor dengan nilai Research Octane Number (RON) berbeda.
Seperti halnya mengkombinasikan BBM RON 92 dan RON 95, hal tersebut dipercaya mampu membuat pembakaran lebih baik.Â
Padahal, setiap jenis bensin memiliki nilai RON atau oktan yang berbeda dan belum tentu sesuai dengan rasio kompresi mesin kendaraan.
Lalu, bagaimana efek yang akan ditimbulkan jika kendaraan menggunakan BBM oplosan?
Ternyata, hal tersebut tidak disarankan. Dikutip dari Liputan6.com, Commercial Fuel Marketing PT Pertamina, Indra Pratama mengatakan melakukan pencampuran atau mengoplos BBM bukan persoalan boleh atau tidak, melainkan bagaimana hasil performa yang akan didapat.
Mengoplos BBM tidak direkomendasikan sebab masing-masing jenis bahan bakar memiliki keunggulannya masing-masing. Selain itu, karakteristik sulfur dan muatannya pun juga berbeda.
Baca juga:Â Kenapa Lampu Sein Berkedip Sedangkan Lampu Rem Tidak?
Sehingga kesimpulannya ialah, mengoplos BBM dengan nilai RON yang berbeda justru bisa menurunkan kualitas bahan bakar.
Selain itu, mengoplos BBM dengan nilai RON yang berbeda juga berpotensi menimbulkan kerak. Mulai dari banyaknya kerak di piston, kepala silinder dan sekeliling payung klep.
Tumpukan kerak ini akan menimbulkan knocking atau ngelitik dan performa mesin yang turun drastis. Kinerja mesin pun juga tidak optimal dibuatnya. Sehingga konsumsi bahan bakar menjadi makin boros.
Oleh karenanya, pemilik kendaraan sebaiknya tidak mencampur BBM dengan nilai RON yang berbeda, serta memilih jenis BBM berdasarkan rasio kompresi kendaraan. Sebab, jika memilih BBM yang lebih tinggi rasionya dari kendaraan yang dimiliki, maka bisa membuat pembakaran menjadi tidak sempurna dan bisa menyisakan residu.
Selain itu, pemilik kendaraan juga disarankan untuk setia pada satu jenis bahan bakar saja dan hindari mengganti jenis bahan bakar terlalu. Sebab, hal tersebut berpotensi membuat bahan bakar tercampur.
Resiko menggunakan bahan bakar dengan nilai RON yang tidak sesuai pabrikan
Dikutip dari tirto.id, merujuk pada tulisan Economist, menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan atau RON yang terlalu rendah dari rekomendasi pabrik berpotensi memicu pembakaran prematur, atau dalam istilah teknis disebut knocking alias ngelitik. Peristiwa seperti itu terjadi ketika bahan bakar meledak lebih dulu sebelum dialiri bunga api dari busi karena suhu dalam ruang bakar lebih tinggi dari titik bakar bensin yang digunakan. Akibatnya, penyaluran energi menjadi terganggu, ditandai dengan gejala brebet.
Untungnya, mobil-mobil modern yang menerapkan sistem injeksi bahan bakar berbasis sistem elektronik mampu beradaptasi ketika diberikan bahan bakar berkualitas rendah.
Sistem knocking sensor akan mendeteksi jika terjadi pembakaran prematur, kemudian menyesuaikan campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar secara otomatis. Namun, konsekuensinya tenaga yang dihasilkan bakal berkurang karena pembakaran tidak berjalan optimal.
Baca juga:Â Hal yang Harus Diperthatikan Saat Beli Mobil Matik Bekas
Sementara, menggunakan bahan bakar dengan nilai RON yang terlalu tinggi bisa menyebabkan bahan bakar tidak terbakar sempurna dan performa mesin pun juga akan menurun.
Selain itu, pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan sisa-sisa partikel yang tidak habis terbakar dan bisa berefek pada emisi.
Itulah mengapa pemilik kendaraan sangat disarankan untuk menggunakan BBM dengan nilai oktan atau RON yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi agar pembakaran BBM dapat dikontrol sehingga performa mobil pun tetap terjaga.
Untuk saat ini bahan bakar yang diklaim lebih baik untuk sistem pembakaran ialah pertamax dibandingkan dengan premium. Namun, akan lebih baik jika digunakan salah satunya saja agar kinerja mesin lebih stabil.​