Berita Utama Otomotif
Mengungkap Kelemahan Mobil Listrik! Apakah Masa Depan Transportasi Benar-Benar Ada di Sini?
Ketika berbicara tentang masa depan transportasi, mobil listrik sering kali dianggap sebagai solusi utama. Namun, ada sejumlah kelemahan mendasar yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk beralih ke kendaraan ini. Salah satu kelemahan terbesar yang sering diabaikan adalah berat mobil listrik itu sendiri.
Berat Kendaraan dan Dampaknya Terhadap Jalan
Salah satu hal yang mungkin belum kamu sadari adalah berat kendaraan listrik yang cenderung lebih besar dibandingkan mobil konvensional. Sebagai contoh, Wuling Air EV memiliki berat sekitar 1160 kg, sedangkan Toyota Calya, yang dapat menampung hingga tujuh penumpang, hanya memiliki berat 975 kg. Perbedaan berat ini mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya pada infrastruktur jalan sangat signifikan.
Semakin berat sebuah kendaraan, semakin besar keausan yang diakibatkan pada permukaan jalan. Ini berarti, dalam jangka panjang, kerusakan jalan bisa terjadi lebih cepat, sementara pajak yang dikenakan pada mobil listrik sering kali lebih rendah karena tidak ada pajak bahan bakar dan pajak kendaraan bermotor (PKB) tahunan yang lebih kecil. Pertanyaannya adalah, dari mana pemerintah akan mendapatkan dana untuk memperbaiki jalan dan jembatan jika pajak dari mobil listrik tidak cukup?
Risiko Kecelakaan yang Lebih Besar
Tidak hanya itu, berat kendaraan juga berpengaruh pada keselamatan. Dalam kecelakaan, energi kinetik yang harus diserap oleh kendaraan saat tabrakan akan lebih besar, yang dapat berbahaya tidak hanya bagi pengemudi, tetapi juga bagi pejalan kaki, pesepeda, dan pengendara mobil yang lebih ringan. Ini mirip dengan perasaan semu aman yang dimiliki oleh pengendara SUV, yang terkadang membuat mereka merasa lebih aman dan akhirnya cenderung mengemudi dengan ugal-ugalan.
Tantangan Penggunaan Baterai Lithium
Salah satu komponen paling kritis dalam mobil listrik adalah baterainya. Kebanyakan mobil listrik saat ini menggunakan baterai berbasis lithium. Meskipun efisien, lithium merupakan material yang langka dan sulit didapatkan. Tambang lithium sebagian besar berada di Amerika Latin, seperti Argentina dan Chile, dan harus diolah di Tiongkok sebelum akhirnya digunakan dalam pembuatan baterai. Proses ini tidak hanya memakan waktu, tetapi juga meningkatkan biaya produksi.
Harga lithium dunia telah naik hingga empat kali lipat dalam setahun terakhir. Ini menjadi salah satu alasan mengapa harga mobil listrik sulit untuk turun dan kemungkinan besar akan tetap mahal di masa mendatang.
Baca juga :Â Tips Merawat Brio Satya Agar Tetap Nyaman Saat Liburan Jauh
Risiko Kebakaran dan Thermal Runaway
Sifat lithium yang mudah terbakar juga menambah tantangan lain. Dalam baterai, ada risiko yang dikenal sebagai thermal runaway, di mana baterai bisa terbakar secara spontan. Api dari lithium ini sangat sulit dipadamkan, memerlukan alat pemadam kebakaran khusus untuk logam, dan bahkan bisa terus menyala selama berhari-hari.
Kamu mungkin pernah melihat peringatan pada kemasan baterai lithium yang meminta untuk tidak membuang baterai bekas sembarangan. Larangan ini bukan tanpa alasan. Bahkan, membuka paksa baterai atau membakar sampah baterai bisa menyebabkan ledakan. Jadi, bayangkan risiko ini dalam skala yang lebih besar pada mobil listrik yang baterainya jauh lebih besar daripada baterai pada ponsel atau laptop.
Apakah Ada Solusi Lain?
Saat ini, para peneliti tengah mengembangkan alternatif baterai berbasis sodium (garam) yang diharapkan bisa mengatasi beberapa kelemahan lithium. Namun, sodium sendiri memiliki tantangan, terutama dalam hal berat. Baterai sodium cenderung lebih berat dibandingkan baterai lithium, sehingga meskipun lebih murah, ada kompromi yang harus dibuat dalam hal efisiensi dan performa.
Solusi Transportasi Masa Depan: Bukan Mobil Listrik, Tetapi Transportasi Massal
Jika kita berpikir lebih jauh ke depan, solusi transportasi masa depan mungkin bukan pada mobil listrik, tetapi pada pengembangan transportasi massal yang murah dan andal. Sistem transportasi berbasis rel seperti kereta api, LRT, dan KRL, dipadukan dengan infrastruktur yang mendukung pejalan kaki dan pesepeda, mungkin menjadi jawaban yang lebih berkelanjutan dan efektif.
Baca juga :Â Rekomendasi Minyak Power Steering Toyota Corolla Cross Hybrid
Dengan transportasi massal yang baik, kebutuhan akan kendaraan pribadi bisa berkurang. Pengemudi mobil seperti kamu mungkin bisa menikmati mengemudi sebagai hobi, tanpa terganggu oleh kemacetan yang disebabkan oleh mereka yang terpaksa mengemudi karena kurangnya alternatif transportasi.
Kesimpulan
Mobil listrik memang menawarkan banyak keuntungan, tetapi juga membawa sejumlah tantangan yang tidak boleh diabaikan. Dari berat kendaraan yang berdampak pada infrastruktur jalan hingga risiko yang terkait dengan baterai lithium, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Solusi jangka panjang mungkin bukan pada adopsi luas mobil listrik, tetapi pada pengembangan transportasi massal yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kendaraan yang sesuai dengan kebutuhanmu dan informasi lainnya, kunjungi SEVA. Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijak tentang kendaraan dan transportasi masa depan.