Otomotif
Mitos atau Fakta, Odometer Digital Mobil Bisa Dipalsukan?
Banyak digunakan oleh kendaraan modern saat ini, tapi masih bisakah odometer digital mobil dipalsukan?
Bila ingin membeli mobil bekas, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengecek kondisinya. Salah satunya adalah dengan melihat jarak tempuh pada odometer.
Sebelum lebih jauh, terdapat perbedaan odometer dan tripmeter. Selain odometer, mobil masa kini dilengkapi dengan tripmeter.
Lalu, apa perbedaan odometer dan tripmeter?
Tripmeter biasanya digunakan untuk mengukur jarak dalam sekali jalan, dari titik A ke titik B. Bila sudah selesai dan ingin mengetahui jarak perjalan selanjutnya, pemilik kendaraan dapat me-reset tripmeter untuk kembali ke 0.
Sementara odometer merupakan penunjuk jarak tempuh kendaraan secara keseluruhan, yaitu dari awal keluar pabrik sampai digunakan. Umumnya, angka pada odometer tidak bisa di-reset untuk kembali ke 0.
Baca juga: Apa Tujuan Ketok-Ketok Bodi Saat Beli Mobil Bekas?
Kenapa angka jarak tempuh di odometer menjadi salah satu parameter ketika ingin beli kendaraan bekas?
Jika jarak tempuh atau kilometer pada odometer sedikit, menandakan bahwa mobil tersebut jarang digunakan, sehingga kemungkinan performanya tetap terjaga dan suku cadangnya minim pergantian.
Sementara bagi yang membeli kendaraan bekas dengan odometer rendah, biaya perawatan bisa diminalisir. Mungkin hanya sekedar pengecekan berkala serta mengganti oli, busi, atau filter udara untuk menjaga performanya.
Kemudian, jenis odometer terbagi atas analog dan digital. Odometer analog bergerak secara mekanis dengan mengandalkan putaran angka pada panel instrumen.
Baca juga:Â Tips Memeriksa Mobil Bekas secara Menyeluruh
Namun, mobil modern saat ini kebanyakan sudah menggunakan odometer digital. Angka jarak termpuh tersaji dalam layar elektronik di panel instrumen, biasanya menjadi satu dengan MID (multi information display).
Bisakah odometer digital dipalsukan?
Pada zaman odometer analog, pemalsuan angka jarak tempuh kerap dilakukan untuk mengerek naik harga mobil bekas.
Memalsukan angka pada odometer analog terbilang lebih mudah, cukup dengan membongkar panel instrumen dan memutar angkanya. Hasil pembongkaran tersebut biasanya meninggalkan bekas goresan atau lecet.
Sedangkan untuk memalsukan odometer bertipe digital cenderung lebih sulit, karena mobil modern sudah menggunakan software pada ECU.
Baca juga: Alasan Performa Mobil Menurun Setelah 5 Tahun Pemakaian
Pabrikan sudah merancang agar angka odometer tidak bisa diubah apalagi dipalsukan. Bahkan kabarnya, bengkel resmi pun tidak memiliki alat untuk mengubah pada odometer.
Maka dari itu, kemungkinannya sangat kecil odometer digital mengalami pemalsuan. Kalaupun rusak, maka harus diganti utuh satu panel instrumen.
Efek dari penggantiannya, angka pada odometer digital akan kembali ke 0. Untungnya, biaya mengganti panel instrumen ini tidak murah.
Meski begitu, ternyata ada alat khusus dengan software yang dibuat untuk memalsukan angka pada odometer kekinian ini. Metodenya menggunakan on board diagnostic (OBD).
Baca juga:Â Cara Cek Keaslian BPKB Mobil Bekas, Mudah dan Praktis
Cara untuk mengetahui angka palsu pada odometer digital adalah dengan memeriksa riwayat servis berkalanya di bengkel resmi. Sayangnya, tidak semua kendaraan selalu melakukan servis berkala di bengkel resmi.
Jadi, sebelum membeli kendaraan bekas, pastikan lagi untuk mengecek kondisinya secara menyeluruh.
Jika menemukan kendaraan bekas dengan jarak tempuh sedikit dan harga murah, namun banyak suku cadang yang sudah diganti dan terdapat banyak keausan pada bagian-bagiannya, seperti lingkar kemudi, pedal, ban, hingga karet-karet pintu, bisa jadi odometernya sudah dipalsukan.
Melanggar hukum
Memalsukan angka pada odometer termasuk perbuatan yang melanggar hukum. Bila terbukti, pelaku kecurangan dan pemalsuan bisa dituntut dengan menggunakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Baca juga: Merawat Mesin Turbo Mobil, Jaga Kualitas Oli dan Bahan Bakar
Dalam Pasal 8 Ayat 1c dijelaskan, pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.
Lalu pada Ayat 2 ditegaskan, pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud.
Sanksi atas pelanggaran pasal tersebut diatur dalam Pasal 62, yaitu pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Beli di tempat terpercaya
Agar terhindar dari tidak pemalsuan odometer oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, ada baiknya kamu beli di tempat yang terpercaya.
Baca juga: Rekomendasi Kendaraan Komersil Andal untuk Membantu Usahamu
Bila ingin mobil bekas misalnya, kamu bisa membelinya di Pilihan Expert dari Seva.id.
Pilihan Expert menyediakan berbagai rekomendasi mobil bekas berkualitas, dan pasti kondisinya sudah terjamin, layaknya mobil baru.
Mobil bekas di Pilihan Expert pastinya tidak pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan berat pada struktur rangka mobil.
Selain itu, mobil juga dijamin tidak pernah terendam banjir, keaslian odometer, serta kesesuaian nomor rangka dan mesin yang tertera di dokumen kendaraan.
Baca juga: KTP Hilang Apa Bisa Diganti SIM untuk Bayar Pajak Kendaraan?
Jadi, tunggu apalagi, segera dapatkan mobil bekas berkualitas impianmu di fitur Pilihan Expert Seva.id. Bila ingin beli mobil bekas berkulalitas, ingat Pilihan Expert Seva.id ya.
Kapan lagi beli mobil bekas berkualitas dengan kualitas berkelas? Pastinya, Pilihan Expert di Seva.id #BikinKamuSiap #BeliMobilBekas berkualitas.