Tips & Rekomendasi
Mitos Mobil Listrik yang Tidak Sesuai Fakta
Terdapat mitos-mitos mobil listrik yang pastinya tidak sepenuhnya benar. Memang, bagaimana faktanya mengenai hal ini ya?
Mitos mengenai mobil listrik yang ada saat ini menjadi salah satu alasan mengapa beberapa orang mungkin enggan beralih. Padahal, mitos tersebut belum tentu bisa dipastikan kebenarannya.
Apalagi saat ini sudah banyak produsen mobil yang juga sudah mulai mengeluarkan mobil listrik. Tentunya hal ini akan membuat pilihan mobil listrik menjadi lebih bervariasi dengan teknologi yang semakin canggih.
Lantas, apa saja mitos-mitos mobil listrik yang sebenarnya salah? Ini penjelasannya.
Memiliki jarak tempuh pendek
Banyak orang yang mungkin beranggapan bahwa mobil listrik memiliki jarak tempuh yang pendek. Padahal, ini tidak sepenuhnya benar karena jarak tempuh pada kendaraan akan bergantung pada kapasitas baterai yang dimilikinya.
Baca juga: Mobil Listrik Toyota di Bali, Ada Apa Saja Sih?
Mobil listrik yang ada saat ini pada umumnya memiliki jarak tempuh sekitar 400-500 kilometer setiap kali diisi penuh. Untuk pengisian mobil listrik sampai penuh, biasanya membutuhkan waktu 8-17 jam jika mengisi di rumah dan waktu 3 jam di stasiun pengisian.
Kecepatan mobil pelan
Mitos mobil listrik lainnya adalah kecepatan mobil yang pelan jika dibandingkan mobil-mobil konvensional. Tidak adanya sistem mekanikal pada mobil listrik membuat anggapan mobil ini dianggap pelan, tetapi ini hanyalah mitos belaka.
Baca juga: Bagaimana Sih Aturan Mobil Listrik di Indonesia?
Kenyataannya, sudah banyak pabrikan mobil listrik yang menghasilkan kendaraan dengan kecepatan yang tidak kalah dari mobil pada umumnya. Beberapa mobil listrik bahkan bisa menghasilkan tenaga listrik 0-100 kilometer per jam hanya dalam 4,2 detik saja.
Tidak ramah lingkungan
Mobil listrik memang tetap menghasilkan emisi CO2, namun kadarnya jauh lebih rendah dibandingkan mobil berbahan bakar bensin. Pada mobil yang menggunakan jenis listrik terbarukan, seperti tenaga surya barulah tidak ada emisi CO2 yang dihasilkan sama sekali.
Mobil listrik menghasilkan 1,07 kilogram CO2 per kWh listrik yang digunakan. Untuk mobil listrik dengan baterai 80 kWh, jumlah CO2 yang dihasilkan mencapai 85,6 kg. Sedangkan pada mobil dengan bahan bakar bensin, dari 40 liter bahan bakar akan menghasilkan 92,4 kg CO2.
Lebih boros
Mitos mobil listrik ini juga tidak benar karena mobil listrik biasanya menghabiskan sekitar Rp 4.000 per kWh. Sebagai contoh, mobil listrik kecil membutuhkan sekitar Rp 278 ribu untuk mengisi penuh yang diklaim dapat digunakan sejauh 450 kilometer.
Baca juga: Mengenali Ciri-Ciri Aki Rekondisi dan Palsu, Jangan Tertipu!
Anggap saja biaya tersebut bisa membuat mobil listrik melaju hingga 400 kilometer atau setara dengan Rp 70 ribu per 100 kilometer. Sedangkan pada mobil dengan bahan bakar bensin, rata-rata menghabiskan lebih dari Rp 150.000 setiap menempuh jarak 100 kilometer.
Mudah korslet ketika terkena hujan
Mengandalkan listrik, banyak orang khawatir mengenai ketahanan mobil listrik ini terutama ketika terkena hujan atau banjir. Memang benar bahwa air merupakan media penghantar arus listrik tetapi itu bukan berarti kendaraan listrik menjadi gampang korslet.
Produsen mobil listrik pastinya sudah melakukan berbagai tahap uji ekstrem, khususnya yang berkaitan bagi keselamatan dan keamanan pengguna. Jika sudah lolos berbagai tahapan uji tersebut, maka mobil sudah dipasarkan dan bias digunakan.
Baca juga: 6 Tips Merawat Dashboard Mobil yang Sering Parkir Outdoor
Itulah kenapa pengguna tidak perlu khawatir akan keamanan mobil listrik karena mobil akan tetap aman digunakan pada medan apapun. Baik itu saat hujan ataupun banjir dan dapat dicuci sama seperti mobil-mobil pada umumnya.
Nah, sekarang sudah tahu kan pandangan dan penjelasan mengenai mitos-mitos mobil listrik yang mungkin selama ini salah kaprah. Jadi, buat yang ingin membeli mobil listrik tidak perlu khawatir lagi karena penggunaan mobil ini sudah dipastikan aman.
Mobil listrik juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan mobil konvensional, bahkan mungkin bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Bagaimana, tertarik untuk beli mobil listrik?