Berita Utama Otomotif
Mobil Listrik Makin Banyak, Bagaimana Limbah Baterai Akan Diolah?
Bila dibiarkan limbah baterai kendaraan listrik bisa berdampak pada pencemaran lingkungan. Ini cara pemerintah menanggulanginya.
Hingga kini masalah penanganan limbah baterai ponsel dan lainnya saja masih sulit, dan kini pemerintah sudah harus memikirkan masalah penanganan limbah baterai kendaraan listrik.
Tak bisa dipungkiri, hadirnya kendaraan listrik otomatis juga menghadirkan masalah baru dalam pengolahan limbah baterai.
Namun sebelum menjalankan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) ini, baik pemerintah dan juga Periklindo sudah memikirkan hal ini dengan matang.
Baca Juga: Baterai Mobil Listrik Drop, Apa yang Harus Dilakukan?
Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mengatakan sudah menyiapkan beberapa langkah untuk menyambut era elektrifikasi kendaraan di Tanah Air.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengantisipasi penumpukan limbah baterai, mengatasinya dengan cara me-recycle, dan mencari investor pabrik baterai (pengolah limbah baterai).
Pemerintah antisipasi limbah baterai
Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan RI yang juga Ketua Umum Periklindo juga mengatakan, pihaknya pun sudah bersinergi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) guna memikirkan cara mengatasi masalah limbah baterai mobil listrik, baik untuk masa sekarang dan juga di masa mendatang.
Baca juga: Toyota Siap Luncurkan Baterai Mobil Listrik Dengan Daya Jelajah 1.000 Kilometer
Diperkirakan, konsumen kendaraan listrik di masa mendatang akan terus meningkat. Hal ini otomatis akan berdampak pada evolusi teknologi baterai mobil yang semakin canggih, ditambah permintaan baterai listrik yang terus bertambah dari waktu ke waktu.
“Kesadaran-kesadaran untuk sistem sustainable itu saya pikir sudah terbangun di berbagai sektor, dan limbah menjadi atensi bagi siapa pun. Kita selalu mencari sumber-sumber baru untuk bahan-bahan baterai,” ujar Moeldoko dikutip dari Tempo.co.
Pabrik pengolah limbah baterai
Sekretaris Jenderal Periklindo Tenggono Chuandra Phoa juga mengatakan hal yang sama. Katanya, pihaknya akan menyiapkan sistem daur ulang untuk limbah baterai kendaraan listrik ini agar tidak menjadi polusi bagi lingkungan.
Baca juga: Masih Dibuka, Catat Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Bulan Juni
Tapi pertama-tama, Periklindo akan menyediakan terlebih dulu tempat penampungan sampah baterai mobil listrik. Sementara untuk pabrik baterai khusus untuk pengolahan limbah listrik yang akan beroperasi di Indonesia sudah ada.
“Jadi sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan masalah ini (limbah baterai). Jadi recycle total. Limbah ini ada yang khusus untuk bikin olahannya. Nanti ini bisnisnya besar. Dan di luar negeri juga sama. Kita kan sudah ada investasi di Indonesia,” terang Tenggono.
Periklindo juga sudah meminta investor untuk segera produksinya di akhir tahun ini. Gotion Hi-Tech, nama pabrik baterai yang bakal beroperasi di Indonesia itu, kata Tenggono, akan memulai proses pembangunan pabriknya lebih cepat.
Baca juga: Subsidi Kendaraan Listrik Alami Evaluasi, Bagaimana Aturannya?
“Akhir tahun ini sudah ada produsen baterai mobil Indonesia. Sudah dibangun dan lagi disiapin semuanya. Bahkan lebih cepat (persiapannya) dari CLTL atau LG. Akhir tahun ini sudah keluar. Jadi motor-motor ini akan mencapai 40 persen. Tahun depan sudah makin banyak lagi,” tambah Tenggono.
Ketepatan Gotion Hi-Tech juga merupakan member dari Periklindo yang juga hadir pada pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS 2023) beberapa waktu lalu.
Pencemaran lingkungan
Masih melansir Tempo.co, Dr. Ir. Agus Purwadi M.T. selaku pengamat teknologi mobil listrik Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, harus ada standar soal bahan pembuatan baterai kendaraan listrik begitu juga dengan pengolahan limbahnya.
Baca juga: Charge Mobil Listrik Selama Satu Malam Penuh, Apakah Berpengaruh ke Baterai?
Menurut Agus, jika baterai mobil masih bisa diolah, dijadikan energi storage saja dengan usia pakai 5 tahun lagi. Tapi jika memang sudah tidak bisa, ya di-recycle menjadi barang lain.
Seperti diketahui, baterai merupakan toxic material yang masuk dalam kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Di dalamnya terkandung logam berat seperti kobalt, kadmium, lithium, mangan, timbal, dan nikel yang menyebabkan pencemaran lingkungan (tanah, air dan udara) dan dapat mengganggu kesehatan manusia.
Agar pencemaran lingkungan ini tak sampai terjadi secara massal di masa mendatang, baterai yang tak terpakai lagi tidak boleh dibuang sembarangan. Harus ada penampungannya, kata Agus, dan produsen mobil listrik lah yang harus tanggung jawab untuk menyediakan penampung limbahnya.
Dengan kata lain, baterai kendaraan listrik (bila sudah tak terpakai) harus ditarik kembali oleh manufaktur. Bagaimana menurut kamu? Setuju kan kalau limbah baterai mobil listrik ini harus diatasi agar tidak sampai mencemari lingkungan?