Review Otomotif
Mobil Maung Rakitan Pindad, Benarkah Pakai Mesin Toyota Hilux?
Kendaraan militer milik TNI, Pindad Maung, ternyata juga menggunakan mesin Toyota Hilux. Ini kelebihan dari mesin tersebut.
Pernah dengar kata “Pindad Maung” tidak? Itu adalah kendaraan taktis (rantis) ringan tempur jarak dekat modular 4×4 yang diproduksi dalam negeri di tahun 2020 oleh PT Pindad Bandung, Jawa Barat.
Kendaraan ini dirancang memiliki kemampuan modular untuk digunakan di berbagai varian operasi. Dengar-dengar, kendaraan militer TNI ini dioperasikan menggunakan mesin Toyota Hilux, loh. Apa iya?
Berbeda dengan rantis berpenggerak 4×4 yang diproduksi sebelumnya, salah satunya Komodo, Maung 4×4 ke depannya akan dipasarkan dalam varian sipil. Artinya, masyarakat umum bisa membelinya.
Spesifikasi Pindad Maung
Merujuk pada beberapa sumber, Pindad Maung memang menggunakan mesin turbo diesel 4 Silinder 16 Valve DOHC 2.494 cc milik Toyota Hilux. Dapur pacu ini menghasilkan semburan tenaga maksimal 149 daya kuda dan torsi 400 Nm.
Baca juga: Harga BBM Terbaru November, Pertamax Cs Kompak Turun
Transmisinya sendiri manual dengan enam percepatan, dan kapasitas tangkinya (jika penuh 80 liter) secara teori sanggup menjelajah hingga 800 kilometer. Sementara untuk kecepatan maksimumnya di jalan mulus adalah 120 kilometer. Kendaraan all wheel drive ini pun sudah menggunakan rear differential lock.
Dari sisi performa, Pindad Maung memiliki radius putar maksimal 13,7 meter, mampu menanjak hingga sudut 60 derajat dan berjalan di kemiringan 30 derajat.
Masuk ke dalam, kendaraan operasional ini dilengkapi dengan 4 buah kursi, dudukan senapan mesin sedang berkaliber 7,62 milimeter dan konsol untuk penempatan senapan serbu SS-2-V4.
Baca juga: Aturan Plat RF, Apa Sanksinya Jika Melanggar?
Secara keseluruhan bobot rantis ini mencapai 2.060 kilogram dalam kondisi terbuka dan 2.160 saat tertutup.
Fitur lainnya yang menarik dari rantis TNI ini adalah 4 unit towing berkapasitas 4,5 ton, pemadam kebakaran, jerigen BBM 2×20 liter, perangkat GPS dan tracker kendaraan.
Harga Pindad Maung
Untuk semua konsep, desain, dan fitur yang ada pada Pindad Maung 4×4 varian militer ini dihargai mulai Rp600 jutaan per unit. Sementara untuk varian sipilnya dijual sekitar Rp500 jutaan per unit, harga ini setara setara SUV Toyota Fortuner.
Baca juga: Catat, Razia Uji Emisi Bakal Digelar 51 Kali Hingga Akhir Tahun
Selain Pindad Maung, masih ada rantis lainnya yang juga menggunakan mesin Toyota Hilux. Yaitu, ILSV (Indonesia Light Strike Vehicle) 4×4 produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa dan Jankel Al-Thalab LRPV 4×4 produksi Inggris yang digunakan Kopassus TNI AD.
Menurut Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose, penggunaan mesin ini memang sudah disesuaikan dengan sejumlah teknologi pada Maung untuk kebutuhan Infanteri dan operasional TNI AD.
“Menhan punya keinginan, bagaimana nanti seluruh Komandan Batalyon (Danyon) di TNI AD dapat menggunakan kendaraan ini dan agar seragam,” kata Abraham, mengutip 100KPJ.com, (13/7).
Belum dapat ijin Toyota
Senang, ya, kalau kualitas Toyota Hilux dihargai sedemikian rupa. Hingga kini Agen Pemegang Merek (APM) Toyota belum mengeluarkan sertifikat uji tipe pada Pindad Maung yang menggunakan mesin Toyota Hilux.
Baca juga: Toyota Land Cruiser Versi Murah Akan Dirilis, Berapa Harga Jualnya?
Sebagai informasi, sertifikat tersebut merupakan syarat utama produk otomotif diproduksi dan diperdagangkan.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Sarana Angkutan Jalan Kemenhub Danto Restyawan di pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022.
Pindad Maung pertama kali muncul ke publik di tahun 2020 paska Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan tes terhadap rantis tersebut. Kala itu Prabowo bersedia memesan 500 unit Pindad Maung. Bahkan figur publik seperti Anang Hermansyah pun sudah memesannya.
Baca juga: Tips Memilih Ban Mobil yang Tepat untuk Berbagai Kondisi Jalan
Alasan lainnya adalah karena Pindad saat itu mengajukan permohonan penggunaan mesin pikap Hilux untuk Maung hanya seputar mesin, tidak termasuk sasis.
Kalau menurut kamu, bagaimana? Apakah Pindad Maung sebaiknya digunakan untuk operasional militer saja atau dipasarkan juga untuk kalangan sipil?
