Tips & Rekomendasi
Murah Sih, Tapi Pemilik Mobil Wajib Tahu Bahaya Ban Vulkanisir
Jangan anggap remeh bahaya ban vulkanisir. Meski berharga murah dan sepintas bentuknya normal, sebaiknya jangan dipakai ya.
Kenali bahaya ban vulkanisir. Bagi yang belum paham, ban vulkanisir sebenarnya adalah ban bekas yang dilapisi dengan karet agar terlihat seperti ban baru.
Mengapa pengemudi perlu tahu bahaya ban vulkanisir? Pasalnya yang digunakan pada ban jenis ini merupakan ban orisinil yang alur atau kembangnya sudah gundul atau menipis.Jika tetap dipakai maka ban jenis ini rentan alami pecah ban, selip dan berujung kecelakaan.
Ban vulkanisir sendiri terbagi menjadi dua jenis, ban vulkanisir panas dan ban vulkanisir dingin. Apa perbedaannya?
Ban vulkanisir panas
Ban vulkanisir panas adalah ban bekas pakai yang sudah dinyatakan siap direkondisi. Prosesnya ban tersebut akan dilapisi lem seperti semen, lalu ditempelkan karet kompon baru yang polos tanpa alur atau kembang.
Baca juga: 6 Tanda Ban Mobil Harus Diganti Secepatnya
Kemudian ban dipanaskan atau sering disebut istilah “dimasak” dengan mesin cetakan pada suhu yang lebih tinggi, di atas 115 derajat Celcius dalam waktu tertentu. Inilah yang membuat metode ini disebut dengan ban vulkanisir panas.
Ban vulkanisir dingin
Sementara ban vulkanisir dingin memiliki cara pembuatan yang berbeda. Ban asli yang sudah habis pakai atau sudah botak akan diratakan kembali. Syaratnya tingkat kebotakan ban ini belum mencapai lapisan ply atau lapisan breaker.
Setelah itu akan dipasangi tapak pelapis ban sudah siap pakai karena sudah dibentuk sebelumnya. Proses pembuatan tanpa dipanaskan membuat orang mengenal sebagai jenis ban vulkanisir dingin.
Tingkat ketahanan
Seperti ban pada umumnya, tingkat ketahanan ban vulkanisir pun beragam. Namun secara rata-rata ban jenis ini memiliki usia sekitar 80% dari ban baru.
Baca juga: Kadaluarsa Ban Mobil Emang Ada? Aman Kalau Dipakai?
Jadi misal ban baru memiliki usia pakai 100 ribu kilometer, maka tingkat ketahanan ban vulkanisir kira-kira setara dengan 80 ribu kilometer.
Oleh sebab itu, banyak pengemudi yang tergoda memakai ban jenis ini karena selain usia ketahanan ban vulkanisir yang cukup kuat juga karena tergiur harga murah.
Bahaya ban vulkanisir
Selain kemungkinan pecah dan selip ban, kenali risiko-risiko lain yang mengancam pengemudi pengguna ban vulkanisir. Apa saja?
Baca juga: Baut Velg Mobil 4 dan 5, Apa Bedanya?
Pertama, ban meledak. Risiko ini akibat kondisi tapak ban yang diukir kembali dapat menyebabkan permukaan ban akan semakin tipis dan rentan bocor bahkan sobek. Jika diberi tekanan angin yang tidak sesuai dikhawatirkan ban akan mudah meledak.
Kedua, traksi rendah. Ban vulkanisir diketahui memiliki daya cengkram pada permukaan aspal kering yang rendah. Akibatnya, jika dipakai ban ini menimbulkan risiko rem menjadi tidak pakem, melorot di tanjakan dan potensi kecelakaan lalu lintas lainnya.
Ketiga, mudah tergelincir. Kondisi ini terjadi jika lem atau jahitan pada tapak ban terkelupas. Akibatnya, mobil akan sulit dikendalikan dalam kecepatan tertentu dan resiko terbesarnya adalah tergelincir utamanya saat melewati jalan menikung.
Baca juga: Fakta Ban Mobil Listrik, Benarkah Teknologinya Berbeda?
Meskipun punya sejumlah kekurangan, ada satu kelebihan ban vulkanisir. Apakah itu? Ban jenis ini diketahui punya traksi bagus di permukaan jalanan yang licin alias basah. Mobil dengan ban vulkanisir akan terhindar dari risiko aquaplaning.
Melihat banyaknya bahaya ban vulkanisir yang bisa ditimbulkan, maka sebaiknya pengemudi tidak memaksakan memakai ban jenis ini untuk kendaraannya.
Ingat juga untuk selalu memperhatikan masa kadaluarsa ban mobil agar terhindar dari potensi kecelakaan di jalan raya.