Tips & Rekomendasi
Perbedaan Sabuk Pengaman Pretensioner dan Force Limiter
Ada dua jenis teknologi pada sabuk pengaman, yakni pretensioner dan force limiter. Yuk catat perbedaannya berikut ini!
Sabuk pengaman atau seat belt merupakan salah satu fitur yang wajib digunakan, baik oleh pengemudi maupun penumpang demi menjaga keamanan serta keselamatan berkendara.
Berdasarkan data dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), lebih dari 15 ribu jiwa pengguna mobil di setiap tahun selamat dari kecelakaan lalu lintas karena menggunakan sabuk pengaman.
Oleh karena itu, memakai sabuk pengaman tak hanya sebagai bentuk kepatuhan lalu lintas, sabuk pengaman juga berperan menjaga dan melindungi tubuh dari goncangan dan cedera ketika terjadi hal berbahaya seperti rem mendadak atau kecelakaan.Â
Sabuk pengaman umumnya memiliki dua jenis teknologi, yakni pretensioner dan force limiter.
Baca juga:Â Mengenal NCAP, Standar Keselamatan Mobil Masa Kini
Lalu apa yang membedakan pretensioner dan force limiter?
Dilansir dari pressroomtoyotaastra.com, pretensioner berfungsi untuk memastikan sabuk yang digunakan mampu menahan badan pengemudi maupun penumpang.
Pretensioner memiliki sistem kerja sensor yang sama dengan airbag, sehingga saat airbag mengembang karena benturan keras, maka dalam waktu bersamaan seat belt ikut mengencang.
Ketika sabuk mengencang, posisi tubuh akan terjaga dan tetap di bangku. Nantinya, sabuk pengaman yang mengencang tersebut akan kembali mengendur setelah beberapa detik usai kejadian.
Teknologi force limiter
Sedangkan untuk teknologi force limiter, berfungsi sebagai pembatas kekuatan sabuk dalam mengendalikan beban tubuh pengemudi dan penumpang.Â
Dengan kata lain, force limiter bekerja setelah pretensioner bekerja. Force limiter akan mengulur kekencangan seat belt apabila pretensioner telah bekerja, jadi dada tidak terlalu sesak dan keselamatan tetap terjaga.
Teknologi ini diterapkan untuk meminimalisir benturan ke dada yang vital dalam tubuh manusia.
Sebagai contoh, jika terjadi kecelakaan frontal, sebelum airbag mengembang, pretensioner akan menarik seat belt sekitar 15 cm, setelah itu bersamaan force limiter akan memajukan seat belt 20 cm dan mengembangnya airbag.
Baca juga:Â SevaMagz Vol. 4: Nostalgia Mobil Tua
Lalu, manakah yang lebih aman?
Tentunya, sistem kerja sabuk pengaman dengan fitur pretensioner lebih aman untuk melindungi penumpang dan pengemudi dari benturan keras, karena tekanan maksimal dari sabuk.
Sebab, force limiter hanya berfungsi sebagai pembatas kekuatan sabuk pengaman dalam mengendalikan beban tubuh pengemudi dan penumpang.
Maka dari itu, jika pretensioner dan force limiter dikombinasikan maka kerja sabuk pengaman akan menjadi lebih efektif.
Pastikan sabuk pengaman bekerja dengan baik
Sebelum berkendara, jangan lupa untuk pastikan sabuk pengaman dalam kondisi yang baik. Hal pertama yang harus kamu periksa adalah fisik sabuk pengaman.
Perhatikan apakah ada tanda kerusakan pada bagian kepala sabuk atau kain sabuk seperti terpotong atau terlilit.
Kemudian, lakukan tes kecil dengan cara menarik sabuk pengaman secara cepat. Apabila setelah ditarik sabuk tetap tertahan, maka sabuk pengaman masih berfungsi dengan baik.
Baca juga:Â Penumpang Belakang Juga Wajib Pakai Sabuk Pengaman, Ini Alasannya!
Namun jika tidak tertahan, ada kemungkinan kendaraan pernah mengalami kecelakaan. Terutama bagi mobil dengan fitur seat belt pretensioner, dimana fungsi penahan sabuk digunakan untuk menahan tubuh saat benturan dan hal tersebut harus diganti setelah kecelakaan.
Selain dilakukan secara manual, pemeriksaan sabuk pengaman juga bisa dilakukan dengan scanner OBD. Sensor pada mobil akan memberitahukan bahwa sabuk pengaman rusak dan butuh penggantian.Â
Jika ditemui kerusakan pada sabuk pengaman, sebaiknya segera lakukan perbaikan ke bengkel dan hindari berpergian dengan kondisi sabuk pengaman yang rusak.
Atau, bila tidak memiliki waktu untuk ke bengkel, kamu bisa menggunakan fitur Home Service dari Seva.id.