Baru
Rupiah Loyo Usai Pengumuman Capres 2024, Benarkah Demikian?
Berbeda saat dulu Jokowi nyapres, kini Rupiah justru melemah pasca pengumuman capres 2024. Lalu, apa yang jadi penyebabnya?
Kondisi finansial atau pasar keuangan Indonesia bisa dibilang genting paska pengumuman capres 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,57% dan Rupiah nyaris mencapai Rp16.000 per US$. Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) juga melesat ke 7%, angka yang paling tinggi dalam 11 bulan terakhir.
Pada perdagangan kemarin, Senin (23/10/2023), IHSG ditutup ambruk 1,57% ke posisi 6.741,964. Ambruknya IHSG ini disebabkan investor sedang memasang mode wait and see sembari memantau proses pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024.
Ditambah lagi memang banyak sentimen negatif luar negeri yang turut menggoyang IHSG. Hari ini (24/10) pasar saham dan Rupiah masih berpotensi bergerak fluktuatif seiring dengan kondisi ekonomi global dan politik di Indonesia.
Bursa Capres 2024
Seperti diketahui, saat ini sudah ada tiga capres cawapres yang akan maju pada Pilpres 2024. Yaitu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, serta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pendaftaran capres 2024 dan cawapres untuk Pemilu 2024 ini akan ditutup pada Rabu, 25 Oktober.
Baca juga: QRIS Antarnegara Permudah Transaksi Saat Traveling
Lantas, bagaimanakah ekonomi Indonesia dan posisi Rupiah setelah pengumuman kandidat capres 2024 dan cawapresnya tersebut pekan lalu? Bagaimana peran Bank Indonesia menjaga kestabilan nilai mata uang nasional?
Paska pengumuman capres 2024, Rupiah melemah atau menguat?
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024, Rupiah melemah 0,49% terhadap dolar AS ke level Rp15.300/US$.
Saat itu, kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan dengan siklus yang lebih lama (higher for longer) mendorong tetap kuatnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan menekan mata uang negara lainnya termasuk Rupiah.
Baca juga: Ada Inflasi, Kredit Kendaraan Bermotor Tetap Laku
Berbeda halnya dengan Anies, capres Ganjar yang dideklarasikan sebagai capres 2024 oleh partainya pada 21 April 2023, justru finansial Rupiah menguat 0,07% di angka Rp14.830/US$ saat pasar kembali dibuka 26 April 2023.
“Ganjar Pranowo effect” memang tidak langsung bekerja ke pasar keuangan karena saat itu pasar tengah libur panjang Lebaran, sehingga ada jeda cukup lama –pasar dibuka 26 April 2023.
Pada 30 Agustus 2023 saat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin diumumkan sebagai cawapres Anies, Rupiah menguat. Pada 28 Agustus Rupiah menguat tipis 0,03% hingga 31 Agustus 2023. Akhir Agustus, Rupiah ditutup di angka Rp15.225/US$ atau menguat 0,07%.
Baca juga: Kenapa Nilai Mata Uang Selalu Berubah? Berikut Alasannya
Berbeda lagi saat Mahfud MD dideklarasikan sebagai cawapres capres Ganjar. Rupiah melemah tipis 0,1% ke angka Rp15.725/US$ pada 18 Oktober 2023.
Finansial dalam negeri tidak berubah saat cawapres Gibran Rakabuming Raka dideklarasikan 22 Oktober 2023 di malam hari. Pasar menyambutnya negatif dan membuat Rupiah melemah drastis keesokan harinya (23/10).
Pelemahan Rupiah tak lepas dari capital outflow pada periode 16-19 Oktober 2023 yang dirilis Bank Indonesia (BI). Capital outflow terjadi akibat selisih antar US Treasury dan Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang tipis.
Baca juga: Keuntungan Menabung Dolar di Bank Sebagai Investasi Masa DepanKendati mengalami kenaikan dibanding pekan lalu, tapi selisih tersebut masih terhitung kecil apalagi rating surat utang AS masih jauh di atas Indonesia.
Saat Jokowi diumumkan capres, ekonomi Indonesia menguatÂ
Nilai tukar Rupiah pernah menguat tajam ketika Joko Widodo (Jokowi) diusung menjadi capres dari partai PDI Perjuangan di tahun 2014 dan 2019. Tapi sepertinya fenomena serupa menghilang di tahun ini.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah menguat tajam 0,26% ke posisi Rp11.350/US$1. Melesatnya Rupiah waktu itu memang tak bisa dilepaskan dari besarnya dukungan masyarakat ke Jokowi. Di mana Jokowi yang di tahun 2013 masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta merupakan ‘public darling’.
Baca juga: Apa Saja Syarat Kredit Mobil Baru yang Harus Disiapkan?
Kala itu berbagai kalangan sudah mendesak PDI-P untuk buru-buru mencalonkan Jokowi, tapi partainya memilih untuk menahan diri. Alhasil Rupiah kembali menguat tajam ketika Jokowi dicalonkan kembali di periode kedua pada 23 Februari 2018.
Nilai tukar Rupiah pun menguat 0,11% ke Rp13.665/US$1 setelah melemah selama lima hari berturut-turut di sepekan sebelumnya.Apakah menguat dan melemahnya mata uang negara ini bisa dijadikan cerminan trust issues dari para investor luar kepada para kandidat capres 2024?
Apapun itu, mari kita sama-sama berdoa agar siapapun yang terpilih menjadi presiden RI tahun 2024 nanti dapat membawa ekonomi Indonesia semakin membaik.