Tips & Rekomendasi
Saran dari Dokter Supaya Tidak Lelah Berkendara Jarak Jauh
Berkendara jarak jauh sudah pasti membuat badan Anda maupun penumpang mobil cepat lelah. Banyak faktor yang membuat hal tersebut terjadi, misalnya kurang persiapan pra-perjalanan, berkendara non-stop melebihi kemampuan fisik, serta menghadapi kondisi kemacetan parah.
Banyak orang yang bertanya-tanya adakah cara atau strategi jitu agar Anda bisa meminimalisasi kelelahan saat berkendara jarak jauh? Jawabannya ADA!
Berdasarkan penuturan dr. Dwi Lelandari, Sp,KFR, Rehabilitation Medicine Specialist Mayapada Hospital Jakarta Selatan, untuk berkendara jarak jauh dibutuhkan persiapan lengkap baik sebelum maupun sesudah berkendara. Mengapa hal ini menjadi penting? Simak penjelasan berikut ini :
Lalu hal apa saja yang perlu dilakukan? Berikut ulasannya :
-
Perhatikan Kondisi & Asupan Makanan Pra Perjalanan
Menjaga kondisi sebelum melakukan perjalanan jarak jauh mutlak adanya. Caranya bisa dengan menjaga durasi waktu tidur cukup, olahraga, dan banyak mengonsumsi buah serta vitamin.
“Untuk pengemudi yang ingin melakukan perjalanan jauh disarankan melakukan istirahat terlebih dahulu paling tidak 6 jam sebelum mengemudi perjalanan jauh. Jika perjalanannya lebih dari 4 jam, kira-kira per 2-4 jam, itu 15 menit istirahat ringan,” terang dr Lela.
Selain waktu tidur, asupan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan gas juga termasuk daftar yang wajib dihindari saat berkendara jarak jauh. Makanan berkarbohidrat tinggi dan mengandung gas berlebih dapat memicu rasa kantuk saat berkendara.
“Buah sayuran dan jus-jus lebih diperbanyak, khususnya yang mengandung vitamin C agar kondisi fisik lebih fit saat berkendara,” saran dr Lela.
-
Tentukan Waktu Berkendara Yang Pas
Mungkin bagi Anda berkendara di pagi hari atau malam hari terasa sama saja. Namun faktanya dari sisi kesehatan, waktu berkendara ternyata memiliki pengaruh dalam mempercepat tingkat kelelahan seseorang kala berkendara.
“Saat berkendara di pagi hari terkadang kita berada di posisi melawan sinar matahari, di mana sinar matahari itu kadang mempercepat tingkat kelelahan kala berkendara. Namun saat di malam hari juga sama berpengaruhnya dalam mempercepat kelelahan fisik akibat efek efek pencahayaan dari lampu mobil depan, apalagi kalau ditambah dengan kondisi hujan yang mengakibatkan kondisi fisik jadi lebih tegang, sehingga tubuh semakin cepat lelah,” terang dr Lela.
Jika Anda merupakan pengendara dengan jam terbang rendah, bisa dikatakan waktu berkendara di pagi dan siang hari jauh lebih aman karena tingkat risiko lebih sedikit. Namun apabila Anda merupakan pengendara dengan jam terbang tinggi sekaligus terbiasa berkendara jarak jauh, maka waktu berkendara bisa disesuaikan dengan kondisi fisik Anda. Meskipun begitu waktu yang paling disarankan untuk berkendara adalah pagi atau siang hari, karena biasanya tubuh akan lebih produktif di waktu tersebut.
-
Posisi Duduk Menentukan Tingkat Kenyamanan
Posisi duduk kala mengemudi selain menentukan kenyamanan selama berkendara, juga menentukan seberapa tingkat kelelahan bisa diminimalisir.
“Untuk posisi duduk sebenarnya tergantung kenyamanan masing-masing individu, namun direkomendasikan untuk posisi duduk yang baik adalah posisi tegak 90 derajat, karena kalau terlalu landai ke belakang otomatis akan terasa beban pada bagian leher dan bahu karena area tersebut akan melayang akibat tidak tertopang oleh headrest,” jelas dr Lela.
Untuk meningkatkan kenyamanan selama berkendara, disarankan menggunakan car neck pillow serta memanfaatkan fitur lumbar support pada jok mobil Anda. Selain mensupport lekuk leher hingga lekuk pinggang secara nyaman, kedua perangkat ini mampu meminimalisir efek kaku atau spasm yang terjadi akibat otot yang tegang pada kedua area tersebut, serta mengurangi efek kantuk selama berkendara.
-
Selalu Ingat Waktunya Istirahat
Patut disadari setiap aktivitas yang melibatkan fisik pastinya ada batasan waktu tertentu. Sama seperti berkendara, ada batasan waktu seberapa lama menyetir kendaraan. Memberikan ruang bagi tubuh untuk beristirahat sejenak merupakan hal yang tepat.
“Jika berkendara dengan durasi non-stop selama 4 jam, disarankan untuk mengambil waktu istirahat ringan selama 30-40 menit atau melakukan tidur sejenak di tempat peristirahatan. Selama durasi waktu istirahat ringan disarankan untuk melakukan terapi berupa stretching peregangan otot leher, bahu dan kaki. Bisa juga dengan tidur baik posisi rileks atau full rebah jika memungkinkan karena ini sangat berdampak untuk tubuh,” saran dr Lela.
-
Manfaatkan Penumpang Depan
Jika Anda berkendara bersama pasangan atau teman yang duduk di depan, Anda bisa memanfaatkannya sebagai navigator maupun co-driver apabila Anda sudah merasa lelah dan harus melanjutkan perjalanan.
“Adanya penumpang depan turut membantu konsentrasi bagi pengemudi saat berkendara. Semisal pengemudi sudah mulai berkurang konsentrasi akibat mulai mengantuk, bisa menggantikan posisinya, atau menjadi navigator dengan membantu mengingatkan agar tidak mengantuk, memberikan suplemen dan cemilan apabila pengemudi mengantuk, serta memberikan kondisi jalanan di depan,” tambah dr Lela.
Nah itu dia beberapa saran yang dapat dipraktikan ketika Anda memiliki rencana melakukan perjalanan yang jauh. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan konsentrasi saat berkendara, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
dr. Dwi Lelandari, Sp,KFR,
Rehabilitation Medicine Specialist Mayapada Hospital Jakarta Selatan