Travel & Lifestyle
Sejarah Bandara Soekarno-Hatta dan Fasilitas di Dalamnya
Menjadi bandara tersibuk di Asia Tenggara pada 2018. Yuk, mengenal sejarah Bandara Soekarno-Hatta dan fasilitas modernya saat ini.
Sejarah Bandara Soekarno-Hatta atau dengan nama resmi Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta (Soekarno–Hatta International Airport) bermula sejak pertama kali dioperasikan pada 1 Mei 1985.
Di masyarakat, karena lokasinya, bandara ini juga disebut sebagai Bandara Cengkareng dan merujuk kode IATA yakni “CGK”.
Meskipun secara geografis bandara ini berada Kecamatan Benda, Kota Tangerang, yang menempel dengan wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.
Sejarah Bandara Soekarno-Hatta
Dari mulai beroperasi, Bandara Soekarno-Hatta menggantikan fungsi dari Bandara Kemayoran di Jakarta Pusat.
Bandara Kemayoran yang awalnya ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat lokasinya dengan basis militer Indonesia, yaitu Bandara Halim Perdanakusuma di tahun 1928 hingga 1974.
Bandara Kemayoran sendiri kini sudah dinonaktifkan, sedangkan Bandara Halim Perdanakusuma difungsikan untuk penerbangan militer, VVIP, charter, dan beberapa penerbangan domestik.
Baca juga: Mitos yang Sering Didengar Waktu Beli Tiket dan Naik Pesawat
Frekuensi penerbangan sipil yang semakin meningkat dianggap mengancam kelangsungan lalu lintas internasional maupun kepentingan militer.
Oleh karena itu pada awal tahun 1970-an, pemerintah mulai mencari lokasi yang berpotensi untuk dijadikan bandara baru, di antaranya Kemayoran, Jonggol, Halim, Curug, Malaka, Babakan, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara yang berakhir dengan dipilihnya Tangerang Utara sebagai lokasi alternatif.
Arsitek Perancis
Pada akhir Maret 1975, disepakati rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik dan 1 terminal haji di Bandara Soekarno-Hatta.
Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga merancang Bandar Udara Charles de Gaulle di Paris, Perancis.
Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu.
Setelah sejarah Bandara Soekarno-Hatta yang panjang, kini bandara tersebut memiliki luas 18 kilometer persegi, dengan 2 landasan paralel yang dipisahkan oleh 2 taxiway sepanjang 2,4 kilometer.
Bandara tersibuk
Dikutip dari liputan6.com, menurut data Airports Council International, Bandara Soetta menduduki peringkat ke-18 sebagai bandara tersibuk di dunia.
Bahkan, bandara ini menjadi bandara tersibuk di Asia Tenggara dan melampaui Bandara Changi di Singapura.
Sepanjang 2018 lalu, tercatat ada sekitar 66,9 juta penumpang yang melakukan perjalanan udara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: Traveling Hemat dengan Tips Dapat Tiket Pesawat Murah
Kalau dihitung secara rata-rata, sebanyak 183 ribu orang yang terbang dari dan ke Bandara Soetta setiap harinya.
Sedangkan menurut data dari PT Angkasa Pura, ada sekitar 1.300 pesawat yang terbang dan mendarat di bandara ini setiap hari.
Itu berarti setidaknya ada satu penerbangan setiap 70 detik dan mengalahkan Bandara Changi Singapura yang melayani satu penerbangan setiap 80 detik.
Fasilitas Soeta
Selain itu, sejumlah fasilitas juga terus ditambah, khususnya sarana transportasi. Â Sebelumnya, perjalanan menuju bandara hanya bisa diakses dengan mobil atau sepeda motor.
Sedangkan transportasi umum yang diperbolehkan masuk ke area bandara hanyalah taksi dan bus Damri.
Bandara Soekarno-Hatta pun telah dilengkapi dengan Skytrain. Skytrain merupakan kereta yang memiliki bentuk mirip kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) tapi memiliki sistem otomatis sehingga tidak perlu ada masinis untuk mengendalikannya.
Baca juga: Tips Agar Tidak Lama Antre Taksi Di Bandara
Selain skytrain, fasilitas lain yang dibangun untuk meningkatkan kenyaman pengunjung bandara adalah dengan adanya kereta bandara.
KA Bandara Soekarno-Hatta memiliki rute sepanjang 37,6 kilometer dan melayani rute Stasiun Manggarai – Stasiun Sudirman Baru- Stasiun Duri- Stasiun Batu Ceper – Stasiun Bandara Soekarno-Hatta dengan jarak tempuh 55 menit.
Dengan begitu, orang-orang yang ingin bepergian dengan pesawat tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke bandara.
Airport Rent
Berbicara soal transportasi ke bandara, di era yang serba digital dan online, Anda pun diberi banyak kemudahan dan kenyamanan.
Movic kini memiliki layanan baru yang disebut dengan Airport Rent. Airport Rent ini adalah layanan terbaru dari Movic, aplikasi rental mobil yang menghubungkan pemilik dan penyewanya secara online dari PT Astra Digital Internasional. Aplikasi ini tersedia dan dapat diunduh di smartphone berbasis Android dan iOS.
Airport Rent ini sudah tersedia di 7 bandara yang telah masuk dalam aplikasi Movic.
- Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta (CGK)
- Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta (JOG)
- Bandara Internasional Achmad Yani, Semarang (SRG)
- Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru (PKU)
- Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta (HLP)
- Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandund (BDO)
- Bandara Internasional Hang Nadim, Batam (BTH)
Layanan Airport Rent dari Movic ini tersedia di terminal kedatangan, khusus di Bandara Soekarno-Hatta berada di Terminal 1, 2, dan 3.
Baca juga: Movic Luncurkan Airport Rent, Begini Cara Menggunakannya
Dengan Airport Rent, kamu bisa melakukan perjalanan, misalnya, dari Bandara Soekarno-Hatta ke rumah, apartemen, kantor, dan sebagainya, atau juga sebaliknya. Aman, nyaman, langsung di depan!
Yang membedakan tarif Airport Rent dari Movic dengan transportasi umum, baik online atau konvensional adalah harga yang bersaing.
Bahkan harga yang ditawarkan sudah termasuk tarif tol dan parkir. Selama perjalanan pulang kamu bisa memanfaatkan waktu untuk istirahat sejenak.
Selain itu, Movic juga sudah menjadi official partner dengan Golden Bird. Sebagai gambaran, Movic dengan Golden Bird akan memberikan kamu tarif pulang pergi cuma Rp 60.000.
Menggunakan Airport Rent dijamin pasti lebih cepat, hemat, dan nyaman! Mau? Ayo coba Airport Rent, download Movic sekarang!