Review Otomotif
Sejarah Daihatsu Taft, dari Kancil hingga Rocky
Daihatsu Taft bisa dibilang SUV ikonik pada era 80-90an. Nah, berikut adalah sejarah Daihatsu Taft dari masa ke masa.
Banyak yang percaya Tough Almighty Four-wheel Touring merupakan kepanjangan dari nama Taft pada Daihatsu Taff sebagai sport utility vehicle (SUV) ikonik pada era 80-90an.
Di luar Indonesia, Daihatsu Taft juga dikenal dengan nama Daihatsu Wildcat, Daihatsu Scat, atau Daihatsu Rugger.
Meski sedikit ada kemiripan, perlu diingat, secara linimasa, Daihatsu Taft adalah produk yang berbeda dengan Daihatsu Feroza.
Dari lahir, Daihatsu Taft yang terkenal dengan SUV boxy ini sudah menggunakan penggerak empat roda. Selain itu, Daihatsu Taft pun memiliki varian mesin bensin dan diesel.
Sementara, Daihatsu Feroza tersedia mesin bensin dengan penggerak dua roda saja. Daihatsu Taft lebih dulu mengaspal di dunia ketimbang saudaranya itu.
Nah, ini dia sejarah Daihatsu Taft dari masa ke masa.
Generasi pertama
Di Jepang, Daihatsu Taft pertama kali “dilahirkan” pada tahun 1974 dengan kode F10.
Mobil tersebut dibekali mesin bensin dengan konfigurasi empat silinder karburator berkapasitas 958 cc atau dibulatkan menjadi 1.000 cc. Tenaga disalurkan transmisi manual empat percepatan ke empat roda dengan transfer case dual-range.
Pada zamannya sudah termasuk yang bertenaga dengan 57 daya kuda. Daihatsu Taft generasi pertama yang hadir di Indonesia pada 1976 dan berjuluk Taft Kancil ini dapat berlari dari 0 hingga 100 kilometer per jam dengan durasi 37,9 detik.
Pada tahun 1977 ada perubahan yang dilakukan pada Daihatsu Taft dengan mesin berkapasitas 1.587 cc dengan kode F20. Sayang model ini tidak masuk Indonesia.
Daihatsu Taft generasi pertama berakhir pada tahun 1979. Dinamakan Taft Kancil karena mobil ini memiliki desain yang mungil namun mesinnya bandel.
Generasi kedua
Tahun 1979 hadirlah generasi kedua Daihatsu Taft di Indonesia. Basisnya masih sama dengan yang sebelumnya, namun sekarang diberi kode F50.
Secara eksterior, tetap mengotak dengan lampu bulat. Hampir semua bagian mobil ini terbuat dari plat besi, beda sekali dengan mobil zaman sekarang.
Mobil ini juga banyak dipakai instansi pemerintah sebagai kendaraan operasional atau dinas di berbagai proyek di Indonesia.
Di balik kapnya dibenamkan mesin diesel empat silinder segaris indirect injection DG berkapasitas 2.530 cc. Mesin tersebut mampu menyemburkan tenaga hingga 74 daya kuda.
Daihatsu Taft ini mendapat julukan Taft Kebo. Julukan kebo atau kata tidak baku dari kerbau ini didapat karena ada emblem bergambar binatang ini pada pintu belakangnya.
Hal ini juga selaras dengan tenaga dan kekuatannya. Tenaga yang dihasilkan mesinnya terbilang cukup tangguh untuk melibas jalan raya dan off-road pada masa itu.
Tidak hanya itu, mobil ini juga tahan banting, mesinnya bandel, dan irit.
Masa bakti generasi kedua berakhir pada tahun 1985. Selama masa baktinya tersedia dua varian, yaitu dengan atap keras dan model removable resin top yang dikenal sebagai Taft Hunter.
Generasi ketiga
Usai pensiunnya generasi kedua, hadirlah Daihatsu Taft generasi ketiga yang memiliki masa bakti terlama, mulai 1985 hingga 1995.
Tampil dengan desain dan mesin baru, Daihatsu Taft dengan kode F70 ini populer dengan nama Taft GT.
Mesin diesel yang digunakan lebih besar dan bertenaga daripada sebelumnya dengan kode DL41 berkapasitas 2.765 cc berteknologi indirect injection. Tenaga mencapai 72 daya kuda, mesin ini menggunakan timing gear sebagai penggerak katupnya dengan pompa injeksi in-line.
Pada tahun 1988, mesin diesel berkode DL41 digantikan oleh mesin diesel generasi berikutnya yaitu DL42 dengan kapasitas yang sama. Bedanya, mesin DL42 menggunakan timing belt sebagai penggerak katup dengan pompa injeksi rotari yang menggantikan pompa injeksi in-line. Setelah itu, pada tahun 1991, juga terdapat pembaruan transmisi manual yang semula hanya empat percepatan, lalu menjadi lima percepatan.
Semua F70 yang beredar menggunakan penggerak empat roda. Sebab ada dua varian F70, yakni Short Wheelbase (SWB) dan Long Wheel base (LWB) yang diperkenalkan pada 1986. Namun, varian LWB hanya diperkenalkan dalam tipe pikap (RPR) saja.
Varian SWB dijual hingga 1995, sedang tipe RPR sampai 2007.
Selain F70, Di Indonesia Daihatsu juga meluncurkan Daihatsu Taft dengan kode F69 atau dikenal sebagai Daihatsu Hiline yang diperkenalkan pada tahun 1986.
Tidak hanya itu, pada tahun 1988, Daihatsu meluncurkan versi baru dari Taft yang diberi kode F75 atau populer disebut sebagai Daihatsu Rocky yang memiliki atap removable terbuat dari resin dengan medium-wheelbase. Mesin yang digunakan adalah mesin diesel DL42.
Generasi keempat
Pada 1995, F70 digantikan dengan Daihatsu Taft berkode F73 atau yang juga dikenal sebagai Taft Independent.
Disebut demikian karena F73 memakai suspensi independen (independent front suspension) untuk roda depan dan gardan solid dengan per keong untuk roda belakang.
Sedangkan untuk bagian mesin, masih menggunakan mesin diesel DL42 dengan transmisi manual lima percepatan.
Desainnya tidak berbeda dengan generasi sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan generasi pertama dan kedua, F70 dan F73 mengalami perubahan yang signifikan.
Kedua generasi terakhir memiliki bodi yang lebih bongsor dengan lampu utama yang kini menjadi kotak.
Selain F73, Daihatsu juga meluncurkan Daihatsu Rocky generasi terbaru yang diberi kode F78.
F78 ini memiliki konfigurasi mesin yang sama dengan F73, suspensi independen, serta penggerak empat roda. Yang membedakan keduanya hanyalah sumbu rodanya saja.
Sayangnya, sejarah Daihatsu Taft harus berakhir di sini. Pada 2007 produksi dan penjualan Daihatsu Taft di Indonesia dihentikan oleh PT Astra Daihatsu Motor.
Untuk penggemar mobil klasik, pasti bakal tahu bahkan hafal julukan Daihatsu Taft dari masing-masing generasi.
Kalau Anda cek bekasnya, untuk Daihatsu Taft hasil restorasi dan mulus harga pun bisa jauh di atas rata-rata. Fantastis!