Berita Terbaru
Sejarah Hari Raya Idul Adha dan Tradisinya di Indonesia
Ada beberapa tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam merayakan Hari Raya Kurban, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Sesaat lagi umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha, atau Hari Raya Kurban yang jatuh pada tanggal 11 Agustus 2019 dalam kalender masehi. Sedangkan pada kalender Islam, Idul Adha dirayakan setiap 10 Zulhijah.
Hari besar yang dirayakan setiap tahun ini memiliki sejarah yang sangat dramatis. Awalnya, Idul Adha berangkat dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an surat Ash – Shaffat ayat 101 – 110.
Kala itu, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar diberikan seorang anak yang baik dan sholeh. Lalu, Allah SWT mengabulkan doa tersebut melalui rahim istri kedua Nabi Ibrahim, yaitu Siti Hajar. Bayi yang dilahirkan tersebut diberi nama Ismail, yang juga diangkat menjadi seorang Nabi.
Ismail tumbuh menjadi anak yang baik, sholeh, taat kepada orang tua, dan penyabar, sama seperti ayahnya. Namun, kesabaran Ismail dan ayahnya mendapat ujian dari Allah SWT. Pada suatu hari, Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail, anak yang sudah didambakannya sejak lama.
Mimpi itu datang bukan hanya sekali, tetapi selama tiga malam berturut-turut. Lalu, Ibrahim meyakini bahwa mimpi itu adalah wahyu dari Allah SWT. Singkat cerita, Ibrahim mengatakan mimpi tersebut kepada Ismail dan menanyakan bagaimana pendapatnya.
“Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka, fikirkanlah apa pendapatmu?” tanya Ibrahim kepada Ismail.
Tanpa ragu dan berfikir panjang, Ismail menyetujui rencana penyembelihan itu. Ia meyakini ayahnya untuk mengerjakan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT, termasuk menyembelihnya.
“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Insha Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar,” jawab Ismail.
Akhirnya, Ibrahim dan Ismail setuju mengenai hal tersebut. Lalu, mereka menyiapkan segala macam persiapan untuk proses penyembelihan Ismail. Setelah persiapan selesai, Ibrahim berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan kekuatan saat menyembelih Ismail.
Proses penyembelihan mulai dilakukan. Ibrahim mengikat kedua tangan dan kaki Ismail, setelah itu dibaringkanlah Ismail di atas lantai. Lalu, Ibrahim mengambil parang tajam yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Dengan berat hati dan berlinang air mata, Ibrahim akhirnya benar-benar menyembelih Ismail tepat ditanggal 10 Zulhijah. Namun, parang tajam yang digunakan untuk menyembelih selalu terpental dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap Ismail.
Ismail berfikir, mungkin hal itu terjadi karena tangan dan kakinya diikat. Maka dari itu, ia meminta ayahnya untuk melepas ikatan tersebut. Setelah itu, Ibrahim mencoba untuk menyembelih Ismail lagi. Tapi usaha kedua itu juga menemui kegagalan. Ismail masih tidak mempan disembelih.
Ternyata, itu terjadi karena Allah telah mengatur segala sesuatunya. Sebagai gantinya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih seekor hewan sembelihan yang besar. Tidak bisa dipastikan apa yang disembelih oleh Nabi Ibrahim, namun ada pendapat dari beberapa ulama yang mengatakan bahwa hewan tersebut adalah kambing yang hidup di daerah timur tengah.
Kisah kesabaran kedua Nabi itulah yang menjadi sejarah dari Idul Adha. Ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail dibalas oleh Allah SWT dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Hal ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya taat kepada Allah SWT.
Selain itu Idul Adha juga dikenal dengan waktu beribadah haji. Ibadah haji ini juga memiliki sejarahnya.
Tradisi Hari Raya Kurban di Indonesia
Begitulah sejarah terjadinya Hari Raya Idul Adha yang selalu dirayakan oleh umat Islam. Berkat kesabaran dari anak dan ayah menghadapi cobaan dari Allah SWT, terjadilah hari besar yang diperingati oleh umat Islam setiap tahunnya.
Bahkan, saat ini, Lebaran Kurban sudah memiliki tradisi di setiap negara, salah satunya di Indonesia. Ada beberapa tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam merayakan Hari Raya Kurban, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Tradisi Apitan
Tradisi ini dilakukan di daerah Sampangan, Semarang, Jawa Tengah. Sebelum Idul Adha datang, masyarakat Semarang akan mengarak tumpeng dan hasil bumi di jalan raya sebagai bentuk syukur mereka terhadap rezeki yang telah diberikan Allah SWT.
Sebagai informasi, Tradisi Apitan ini biasanya lebih dikenal dengan nama Sedekah Bumi Apitan.
Tradisi Manten Sapi
Manten Sapi atau pengantin sapi juga diadakan sehari sebelum hari Idul Adha oleh masyarakat Pasuruan, Jawa Timur. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya.
Jadi, semua hewan kurban akan dirias layaknya pengantin. Mulai dari pengalungan bunga tujuh rupa, sampai dengan dibalut kain putih agar terlihat menawan saat dikurbankan. Setelah dirias, hewan-hewan itu diserahkan kepada panitia kurban.
Tradisi Grebeg Gunungan
Terakhir adalah tradisi Grebeg Gunungan yang digelar oleh Keraton Yogyakarta menjelang Idul Adha. Tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun ini dimulai dengan mengarak tiga buah gunungan yang berisi berbagai makanan, dimulai dari halaman keraton sampai ke masjid.
Setelah itu, warga yang hadir boleh mengambil isi gunungan yang sudah didoakan. Warga Yogyakarta percaya bahwa makanan di tradisi Grebeg Gunungan tersebut dapat mendatangkan berkah.
Itulah sejarah Idul Adha dan beberapa tradisinya yang ada di Indonesia. Nah, apakah di daerah Anda juga memiliki tradisi khusus saat akan merayakan Hari Raya Idul Adha?