#NostalgiaMobilTua
Sejarah Toyota Corona dari Generasi ke Generasi
Nama Corona pasti sudah tidak asing lagi di telinga pecinta otomotif. Untuk itu, yuk bernostalgia dengan generasi Toyota Corona.
Jauh sebelum virus corona menyebar di dunia, pecinta otomotif di Indonesia telah mengenal Toyota Corona. Nama Corona diambil dari bahasa latin yang berarti mahkota. Sebelum lahir Toyota Camry, Toyota Corona adalah salah satu mobil mewah kelas menengah produksi produsen otomotif asal Jepang.
Sementara untuk pasar ekspor khususnya Eropa, Toyota Corona lebih dikenal dengan nama Toyota Carina. Toyota Corona dibawa oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) pada periode 1970an, hampir bersamaan dengan Toyota Corolla.
Baca juga: Mengenal Toyota Corolla dari Generasi ke Generasi
Sedan ini sukses mengaspal di tanah air hingga generasi ke sembilan atau dikenal dengan Toyota Corona Absolute.
Toyota Corona sudah berhenti diproduksi sejak tahun 2003. Bagaimana kisahnya? Yuk, ketahui sejarah Toyota Corona dari generasi ke generasi.
Generasi pertama
Bila dibandingkan dengan Corolla, Corona generasi pertama lebih dahulu diproduksi oleh Toyota, tepatnya Mei 1957 dengan kode ST10.
ST10 hadir sebagai pengisi pasar sedan kecil empat pintu, sedangkan untuk sedan yang lebih besar Toyota sudah menghadirkan Toyota Crown.
Sejarah Toyota Corona generasi awal menggunakan mesin 997 cc bertenaga 42 daya kuda tiga percepatan manual dengan beberapa komponen diambil dari Toyota Crown. Corona dapat melaju hingga kecepatan maksimum 105 kilometer per jam.
Baca juga: Lebih Dekat Mengenal Toyota Supra dari Generasi ke Generasi
Bentuknya masih sangat sederhana dengan lampu bulat di depan dan grille besar. Lalu ditopang oleh strukur rangka bodi monokok serta supensi double wishbone. Berat totalnya hanya 960 kilogram saja.
Generasi pertama yang dikenal juga dengan nama Toyopet Corona ini mendapat ubahan minor di tahun 1958 dan berakhir pada 1960.
Generasi kedua
Sejarah Toyota Corona generasi kedua lahir pada Maret 1960. Di dunia dikenal juga dengan nama Toyota Tiara, Toyopet Coronaline, atau Toyota 1900.
Dari segi dapur pacu, Toyota Corona generasi kedua mendapat ubahan yang signifikan dengan kapasitas 1.500 cc seperti yang digunakan pada Toyota Crown dan diklaim dapat melesat hingga kecepatan 110 kilometer per jam.
Toyota mengadopsi bentuk eksterior dari Ford Tundherbird untuk mobil ini. Hal tersebut terlihat dari rumah lampu depan dan belakangnya yang lancip vertikal.
Baca juga: Mengenal Sejarah BMW Seri 5 dari Masa ke Masa
Pada ajang Tokyo Motor Show tahun 1963, Toyota memamerkan versi konsep mobil ini yang disebut Corona 1500S Convertible, Corona 1900S Sporty Sedan, dan Corona Sports Coupe.
Selain itu, diproduksi juga Toyota Corona single cabin yang mampu mengangkat muatan pada bak di bagian belakangnya.
Generasi ketiga
Sejarah Toyota Corona generasi ketiga dimulai pada September 1964, tepatnya sebulan sebelum di mulainya Olimpiade Musim Panas Ke-18 yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang.
Kali ini, Toyota menggaet desainer otomotif asal Italia Battista Farina untuk merancang Corona. Tidak heran bila bentuknya lumayan berbeda dengan kedua kakaknya.
Adopsi gaya Eropa yang elegan terlihat jelas pada generasi ini, seperti bentuknya kotak dinamis, empat buah lampu utama yang bulat, bumper besi berlapis krom depan dan belakang, atap landai, serta desain lampu belakang horizontal.
Tidak hanya sedan empat pintu, ada juga model lain dari Toyota Corona generasi ketiga, yaitu wagon lima pintu, coupe dua pintu, dan single cabin atau pick-up.
Baca juga: Legenda Mobil Sport Era 90an, Toyota Celica dan Toyota Supra
Kemudian, Toyota Corona generasi tiga hadir dengan kapasitas mesin 1.200cc dan 1.500 cc. Ada juga versi sprot dengan mesin 1.600 cc yang diproduksi pada tahun 1967 di Jepang dan dikenal dengan Toyota Corona 1600GT.
Pada September 1968 hadir Toyota Corona Mark II, facelift dari generasi ini, namun dengan bodi yang lebih besar dan dinamis.
Generasi keempat
Pada generasi ini adalah sejarah Toyota Corona pertama kali hadir di Indonesia. Toyota Corona generasi empat dikenalkan pada Februari 1970 dan dirakit di dalam negeri oleh TAM di kawasan Tanjung Priok.
Hadirnya sejarah Toyota Corona di dalam negeri memberi pilihan lain di samping Toyota Corolla, yakni sedan empat pintu yang lebih besar dan nyaman, serta menyasar kalangan menengah atas kala itu.
Dibanding generasi sebelumnya, memang bentuk dari generasi empat ini lebih besar namun tetap membawa kesan sebagai mobil yang elegan.
Empat buah lampu bulat pada bagian depan masih dipertahankan, hanya bentuk grille-nya lebih kecil. Sementara di bagian belakang, lampunya menggunakan desain bertumpuk dua lapis.
Baca juga: Ternyata Sejarah Wiper Mobil Pernah Dianggap Berbahaya
Toyota juga sudah mulai memperhatikan efisiensi konsumsi bahan bakar, sehingga mengadopsi mesin konfigurasi OHV atau overhead valve dan SOHC.
Kapasitas mesin yang ditawarkan bervariasi, mulai 1.300 cc, 1.500 cc, 1.600 cc, 1.700 cc, 1.900 cc, hingga 2.000 cc. Namun yang ada di Indonesia hanya varian 1.500 dan 1.600 cc
Selain sedan empat pintu, Toyota memproduksi Corona jenis wagon dan coupe dua pintu untuk pasar global.
Terdapat keunikan pada Corona generasi ini, yakni letak lubang tangki bahan bakar yang posisinya ada di balik plat nomor belakang. Sementara coupe, mobil ini berbagi platform dengan Toyota Celica.
Generasi lima
Eksistensi Sejarah Toyota Corona di Indonesia berlanjut ke generasi lima. Generasi berkode T100 ini mulai dikenalkan pada Agustus 1973.
Pilihan kapasitas mesinnya semakin bervariasi. Selain dua yang sudah ada, hadir juga pilihan mesin berkapasitas 2.000 cc untuk melawan pasar Honda Accord pada saat itu.
Secara bentuk tidak jauh berbeda, namun generasi kelima sudah makin membulat. Sedangkan di pasar global juga hadir Toyota Corona 2000GT dengan mesin 18R-G twin cam.
Mesin naturally aspirated ini memakai dua karburator Mikuni Solex 40mm. Transmisinya memakai model synchromesh milik Porsche dengan 5 percepatan manual. Gardannya juga diberi limited slip differential untuk mendapatkan traksi yang lebih baik.
Baca juga: Sejarah Toyota Camry, Mobil Wajib Pejabat Negara
Dengan konfigurasi itu, mobil ini dapat melesat hingga kecepatan 200 kilometer per jam. Cukup kencang di zamannya.
Generasi keenam
Perubahan bentuk secara signifikan kembali terjadi pada Toyota Corona generasi keenam. Dengan kode T130, mobil ini pertama kali dikenalkan di Jepang pada Agustus 1978.
Bentuknya kembali kotak dengan garis-garis tegas. Lampu utama pada bagian depan berubah, dari bulat menjadi persegi sebanyak empat buah mengikuti desain grille-nya.
Senada dengan bagian depan, tampilan belakang pun demikian, lampunya melebar berbentuk persegi panjang dua tingkat.
Corona hadir dengan mesin berkapasitas 2.000 cc, dan pada 1981 di Indonesia tersedia varian Toyota Corona dengan mesin berkapasitas 1.800 cc.
Baca juga: Sejarah “Mobil Penculik” yang Melegenda di Indonesia
Untuk kenyamanan, mobil ini dibekali dengan suspensi MacPherson strut independent di bagian depan, trailing arm di bagian belakang, serta rem cakram.
Selain jenis sedan, generasi keenam tersedia pula jenis wagon dan liftback empat pintu untuk pasar global.
Generasi tujuh
Januari 1982, Toyota Corona hadir kembali dengan desain baru sebagai generasi ketujuhnya. Lampu depan yang tadinya terpisah, kini menjadi one piece, meski tetap mempertahankan bentuk persegi panjang. Layaknya mobil sedan di era itu. Ini jadi generasi terakhir dari Toyota Corona yang menggunakan penggerak roda belakang.
Sebagai informasi, di negara seperti Kosta Rika, Hong Kong, Jepang, Makau, Panama, dan Singapora, model dengan kode T140 ini dijadikan armada taksi.
Sementara pada tahun 1983, generasi ketujuh ini mendapat ubahan minor, khususnya di bagian mesin dengan penggerak roda depan atau dikenal dengan nama T150 FF, dan jadi mobil pertama buatan Jepang yang memakai indikator temperatur digital.
Baca juga: Sejarah Toyota Starlet hingga Berevolusi Menjadi Toyota Yaris
Pada generasi inilah Toyota Corona yang dipasarkan di Eropa berganti dengan nama Toyota Carina.
Sementara di Indonesia, Toyota Corona generasi ketujuh tersedia dalam varian GL dan versi facelift yang disebut EX Saloon dengan kapasitas mesin 1.600 cc.
Generasi delapan
Desain modern sudah tampak di Toyota Corona generasi ke delapan. Lampu utama kotak sudah berganti dengan desain yang dinamis menyatu dengan grille.
Sementara lampu belakangnya memanjang dari ujung ke ujung hingga menutupi bagian bagasi. Desain ini juga yang menjadi ciri khas di generasi ketujuh.
Khusus untuk jenis coupe berbasis Toyota Celica, tidak dijual di Indonesia. Bedanya, lampu depan yang pop up diganti model fixed.
Sebenarnya, generasi kedelapan yang hadir pada tahun 1987 ini adalah pengembangan generasi ketujuh yang sudah menggunakan penggerak depan. Bahasa kekiniannya adalah major facelift, terutama bagian eksterior.
Di Indonesia, generasi ini hadir dengan varian EX Saloon mesin berkapasitas 2.000 cc twin cam injeksi dengan tenaga 126 daya kuda yang melegenda. Ada juga varian mesin berkapasitas 1.600 cc.
Baca juga: Sejarah Daihatsu Taft, dari Kancil hingga Rocky
Selain dinilai hemat bahan bakar, mobil ini juga termasuk mewah dan nyaman pada zamannya. Fiturnya pun mumpuni dengan power window, panel instrumen digital, serta bahan soft touch di dashboard dan door trim.
Generasi sembilan
Dikenalkan pada Maret 1992, generasi kesembilan ini bila di Indonesia sering disebut dengan Toyora Corona Absolute. Secara bentuk eksterior mobil ini terbilang bongsor bila dibanding dengan saudaranya Toyota Great Corolla.
Desainnya lebih modern dan membulat. Fitur terkini juga hadir seperti pengaturan spion otomatis, audio dengan CD dan tweeter, serta pengaturan AC lengkap.
Terdapat dua pilihan mesin yang ditawarkan, yakni berkapasitas 1.600 cc dan 2.000 cc. Kala itu, mobil ini terbilang mewah, sehingga tidak heran sering dijadikan sebagai kendaraan dinas pemerintahan di tanah air.
Toyota Corona Absolute mengalami facelift pada pertengahan tahun 1994, yaitu desain baru pada bumper depan dan belakang, dengan tambahan lis plastik hitam serta plat nomor belakang yang semula di bumper pindah ke bagasi, sehingga desain lampu belakang tidak lagi memanjang.
Baca juga: Nostalgia, Mobil Era 90an yang Pernah Jadi Kendaraan Favorit Mudik
Facelift kedua terjadi pada tahun 1996. Perubahannya adalah bumper depan dan belakang kembali seperti sebelum facelift pertama, namun dibuat sedikit lebih panjang.
Selanjutnya, terdapat perubahan pada grille depan, desain lampu belakang, dan emblem Toyota dipindahkan ke atas kap mesin.
Sebenarnya ada generasi kesepuluh yang disebut Toyota Corolla Premio dengan masa bakti 1996-2001 dan generasi kesebelas yang dibuat khusus untuk pasar Eropa dengan nama Toyota Avensis pada 1997-2003.
Sayangnya, meski cukup lama beredar, produksi sejarah Toyota Corona harus berhenti pada tahun 1998 di Indonesia. Untuk menggantikannya, TAM menghadirkan Toyota Camry sebagai sedan mewah.
Di pasar mobil bekas, harga Toyota Corona bervariasi. Harga termahal merupakan jenis wagon yang memang populasinya sangat langka di Indonesia.
Dari total sembilan generasi Toyota Corona, generasi mana yang pernah kamu miliki?