Review Otomotif
Teknologi Pengisi Daya Nirkabel untuk Mobil Listrik, Benarkah Telah Ada?
Mobil listrik saat ini untuk melakukan pengisian dayanya sudah semakin canggih, salah satunya dengan daya nirkabel. Sudah ada?
Perkembangan mobil listrik memang cukup pesat beberapa waktu belakangan ini, termasuk juga dengan teknologi yang disematkan. Salah satunya adalah teknologi pengisian daya yang bakal mengikuti perkembangan seperti pada ponsel pintar.
Saat ini diketahui banyak pihak yang ingin ciptakan teknologi nirkabel atau wireless charging untuk mobil listrik. Bahkan tidak menutup kemungkinan teknologi tersebut juga didukung teknologi fast charging.
Fitur pengisi daya cepat sebetulnya bukan hal baru bagi kendaraan listrik. Fitur ini sudah berkembang beberapa tahun belakangan dan tidak disarankan untuk dipakai terlalu sering. Saat ini mobil listrik amat bergantung pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Mobil jenis ini butuh waktu 4 jam mengisi daya slow charging di SPKLU, sedangkan jika menggunakan teknologi fast charging hanya butuh sekitar 30-40 menit.
Keberadaan SPKLU bagi mobil listrik
Beberapa bengkel resmi di Jakarta juga menawarkan SPKLU jadi pengguna tak perlu khawatir lagi saat berkendara. Biaya mengisi daya di lokasi SPKLU Pertamina menjadi Rp 2.475 per kWh.
Misalnya saat mengisi daya mobil listrik menggunakan colokan tipe DC CCS2 dengan output daya 50 kW (fast charging). Untuk isi daya selama 30 menit dengan total pengisian baterai sekitar 23,38 kWh dikenakan biaya sebesar Rp58.000.
Baca juga: Mobil Pejabat Lewat Bahu Jalan Tol, Bolehkah Ditilang?
Salah satu keuntungan mengisi daya pada SPKLU atau charging station adalah waktu yang lebih cepat daripada di rumah. Terbaru, sebuah perusahaan teknologi kelistrikan nirkabel asal Amerika Serikat, yakni WiTricity, mencoba ciptakan gagasan pengisian daya secara nirkabel untuk kendaraan listrik.
WiTricity dalam pengembangan temuannya memiliki visi agar di masa depan pengisian daya listrik untuk kendaraan bisa sama mudahnya seperti saat pengendara memarkir mobil.
Cara kerja wireless charging mobil listrik
Pada paparan resminya, WiTricity menyebutkan jika pengisian nirkabel untuk mobil listrik yang akan berjalan lewat rangkaian tiga perangkat utama. Perangkat tersebut adalah Wall Box, Charging Pad, dan Vehicle Receiver.
Baca juga: Simak Ya, Alternatif Jalur Lalu Lintas Saat KTT ASEAN Digelar
Secara lebih detail, Wall Box yang berfungsi sebagai perangkat pertama yang memiliki bekerja untuk menampung muatan listrik berdaya tinggi. Lalu kemudian dikirim ke perangkat selanjutnya yakni Charging Pad atau bantalan pengisian daya.
Pada bantalan pengisian daya tersebut memiliki peran untuk mengubah muatan listrik dari Wall Box. Nantinya akan menjadi medan magnet yang dapat digunakan untuk mentransfer energi dimana daya energi tersebut digunakan secara nirkabel melalui Power Pad atau papan daya.
Papan daya tersebut akan terpasang receiver yang akan menjadi titik tumpu bagi kendaraan untuk parkir dalam posisi mengisi daya secara nirkabel.
Membutuhkan waktu satu jam pengisian daya
VP Engineering WiTricity, Steve Ganem menyebut jika terobosan ini cukup dicapai dengan satu jam pengisian daya. “Sistem (pengisian nirkabel WiTricity) akan mampu memberikan kendaraan listrik jarak tempuh sejauh 64 kilometer dalam satu kali pengisian per jamnya” ujar Steve Ganem.
Baca juga: Waktu Operasional LRT Tidak Sampai Malam, Catat Jadwalnya
Namun, terobosan teknologi wireless charging kendaraan listrik WiTricty sendiri masih dalam tahap beta. Tesla Mode 3 jadi salah satu mobil yang di uji coba dalam teknologi ini.
Meski baru diuji coba pada Tesla, tidak menutup kemungkinan teknologi ini dapat digunakan pada mobil listrik pabrikan Asia seperti Toyota bZ4X hingga andalan Eropa seperti BMW iX.
Saat ini, Tesla juga telah membangun supercharger yang bisa digunakan untuk mobil listrik lainnya di Belanda. Proyek ambisius ini dimulai dengan membuka 10 stasiun pengisian.
Bagaimana menurut kamu mengenai teknologi pengisian baterai Mobil listrik? Tertarik memilikinya?