Berita Terbaru
Waspadai Mengemudi Ugal-ugalan di Jalan Tol Bisa Sebabkan Pecah Ban
Kondisi pecah ban tidak hanya karena usia pakai kadaluarsa. Perilaku ugalan-ugalan dalam berkendara juga bisa jadi penyebabnya.
Viral di media sosial dengan pemberitaan kecelakaan di tol karena pecah ban yang terjadi pada seorang pengendara Toyota Innova. Dalam rekaman video yang beredar, mobil Toyota Innova berjalan zig zag dan bermanuver secara mendadak.
Dalam keterangan video disebutkan saat melaju di bahu jalan ban belakang Toyota Innova pecah. Namun tidak diterangkan lebih lanjut bagaimana nasib mobil berwarna hitam yang melaju ugal-ugalan tersebut.
Berita itu kemudian membuat banyak orang waspada, terutama yang memiliki kendaraan roda empat. Apalagi libur Lebaran segera tiba. Sempat ada kekhawatiran, akan mengalami kejadian pecah ban seperti yang menimpa Toyota Innova tadi saat mudik.
Baca juga: Fungsi Bahu Jalan Tol, Bukan Buat Menyalip dengan Arogan
Jangan takut. Bila mudik di libur Lebaran ini kamu berkendara dengan normal, mematuhi batas kecepatan dan mobil dalam kondisi prima, dijamin kamu tidak akan mengalami pecah ban di jalan tol.
Penyebab utama pecah ban di jalan tol
Peristiwa pecah ban mobil bisa menimpa siapa saja dan di mana saja. Untuk menghindari hal tersebut, kamu perlu mengetahui beberapa hal yang bisa menyebabkan hal tersebut.Â
- Kurang tekanan udara. Jangan sepelekan tekanan udara pada ban mobil. Rutin memeriksa tekanan udara ban mobil sebelum dipakai beraktivitas. Pastikan tekanan udara di ban sesuai rekomendasi pabrik kendaraan.Â
- Jarang dirawat. Perlakukan ban sama seperti komponen lain pada mobil. Seperti merawat dan mengecek kondisi tapak ban dan membersihkan kotoran yang menempel di sela-sela solnya. Misalnya saja kerikil atau pecahan kaca yang bila terlalu lama akan menusuk lapisan dasar tapak ban.Â
- Tertusuk benda tajam dan keras yang tidak sengaja terlindas.
- Perlakuan keras seperti mengerem mendadak, melakukan manuver kasar, ngebut, bisa jadi penyebab terjadinya pecah ban.Â
- Kondisi fisik ban sudah aus atau tipis, ditambah membawa muatan berlebih, pecah ban bisa tak terelakkan.Â
- Modifikasi ban dan kaki-kaki yang tidak memperhitungkan faktor keamanan. Padahal hal ini tidak boleh dilakukan n sembarangan karena bisa berisiko celaka.Â
- Tambalan cacing juga jadi faktor penyebab pecah ban. Tambal ban mobil ini tidak sempurna menutup lubang pada ban bocor. Jika diteruskan bisa membuat membuat karat pada kawat ban dan risiko fatal.
Lakukan ini saat mengalami pecah ban
Jika mengalami keadaan genting seperti itu, sulit memang untuk berpikir dan bertindak cepat menyelamatkan diri. Kebanyakan pengemudi justru panik dan tak tahu harus berbuat apa-apa selain menginjak rem. Hal ini ternyata salah!
Baca juga: 6 Tanda Ban Mobil Harus Diganti Secepatnya
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, menjelaskan, panik saat mobil alami pecah ban itu manusiawi. Tapi tetap mesti menanamkan operasional yang benar dalam kondisi darurat.
“Kebiasaan yang dilakukan dan salah yaitu mengandalkan rem untuk berhenti dan tidak menguasai teknik dasar saat emergency,” ucap Sony dikutip Kompas.com.
Teknik yang benar, kata Sony, justru jangan mengerem karena itu menyebabkan kecelakaan di tol seperi mobil terguling, tergelincir dan mencelakai pengguna jalan lainnya.
Baca juga: Perjalanan Mudik Bawa Barang di Atap Mobil, Apakah Boleh?
Saat terjadi pecah ban, pengemudi sebaiknya cukup melepas kaki dari pedal gas dan membiarkan engine brake.
“Tindakan reaktif saat pecah ban, pertama, tahan kemudi ke arah depan. Kendaraan biasanya meluncur ke arah ban yang pecah, sehingga pengemudi cenderung mau injak rem,” terang Sony.
Setelah itu segera nyalakan lampu sein dan arahkan kendaraan perlahan ke lajur aman atau di sisi kiri jalan.
Apa itu defensive driving?
Untuk menghindari segala risiko kecelakaan di tol dan jalan-jalan lainnya, penting bagi kamu memahami perilaku defensive driving.
Baca juga: Fakta Ban Mobil Listrik, Benarkah Teknologinya Berbeda?
Defensive driving secara umum dapat diartikan sebagai sikap pengemudi yang mengutamakan kewaspadaan dan keselamatan dirinya dan pengguna jalan lain.
Dengan kata lain, saat melakukan defensive driving maka perilaku berkendara ugal-ugalan dan membahayakan tidak akan terjadi.
Pengemudi yang menerapkan perilaku ini akan lebih sabar di jalan, termasuk saat menghadapi kondisi lane hogger. Apa yang dimaksud dengan kondisi lane hogger?
Baca juga: Mudik Pakai Toyota Avanza, Full Tank BBM Sampai Mana?
Ini adalah kondisi seorang pengendara yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan statis dan tetap berada di lajur kanan, itulah lane hogger.Â
Ingat untuk menerapkan prinsip defensive driving saat berkendara utamanya saat mudik libur Lebaran, ya. Utamakan keselamatan dan menghormati hak sesama pengguna jalan. Gunakan selalu sabuk keselamatan dan patuhi batas kecepatan di jalan tol.